Konten dari Pengguna
Tubuh Kita Ternyata Dipenuhi Makhluk Lain: Mengenal Dunia Rahasia Microbiome
3 November 2025 18:00 WIB
·
waktu baca 4 menit
Kiriman Pengguna
Tubuh Kita Ternyata Dipenuhi Makhluk Lain: Mengenal Dunia Rahasia Microbiome
Tubuhmu ternyata bukan sepenuhnya milikmu. Ada triliunan makhluk kecil yang hidup di dalamnya dan ikut mengatur hidupmu. Yuk, cari tahu siapa mereka sebenarnya!Alexandrina Victoria Kumala
Tulisan dari Alexandrina Victoria Kumala tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Pernahkah kamu berpikir bahwa tubuhmu mungkin bukan sepenuhnya milikmu? Faktanya, tubuh manusia bukan sekadar kumpulan sel manusia. Di dalamnya hidup berdampingan triliunan mikroorganisme seperti bakteri, virus, dan jamur yang membentuk dunia kecil bernama microbiome.
ADVERTISEMENT
Menurut penelitian yang dipublikasikan di Nature Reviews Microbiology, jumlah sel mikroba di tubuh manusia hampir setara dengan jumlah sel manusia sendiri. Berat totalnya bahkan bisa mencapai 1–2 kilogram, hampir seberat otak kita.
Artinya, secara teknis kita bukan cuma individu biologis, tapi juga sebuah ekosistem berjalan. Tubuh kita bukan kerajaan tunggal, melainkan republik mikro yang kompleks dan selalu aktif.
Apa Itu Microbiome dan Di Mana Mereka Berada
Microbiome adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan seluruh komunitas mikroorganisme yang hidup di tubuh manusia, lengkap dengan materi genetiknya. Mereka tidak hanya menetap di usus, tetapi juga di kulit, mulut, paru-paru, hingga mata.
Namun, “pemain utama”nya ada di usus besar, yang kerap disebut sebagai planet mikro karena memiliki populasi terbesar. Di sana hidup sekitar 100 triliun mikroba dari ribuan spesies berbeda. Mikroba-mikroba ini bekerja tanpa henti untuk membantu kita mencerna makanan, memproduksi vitamin, dan melatih sistem kekebalan tubuh.
ADVERTISEMENT
Penelitian dari Harvard Medical School menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen sistem imun manusia dipengaruhi oleh keseimbangan microbiome di usus. Jika komunitas mikro ini terganggu, sistem imun kita bisa ikut kacau.
Dari Pencernaan Hingga Emosi: Microbiome Mengatur Lebih Banyak dari yang Kita Sangka
Microbiome tidak hanya berperan dalam proses pencernaan. Sejumlah penelitian menemukan bahwa mikroba di usus memiliki hubungan langsung dengan otak melalui sistem yang disebut gut-brain axis.
Mikroba tertentu dapat menghasilkan neurotransmiter seperti serotonin dan dopamin, zat kimia yang berperan penting dalam mengatur suasana hati dan rasa bahagia. Artinya, perasaan cemas, stres, atau bahkan depresi bisa jadi bukan semata masalah psikologis, melainkan juga akibat dari ketidakseimbangan ekosistem kecil di dalam tubuh kita.
ADVERTISEMENT
Sebuah studi dari University of California, Los Angeles (UCLA), menunjukkan bahwa perempuan yang rutin mengonsumsi yogurt dengan kultur bakteri hidup memiliki aktivitas otak yang berbeda di area pengatur emosi dibandingkan dengan mereka yang tidak. Temuan ini menunjukkan bahwa apa yang kita makan dapat mengubah cara otak merespons dunia di sekitar.
Tubuh Kita: Kolaborasi Makhluk Mikro
Tubuh kita berfungsi berkat kerja sama antara sel manusia dan triliunan sel nonmanusia. Mereka ibarat rekan kerja tak terlihat yang membantu menjaga keseimbangan sistem tubuh.
Ketika microbiome berada dalam kondisi seimbang, tubuh terasa sehat dan bertenaga. Namun, saat ekosistem itu terganggu, misalnya akibat konsumsi antibiotik berlebihan, pola makan yang tidak sehat, atau stres kronis, dampaknya bisa sangat luas. Kita dapat mengalami gangguan pencernaan, alergi, atau bahkan perubahan suasana hati.
ADVERTISEMENT
Para ilmuwan kini bahkan menyebut microbiome sebagai “organ baru”. Bukan karena bentuk fisiknya, melainkan karena perannya yang sangat vital bagi kehidupan. Tanpa mereka, tubuh manusia tidak akan berfungsi secara normal.
Cara Menjaga Microbiome Tetap Seimbang
Kabar baiknya, kita bisa menjaga hubungan baik dengan para penghuni mikro di dalam tubuh. Berikut beberapa langkah sederhana yang didukung oleh penelitian ilmiah.
1. Konsumsi makanan fermentasi
Contohnya yogurt, tempe, kimchi, atau kefir. Makanan ini mengandung probiotik, yaitu mikroba baik yang dapat menambah keanekaragaman di usus.
2. Perbanyak serat dari buah dan sayur
Serat berfungsi sebagai “makanan” bagi mikroba baik. Tanpa serat, mereka bisa kekurangan nutrisi. Ekosistem pun menjadi tidak seimbang.
3. Batasi penggunaan antibiotik tanpa resep dokter
Antibiotik tidak hanya membunuh bakteri jahat, tetapi juga bakteri baik. Gunakan hanya ketika benar-benar diperlukan.
ADVERTISEMENT
4. Kurangi stres
Penelitian menunjukkan bahwa stres kronis dapat mengubah komposisi microbiome dan menurunkan daya tahan tubuh.
5. Tidur cukup dan rutin beraktivitas fisik
Pola hidup yang seimbang membantu microbiome bekerja secara optimal serta menjaga sistem imun tetap stabil.
Lebih dari Sekadar Fakta Biologis
Microbiome mengubah cara kita memahami diri sendiri. Dulu, manusia dianggap sebagai individu tunggal dengan kendali penuh atas tubuhnya. Kini kita tahu bahwa kita hanyalah rumah bagi miliaran kehidupan lain yang ikut menentukan siapa diri kita.
Pandangan ini mengajarkan kerendahan hati. Bahkan di tingkat biologis, kita tidak benar-benar bisa berdiri sendiri. Kesehatan, suasana hati, hingga cara berpikir kita merupakan hasil kolaborasi rumit antara manusia dan makhluk mikro yang hidup berdampingan sejak kita lahir.
Penutup: Dunia Besar di Dalam Tubuh
Mungkin selama ini kita sibuk mencari kehidupan di luar angkasa, tanpa menyadari bahwa di dalam tubuh kita sendiri sudah ada alam semesta kecil yang penuh kehidupan. Triliunan mikroba bekerja tanpa pamrih setiap detik untuk mencerna makanan, menjaga kekebalan, menenangkan pikiran, dan memastikan tubuh berfungsi sebagaimana mestinya.
ADVERTISEMENT
Mereka memang tidak terlihat, tetapi keberadaannya menentukan segalanya. Jadi, lain kali saat kamu makan sehat, tidur cukup, atau berusaha lebih tenang, ingatlah bahwa kamu sedang merawat bukan hanya dirimu sendiri, tetapi juga jutaan makhluk kecil yang hidup bersamamu dalam satu tubuh, satu ekosistem, satu kehidupan.

