Konten dari Pengguna

Mahasiswa Tahun Pertama Kesulitan Beradaptasi?

Alfa Wijaya Kusuma
Mahasiswa di Universitas Airlangga, Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris
30 Desember 2024 17:43 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfa Wijaya Kusuma tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Proses PKKMB Mahasiswa baru Universitas Airlangga angkatan 2024, sumber : dokumen pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Proses PKKMB Mahasiswa baru Universitas Airlangga angkatan 2024, sumber : dokumen pribadi
ADVERTISEMENT
Proses penyesuaian diri di lingkungan perguruan tinggi sering adalah sesuatu yang harusdilakukan oleh siswa yang beranjak menjadi mahasiswa tahun pertama. Kenapa? Karena metode belajar maupun atmosfer kehidupan kuliah itu berbeda dengan kehidupan masa SMA, cara dosen mengajar yang menuntut para mahasiswa harus aktif dalam kelas, seperti mengajukan pertanyaan dan harus berani mengajukan pendapatnya di dalam kelas, belum lagi bagi para mahasiswa perantauan yang kuliah di luar kota asalnya, dia juga harus menyesuaikan kehidupannya dikota yang baru dan juga budaya baru dan Bahasa baru yang belum pernah ia temui.
ADVERTISEMENT
Sebagai mahasiswa tahun pertama yang baru memasuki dunia perkuliahan dan juga berasal dari luar kota, saya juga merasakan bagaimana sulitnya menghadapi hal ini. Mulai dari perbedaan Bahasa, perbedaan budaya, perbedaan waktu yang cukup signifikan, dan ngemanage diri sendiri untuk tidak boros. Lalu, bagaimana cara saya menghadapi proses penyesuaian ini?
Penelitian yang dilakukan oleh Robtoham (2008) menunjukkan bahwa mahasiswa tahun pertama banyak mengalami masalah dalam beban belajar yang lebih berat dan juga tuntutan untuk mandiri. Mereka tertekan karena perbedaan system penilaian, perbedaan cara berlajar dan kurangnya interaksi secara langsung dengan dosen. Membiasakan hal ini tentu saja memerlukan waktu yang tidak sebentar serta strategi yang tepat. Seperti, pengaturan waktu yang baik, terus aktif mencari bantuan jika mendapati kesulitan, serta mengembangkan keterampilan belajar.
ADVERTISEMENT
Selain factor akademis, mahasiswa tingkat pertama juga harus mengadaptasikan dirinya di lingkungan baru, terutama bagi yang kuliah diluar kota. Mereka harus beradaptasi dengan tinggal jauh dari orang tua, beragamnya budaya baru yang ia temui dan juga beradaptasi dengan teman-teman yang juga berasal dari berbagai daerah dan berbagai latar belakang budaya. Penelitian yang dilakukan oleh Pascarella dan Terenzini (2005) menunjukkan bahwa transisi sosial ini bisa memengaruhi kesejahteraan psikologis mahasiswa. Mereka yang kesulitan menemukan teman atau merasa terasing cenderung mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dan lebih sulit untuk beradaptasi.
Perubahan kehiduan pada masa kuliah menimbulkan berbagai perasaan campur aduk. Mulai dari rasa takut, cemas, bahkan kesepian yang diderita oleh mahasiswa yang belum beradaptasi dengan kehidupan kampus. Menurut penelitian oleh American College Health Association (ACHA), lebih dari 60% mahasiswa melaporkan mengalami kecemasan yang cukup tinggi, terutama di tahun pertama. Kecemasan ini sering dipicu oleh berbagai faktor, mulai dari kekhawatiran tentang prestasi akademik hingga masalah sosial dan finansial.
ADVERTISEMENT
Untuk mengatasi hal ini, mahasiswa perlu belajar untuk mengenali dan mengelola emosi mereka. Kampus biasanya menyediakan berbagai layanan dukungan mental seperti konseling atau kelompok dukungan yang dapat membantu mahasiswa mengatasi stres dan kecemasan. Selain itu, menjaga keseimbangan antara akademik, sosial, dan waktu pribadi sangat penting dalam menjaga kesehatan mental seorang mahasiswa baru.