Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Mempertahankan Eksistensi Bahasa Indonesia di La Rochelle
4 Maret 2018 13:46 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:11 WIB
Tulisan dari Alex Rudini Sulaiman tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Jika mendengar kata Perancis maka yang akan terlintas di benak kita adalah Paris, Menara Eiffel dan Mode haute couture.
ADVERTISEMENT
Tapi pernahkah Anda mendengar tentang kota La Rochelle ? La Rochelle adalah kota yang terletak di sebelah barat Perancis, di tepian samudera Atlantik, 500 km dari ibukota Perancis.
Sekilas La Rochelle terdengar seperti kota biasa namun kota ini ternyata merupakan kota yang ‘dekat’ dengan Indonesia.
Ya, di sini, Indonesia memang terasa dekat karena di Université de La Rochelle terdapat jurusan Bahasa Indonesia yang diajarkan di program Strata 1 (S1) hingga Strata 2 (S2). Maka jangan heran jika sedang berjalan-jalan di pusat kota La Rochelle Anda kemungkinan dapat disapa oleh orang Perancis dalam bahasa Indonesia.
Kedekatan yang dirintis sejak lama
Université de La Rochelle (ULR) mulai mengajarkan bahasa Indonesia sejak tahun 1996 sebagai bentuk dari strategi pengembangan kerja sama ke wilayah Asia Pasifik. Indonesia, bersama dengan Tiongkok dan Korea Selatan, menjadi tiga negara yang ditetapkan sebagai negara tujuan kerja sama di Asia.
ADVERTISEMENT
Strategi look to the east tersebut kemudian diterjemahkan lebih lanjut dengan mendirikan Institut Asia Pasifik yang bertugas untuk melakukan kerja sama antar universitas. ULR telah memiliki kerja sama dengan beberapa universitas negeri dan swasta di Indonesia seperti Universitas Padjadjaran, Universitas Gadjah Mada, Universitas Sebelas Maret, Universitas Surabaya, Universitas Pendidikan Ganesha, dan Universitas Halu Oleo. Selain itu, terdapat juga program double degree dengan Universitas Diponegoro dan program kerja sama dengan Universitas Indonesia dalam kerangka "Multilingual surveillance of social networks".
Kedekatan dengan dengan Indonesia tidak hanya pada tingkat akademik tetapi juga pada tingkat pemerintah daerah. Pemerintah kota (Pemkot) La Rochelle memiliki kerja sama desentralisasi dengan Pemkot Kendari sejak tahun 2011.
Program kerja sama antar kedua kota tersebut bertujuan untuk memberikan bantuan keahlian dan pelatihan yang menjadi expertise kota La Rochelle yang meliputi bidang penyediaan air, pengelolaan sampah, pelestarian lingkungan hidup, pengembangan pelabuhan komersial, dan sektor pariwisata.
ADVERTISEMENT
Minat terhadap Bahasa Indonesia yang menurun
Meski terdapat koneksi yang erat pada tingkat akademik dan pemerintah daerah antara La Rochelle dengan Indonesia namun sayangnya minat mahasiswa Perancis terhadap Bahasa Indonesia tiap tahunnya semakin mengecil. Saat ini hanya terdapat 80 mahasiswa Perancis di tingkat S1 dan S2 yang mengambil program studi Bahasa Indonesia.
Menurunnya minat tersebut mungkin disebabkan karena pengajaran Bahasa Indonesia di ULR tidak didukung dengan adanya lembaga kebudayaan yang menjadi instrumen promosi pendidikan budaya nusantara kepada masyarakat setempat.
Sebagai contoh, Tiongkok, yang bahasanya diajarkan di ULR sejak awal, mendirikan Institut Confusius di La Rochelle karena melihat adanya peluang yang sangat besar dalam pengembangan pengajaran Bahasa Mandarin di kota pelajar ini. Selain memberikan pengajaran bahasa Mandarin, Institut ini bertugas memperkenalkan kebudayaan negara Tiongkok. Institut Confucius pun kerap membuat kegiatan kebudayaan di kampus dan aktif bekerja sama dengan pemkot La Rochelle untuk memasukkan program pendidikan bahasa Mandarin di sekolah negeri tingkat dasar hingga atas lengkap dengan pengajar native speaker. Dengan strategi tersebut maka tidak heran jika jurusan Bahasa Mandarin memiliki jumlah mahasiswa terbanyak di Fakultas Bahasa Asing ULR.
ADVERTISEMENT
Hal serupa juga dilakukan oleh Korea. Dengan semangat untuk menyebarkan Korean wave secara global maka sejak September 2015 Pemerintah Korea Selatan secara resmi membuka King Sejong Institute di Fakultas Sastra ULR. Hal ini tentunya membuka peluang lebih besar untuk pengembangan pengajaran Bahasa Korea dan budaya Korea ke Perancis khususnya di La Rochelle.
Untuk itu mungkin sudah saatnya Indonesia mulai memikirkan strategi untuk mendirikan pusat budaya Indonesia atau Warung Indonesia yang dapat membina ʺkehadiranʺ Indonesia di universitas-universitas luar negeri yang mengajarkan Bahasa Indonesia.
Dengan adanya pusat budaya Indonesia ini diharapkan minat untuk mempelajari Bahasa Indonesia pada mahasiswa di ULR dapat meningkat dan secara tidak langsung dapat menyebarkan kebudayaan Indonesia di La Rochelle dan Perancis pada umumnya.
ADVERTISEMENT