Melawan Deforestasi Melalui Kurikulum Merdeka dan P5

Alexander Johan  Wahyudi
Alexander Johan Wahyudi, kelahiran Cirebon 1989. Pengajar bahasa, sastra, dan jurnalistik SMA Trinitas Bandung. Alumni Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Penulis aktif di media massa online. Menulis untuk proses kreatif dan menebar informasi.
Konten dari Pengguna
30 Maret 2023 6:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alexander Johan Wahyudi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Reboisasi untuk kelangsungan hidup di masa depan. Foto: dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Reboisasi untuk kelangsungan hidup di masa depan. Foto: dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Pada tahun ajaran 2022/2023, Kurikulum Merdeka menjadi salah satu opsi kurikulum yang dapat dipilih oleh satuan pendidikan selain Kurikulum 2013 dan Kurikulum Darurat. Dilansir dari situs web BBPMP Provinsi Jawa Tengah, Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan saintifik yang lebih fokus pada kegiatan intrakurikuler dalam pembelajaran sedangkan Kurikulum Merdeka menggunakan pembelajaran intrakurikuler dan kokurikuler melalui Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5).
ADVERTISEMENT
Di dalam P5, peserta didik diajak untuk memperkuat pemahaman mereka terhadap hal-hal yang pernah dipelajari dengan tema yang dipilih pengajar mereka. Di dalam buku Panduan Pengembangan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila yang dikeluarkan oleh BSKAP Kemendikbudristek, terdapat banyak tema yang disediakan pemerintah bagi pengajar untuk dijalankan dalam kegiatan P5. Salah satu dari tema yang tersedia tersebut adalah gaya hidup berkelanjutan.
Gaya hidup berkelanjutan merupakan tema yang memiliki tujuan untuk memperdalam pemahaman peserta didik mengenai dampak aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang, terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan sekitarnya. Di dalam tema ini, peserta didik diajak untuk membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan memitigasinya. Kita dapat menginterpretasikan bahwa tema ini ingin menyoroti kondisi Indonesia dan dunia yang dilanda berbagai masalah lingkungan yang dapat mengancam kelangsungan kehidupan di bumi bila tidak ditangani, contohnya adalah deforestasi.
ADVERTISEMENT
Deforestasi atau lebih dikenal dengan nama penggundulan hutan merupakan sebuah kegiatan dimana pohon-pohon dan vegetasi di sekitarnya disingkirkan dan lahan kosong yang dihasilkan dialihfungsikan untuk kegiatan manusia. Organisasi Pangan dan Pertanian memperkirakan bahwa sekitar 10 juta hektar hutan ditebang setiap tahunnya. Hal ini merupakan hal yang mengkhawatirkan karena hutan memainkan peran penting dalam siklus karbon dengan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dihirup manusia. Selain oksigen, hutan juga berperan sebagai tempat resapan air, pencegah erosi, dan habitat bagi satwa liar. Masalah deforestasi merupakan masalah serius yang tidak hanya melanda Indonesia tetapi dunia, dengan adanya tema gaya hidup berkelanjutan, kegiatan P5 membuka kesempatan bagi para peserta didik dan pengajar untuk ikut serta dalam usaha melawan deforestasi. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan mengadakan reboisasi.
ADVERTISEMENT
Reboisasi merupakan salah satu kegiatan yang dapat dilakukan oleh institusi pendidikan untuk menjalankan program P5 mereka bila memilih tema gaya hidup berkelanjutan. Contohnya adalah kegiatan reboisasi di wilayah Kamojang yang dilakukan oleh SMA Trinitas Bandung. Pada Kamis (16/03/2023) dalam kegiatan yang bertema “SMA Trinitas Goes to Save the Ecosystem and Heal the Earth”, peserta didik dan pengajar SMA Trinitas Bandung beserta Sr. Priska selaku ketua yayasan dan Sr. Susan selaku kepala sekolah dengan pendampingan dari BKSDA dan Perhutani melakukan penanaman dengan jumlah sekitar 300 pohon dan pelepasan burung ke dalam hutan. Ketua panitia kegiatan tersebut, Bapak Irwan Faisal mengatakan dalam wawancara bahwa sekolah mengadakan reboisasi di lokasi tersebut karena maraknya aksi perambahan hutan oleh warga sekitar dan wilayah Kamojang merupakan daerah resapan air yang vital untuk Kota Bandung.
ADVERTISEMENT
Ia juga menambahkan bahwa sekolah mengadakan kegiatan P5 di Kamojang karena tersediannya tempat-tempat seperti Pusat Konservasi Elang Kamojang (PKEK) serta industri kopi dan jamur yang dapat dikunjungi peserta didik untuk memperdalam pengetahuan mereka mengenai ekosistem hutan. Selain SMA Trinitas Bandung, banyak institusi pendidikan lain yang mengadakan reboisasi dalam rangka menjalankan kegiatan P5 mereka.
Aksi reboisasi yang dilakukan oleh SMA Trinitas Bandung dan institusi pendidikan lainnya yang mengadopsi Kurikulum Merdeka merupakan bukti nyata bahwa program P5 sukses dalam meningkatkan kesadaran dunia pendidikan Indonesia dalam masalah lingkungan terutama deforestasi yang mengancam kehidupan berkelanjutan di bumi ini. Mengutip perkataan dari seorang filsuf Prancis Jean-Jacques Rousseau, “Alam telah membuat manusia menjadi bahagia dan baik, tetapi masyarakat mencelakakan dia dan membuatnya sengsara.” Kurikulum Merdeka melalui P5 merupakan sarana bagi para peserta didik dan penerus bangsa untuk ikut serta dalam usaha melestarikan alam terutama hutan yang telah memberikan kita kehidupan.
ADVERTISEMENT
Damianus Terryosano Satria Putra Heru, siswa kelas X SMA TRINITAS Bandung. Aktif dalam ekstrakurikuler jurnalistik sekolah. Menulis dan menginspirasi.