Konten dari Pengguna

Kupas Singkat Peradaban Islam Di Negeri Andalusi

Ahmad Kada Alfainji Ulinnuha
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
18 Juni 2024 10:45 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Kada Alfainji Ulinnuha tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Granada, AL, España foto: https://www.pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Granada, AL, España foto: https://www.pexels.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Andalusia, yang sekarang Spanyol adalah salah satu kota peradaban peninggalan kekuasaan Islam yang tak kalah besar pengaruhnya bagi peradaban dunia, khususnya bagi perkembangan Eropa. Banyak sejarawan mengatakan bahwa kemajuan-kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, dan bidang lainnya yang direngkuh oleh Eropa tidak bisa dipisahkan dari dampak pencapaian-pencapaian yang digagas oleh umat Islam di Spanyol.
ADVERTISEMENT
Sejarawan ternama Bernard Lewis dalam bukunya "What Went Wrong?" (2006) mengatakan "Andalusia, di bawah kekuasaan Islam, menjadi pusat peradaban dan intelektualitas di Eropa selama berabad-abad. Kemajuan dalam sains, filsafat, seni, dan arsitektur di Andalusia melampaui pencapaian Eropa pada masa itu."
María Rosa Menocal dalam karyanya "The Ornament of the World" (2002) mengatakan "Pertukaran ilmu pengetahuan dan budaya yang terjadi di Andalusia secara signifikan memengaruhi perkembangan peradaban Islam dan Eropa. Sehingga, Andalusia menjadi penghubung peradaban kedua teritori tersebut”.
Jeremy T. Jackson dalam bukunya "Islamic Spain A Golden Age" (2017) mengatakan "Andalusia, di bawah naungan Islam, menjelma menjadi mercusuar peradaban dan ilmu pengetahuan yang menerangi Eropa selama berabad-abad."
Dengan demikian, Andalusia tidak hanya memberikan warisan sejarah yang kaya, tetapi juga membuktikan bahwa kolaborasi budaya dan intelektual antara berbagai peradaban dapat menghasilkan kemajuan yang luar biasa bagi umat manusia.
ADVERTISEMENT
Sejarah Masuknya Islam di Eropa
Ilustrasi Thariq Ibnu Ziyad, penakluk Andalusi foto: https://www.1zoom.me
Pada abad ke-8, Islam mulai menyebar ke wilayah Eropa melalui penaklukan Semenanjung Iberia oleh Bani Umayyah di bawah pimpinan Walid bin Abdul Malik. Penaklukan ini mencakup Spanyol, Portugal, Andora, Gibraltar, dan sebagian wilayah Perancis. Keberadaan Islam di wilayah ini tidak hanya mempengaruhi sejarah Spanyol, tetapi juga mencapai puncak kejayaannya. Namun, Islam kemudian diusir dari Spanyol pada abad ke-15 setelah Kerajaan Granada jatuh ke tangan pasukan Kristen.
Masuknya Islam di Negeri Andalusi
Pada awalnya, usaha penaklukan Spanyol dimulai oleh Tharif bin Malik, yang diutus oleh Gubernur Afrika Utara Musa bin Nushair. Dengan empat kapal, Tharif bin Malik menyeberangi selat antara Maroko dan Eropa untuk melancarkan penaklukan. Setelah serbuan pertama oleh Tharif bin Malik, Musa bin Nushair kemudian mengirim Thariq bin Ziyad pada tahun 711 untuk melanjutkan estafet penaklukan. Dengan pasukan sekitar 7.000 orang, Thariq bin Ziyad berhasil merebut Jabal Thariq, yang kini dikenal sebagai Gibraltar. Setelah berhasil merebut Gibraltar, pasukan Islam dengan lancar mengambil alih kendali atas kota-kota di Spanyol, termasuk Cordoba, Granada, Toledo, Sevilla, Zaragoza, dan wilayah Navarre. Karenanya, Tharif Ibnu Malik, Thariq Ibnu Ziyad, dab Musa Ibnu Nushair diakui sebagai salah satu tokoh yang telah memperkenalkan Islam pertama kali di Spanyol.
ADVERTISEMENT
Keberhasilan cepat pasukan Islam dalam merebut wilayah di atas dipengaruhi oleh sejumlah faktor ekstern, seperti sikap intoleransi Kerajaan Visigoth di Toledo terhadap agama-agama selain Kristen. Disintegrasi politik dan ketidakseimbangan sosial-ekonomi pada akhirnya memudahkan kekalahan Kerajaan Visigoth, sehingga Spanyol jatuh ke tangan kekuasaan Islam.
Peradaban Islam di Andalusi
Setelah Islam berhasil menguasai Spanyol, Abdurahman, Salah satu keturunan Bani Umayyah yang melarikan diri akibat Revolusi Abbasiyah mendirikan pemerintahan baru di Cordoba pada tahun 756 M. Pada masa pemerintahan Umayyah ini, Spanyol menjadi pusat kekuasaan Islam yang maju dan mengedepankan toleransi. Pemerintahan Bani Umayyah sangat menghargai kebebasan beragama bagi semua orang. Kordoba berkembang menjadi kota metropolitan yang terkemuka di Eropa pada masa itu, berkat kontribusinya dalam ilmu pengetahuan.
ADVERTISEMENT
Menurut sejarawan Spanyol, pada masa kekuasaan Islam terdapat sekitar 700 masjid, 60.000 kastil, dan 70 perpustakaan di Spanyol. Kemajuan ilmu pengetahuan yang dicapai di Spanyol pada periode ini menarik banyak pelajar dan akademisi dari berbagai belahan dunia untuk belajar di Granada, Kordoba, Sevilla, dan Toledo.
masjid cordoba foto: https://wall.alphacoders.com
a. Kemajuan Intelektual
Cordova menjadi pusat ilmu pengetahuan di Eropa pada abad ke-10 M. Di sana terdapat sebuah Universitas dan perpustakaan yang besar yang kemudian menjadi tumpuan pelajar dari seluruh dunia khususnya Eropa. Di samping itu, kota-kota besar lain yang menjadi fokus utama ilmu pengetahuan di Andalusia meliputi Sevilla, Toledo, dan Granada. Di Toledo, contohnya, terlihat adanya sebuah unit terjemahan yang mengkhususkan diri dalam menerjemahkan karya-karya dari bahasa Yunani ke bahasa Arab.
ADVERTISEMENT
b. Filsafat
Pada masa pemerintahan Al-Hakam (961-976 M), Andalusia mengalami impor yang signifikan dari karya ilmiah dan filsafat Timur, yang pada akhirnya membantu melahirkan tokoh-tokoh besar di berbagai bidang. Salah satu figur terkemuka dalam sejarah filsafat Spanyol adalah Ibn Bajjah, yang lahir di Saragoza. Dia terkenal karena karyanya dalam filsafat yang berjudul Tadbir al-Mutawahhid. Selanjutnya, ada Ibn Rusyd dari Cordova, yang merupakan salah satu pengikut terbesar Aristoteles dalam dunia Filsafat Islam. Salah satu karyanya yang paling terkenal dan masih relevan hingga saat ini adalah "Tahafut al-Tahafut".
c. Sains
Di Andalusia, ilmu-ilmu kedokteran, seni musik, matematika, astronomi, kimia, dan berbagai disiplin ilmu lainnya berkembang pesat. Beberapa tokoh terkenal dalam bidang mereka antara lain: Abbas Ibnu Farnas, seorang ahli kimia dan astronomi; Ibrahim Ibnu Yahya Al-Naqqas, pakar astronomi; Ahmad Ibn Abbas, dokter atau apoteker terkemuka;. Sementara itu, Ibnu Jubair (1145-1217 M), Ibn Batuthah (1304-1377 M), dan Ibnu Khatib (1317-1374 M) adalah tokoh terkenal dalam bidang sejarah, dan masih banyak lagi tokoh scientist lainya yang terkemuka di bidang yang mereka-mereka geluti.
ADVERTISEMENT
d. Fiqh
Dalam ilmu fiqih, Andalusia adalah pusat pengembangan Mazhab Maliki. Mazhab ini pertama kali diperkenalkan oleh Ziyad Ibn Abd Al-Rahman. Tokoh-tokoh seperti Ibnu Yahya, Abu Bakar Al-Quthiyah, Mundzir Ibn Sa’id Al-Baluthi, dan Ibn Hazm juga memiliki pengaruh besar dalam ilmu fiqih di Andalusia.
e. Musik dan Kesenian
Di Andalusia, Islam mencapai kecemerlangan dalam seni musik dan seni suara. Salah satu tokoh terkenal dalam bidang ini adalah Al-Hasan Ibnu Nafi yang dikenal dengan nama Zaryab. Zaryab terkenal sebagai seorang musisi yang ahli dalam menggubah lagu-lagu.
f. Bahasa dan Sastra
Di Andalusia, Bahasa Arab menjadi bahasa administrasi utama dalam pemerintahan Islam, menggantikan posisi bahasa Spanyol. Yang penulis rasakan dengan penuh heran, dan baru tahu sekarang adalah bahwa ada seorang ulama yang terkenal yang dari Spanyol dengan karya beliau yang sangat fundamen, karena karya beliau sering dikaji di kalangan pesantren, terkhusus Indonesia adalah Syekh Muhammad bin Abdullan bin Malik, sering dikenal sebagai Imam Ibnu Malik, dengan karya beliau Alfiyah Ibnu Malik.
ADVERTISEMENT
Alfiyah Ibnu Malik telah menjadi karya yang sangat terkenal dan populer di kalangan santri dan pelajar Muslim karena membantu dalam memahami aturan-aturan Bahasa Arab. Secara keseluruhan, Alfiyah Ibnu Malik membahas prinsip-prinsip kaidah gramatikal dalam Bahasa Arab dan sering disebut sebagai Nahwu Shorof.
Andalusia, yang kini merupakan bagian dari Spanyol, menjadi peninggalan besar peradaban Islam yang sangat berpengaruh bagi perkembangan Eropa dan dunia. Pada masa kejayaannya, Andalusia di bawah kekuasaan Islam menjadi pusat peradaban, ilmu pengetahuan, dan keintelektualan yang melebihi pencapaian Eropa pada masanya. Kota-kota seperti Cordoba, Granada, Sevilla, dan Toledo menjadi pusat-pusat ilmu pengetahuan, filsafat, dan seni yang menarik pelajar dan ilmuwan dari seluruh dunia.
Karya-karya monumental dari tokoh-tokoh terkemuka mencerminkan pencapaian tinggi dalam pemikiran dan ilmu pengetahuan yang mempengaruhi tidak hanya masa itu, tetapi juga warisan peradaban manusia secara keseluruhan. Kesuksesan ini menunjukkan bahwa kolaborasi antar peradaban dapat menghasilkan kemajuan yang luar biasa bagi umat manusia, serta memberikan warisan sejarah yang kaya dan berharga bagi dunia saat ini.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Al Khateeb, Firas. (2016). Sejarah Islam Yang Hilang: Menelusuri Kembali Kejayaan Muslim pada Masa Lalu. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Sudarsono. (2004). Filsafat Islam. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Badri Yatim. (2003). Sejarah Peradaban Islam: Dirasah Islamiyah II. PT. Raja Grafindo Persada.