Konten dari Pengguna

Membangun Budaya Kerja Hybrid yang Sukses

Alfi Ariyandi
Saya adalah mahasiswa aktif UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi Manajemen
23 Juni 2024 14:48 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfi Ariyandi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi virtual meeting (sumber: https://www.istockphoto.com/id)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi virtual meeting (sumber: https://www.istockphoto.com/id)
ADVERTISEMENT
Pasca pandemi Covid-19, dunia kerja telah mengalami transformasi besar. Model kerja hybrid, yang menggabungkan bekerja di kantor dengan bekerja dari rumah, menjadi semakin populer. model ini juga memberikan fleksibilitas kepada karyawan, sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan work-life balance.
ADVERTISEMENT
Salah satu perusahaan yang sukses menerapkan budaya kerja hybrid adalah google, yang telah menerapkan sejak tahun 2010. Sehingga menginspirasi banyak perusahaan lain untuk mengadopsi model kerja yang serupa.
Untuk lebih memahami mengenai model kerja hybrid, berikut adalah jenis-jenis model kerja hybrid yang dapat diterapkan:
1. Fixed schedule hybrid
Karyawan membagi waktu bekerja antara bekerja dikantor dan dirumah sesuai jadwal yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Misalnya, karyawan bekerja 2-3 hari di kantor dan sisanya di rumah
2. Flexible hybrid
Memberikan kebebasan sepenuhnya kepada karyawan. Mereka dapat memilih jam dan tempat bekerja berdasarkan prioritas mereka
3. Activity-based hybrid
Pembagian waktu kerja didasarkan pada aktivitas yang akan dilakukan. Aktivitas yang membutuhkan kolaborasi mungkin dilakukan di kantor, sedangkan pekerjaan yang bersifat individual dapat dilakukan dari rumah.
ADVERTISEMENT
4. Hybrid Working Rotation
Karyawan bekerja di kantor dan di rumah secara bergantian.
Namun, model kerja hybrid juga membawa tantangan baru bagi perusahaan. Jika tantangan ini diabaikan, perusahaan berisiko mengalami miskomunikasi, penurunan produktivitas, dan hilangnya engagement karyawan.
Oleh karena itu, untuk memanfaatkan keuntungan dari model ini dan mencapai tujuan perusahaan. Membangun budaya kerja yang sukses menjadi sangat penting.

Tantangan dalam Mengelola Budaya Kerja Hybrid

Keseimbangan Kehidupan Kerja

Dalam lingkungan kerja yang fleksibel, keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi harus dijaga oleh para karyawan. Hal ini melibatkan manajemen waktu yang bijak dan memastikan tidak ada pembebanan kerja yang berlebihan.

Komunikasi dan Kolaborasi

Dalam lingkungan yang tersebar, komunikasi dan kolaborasi menjadi lebih penting. Organisasi harus memastikan adanya alat komunikasi yang efektif dan memfasilitasi kolaborasi antar tim yang berbeda.
ADVERTISEMENT

Keterlibatan dan Motivasi Karyawan

Karyawan yang bekerja secara mandiri dari rumah berpotensi mengalami kesulitan dalam menjaga keterlibatan dan motivasi. Penting bagi manajemen agar menciptakan lingkungan yang memberikan motivasi dan dukungan kepada karyawan.

Manajemen Kinerja

Dalam model hybrid, evaluasi dan pengelolaan kinerja karyawan menjadi jauh lebih kompleks. Organisasi perlu mengadopsi metode yang efektif untuk mengukur dan mengelola kinerja, tidak peduli di mana tempat kerjanya.

Budaya Perusahaan

Tantangan lain adalah menjaga budaya perusahaan yang kuat dan kohesif. Karyawan yang tersebar perlu merasa terhubung dengan nilai-nilai dan identitas perusahaan, meskipun mereka tidak berada di kantor fisik

Keuntungan Budaya Kerja Hybrid

Fleksibilitas

Kerja hybrid memberikan fleksibilitas bagi karyawan untuk memilih tempat dan waktu kerja yang sesuai dengan preferensi dan kebutuhan mereka. Sebagai contoh, mereka bisa hadir di kantor saat ada pertemuan tim atau kolaborasi, sementara bekerja dari rumah jika membutuhkan fokus yang lebih dalam pada tugas individu.
ADVERTISEMENT

Kesejahteraan Karyawan

Dengan opsi untuk bekerja dari rumah, karyawan dapat memiliki fleksibilitas yang lebih besar dalam mengatur jadwal mereka. Hal ini dapat mengurangi stres yang timbul akibat rutinitas perjalanan setiap harinya menuju kantor, serta memberikan kesempatan kepada mereka untuk lebih dekat dengan keluarga. Peningkatan kesejahteraan karyawan juga memberikan dampak yang positif terhadap produktivitas dan loyalitas.

Peningkatan Produktivitas

Hybrid working memberikan kebebasan kepada karyawan untuk memilih lingkungan yang paling cocok dengan tugas mereka. Beberapa orang merasa lebih produktif saat berada di rumah yang tenang, sementara ada juga yang memilih suasana kantor. Dengan mempertimbangkan preferensi ini, kinerja dapat ditingkatkan.

Pengurangan Biaya Operasional

Dengan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk bekerja dari rumah, perusahaan dapat mengurangi pengeluaran operasional seperti biaya listrik, air, dan bahan kantor. Di samping itu, mengurangi perjalanan ke kantor juga berdampak positif pada penghematan biaya transportasi serta waktu yang terbuang.
ADVERTISEMENT

Menarik Bakat Terbaik

Pekerjaan hybrid sangat menarik bagi individu berbakat. Karyawan yang lebih suka bekerja dari rumah atau tinggal di luar kota masih bisa berkontribusi tanpa harus relokasi ke kantor. Ini akan membantu perusahaan dalam mempertahankan dan merekrut karyawan yang berkualitas.

Strategi Membangun Budaya Kerja Hybrid yang Sukses

Membangun Kepercayaan dan Transparansi

Penting bagi manajemen untuk membangun kepercayaan dengan karyawan. Ini melibatkan komunikasi yang jujur, transparansi dalam pengambilan keputusan, dan keterbukaan terhadap masukan dari seluruh tim.

Menetapkan Ekspektasi yang Jelas

Perusahaan harus menetapkan ekspektasi yang jelas terkait komunikasi, kolaborasi, dan kinerja. Ini mencakup aturan tentang jam kerja, respons waktu, dan bagaimana mengukur produktivitas.

Memberikan Alat dan Teknologi yang Tepat

Sangat penting untuk menginvestasikan dalam alat dan teknologi yang mendukung kerja jarak jauh. Ini termasuk platform kolaborasi, alat manajemen proyek, dan infrastruktur teknologi yang memadai
ADVERTISEMENT

Mempromosikan Komunikasi yang Terbuka dan Sering

Perusahaan perlu mendorong adanya komunikasi yang aktif di antara karyawan. Proses ini dapat dilakukan melalui rapat reguler, saluran komunikasi online, dan forum diskusi.

Memberikan Peluang untuk Membangun Hubungan

Meskipun bekerja jarak jauh, penting bagi karyawan untuk tetap membangun hubungan sosial. Perusahaan dapat mengadakan acara virtual, pelatihan, atau sesi kopi daring (kopdar) untuk memfasilitasi interaksi antar karyawan.

Meninjau dan Menyempurnakan Kebijakan Secara Berkala

Budaya kerja hybrid perlu diuji ulang dan disesuaikan sesuai dengan perubahan kebutuhan. Untuk memastikan relevansi dan efektivitasnya, perusahaan harus secara rutin mengevaluasi kebijakan dan prosedurnya.
Secara keseluruhan, membangun budaya kerja hybrid yang sukses adalah perjalanan yang melibatkan seluruh pihak organisasi atau perusahaan. Dengan strategi yang tepat, manfaat dari model kerja hybrid dapat diperoleh dan dapat menghadapi kemungkinan tantangan yang akan timbul.
ADVERTISEMENT
Budaya kerja hybrid yang sukses bukan sekadar tren sesaat, tetapi merupakan sebuah perubahan berkelanjutan dengan tujuan mengantarkan organisasi ke masa depan yang lebih fleksibel, adaptif, dan kompetitif.
Alfi Ariyandi Yahya, mahasiswa Sarjana Manajemen UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.