Konten dari Pengguna

Filosofi Zoutou: Tradisi Bertukar Hadiah di Jepang

Alfia Sani Fatikhunni'mah
Mahasiswa S1 Bahasa dan Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga
4 Oktober 2024 17:20 WIB
·
waktu baca 6 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfia Sani Fatikhunni'mah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber iStock/miya227
zoom-in-whitePerbesar
Sumber iStock/miya227
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Zoutou merupakan tradisi bertukar hadiah di Jepang yang telah lama menjadi bagian penting dari kebudayaan Jepang. Tradisi ini mencerminkan rasa hormat, terima kasih atas perhatian dari orang lain dan menjaga keharmonisan hubungan. Bertukar hadiah di Jepang bukan hanya mengenai sekedar materi melainkan sebuah bentuk komunikasi untuk menjaga keharmonisan hubungan antar individu maupun antar keluarga. Filosofi zoutou telah menjadi salah satu hal penting yang mengikat sebuah hubungan sosial antar masyarakat di Jepang.
ADVERTISEMENT
Asal Usul dan Makna Zoutou
Tradisi zoutou berawal pada kebiasaan yang dilakukan oleh para peziarah membawa pulang oleh-oleh saat bepergian pada zaman Edo. Tradisi ini mengakar kuat dalam budaya Jepang yang dipengaruhi oleh ajaran Konfusianisme dan kepercayaan Shinto. Kedua ajaran ini menekankan pentingnya keseimbangan, rasa hormat, dan menjaga keharmonisan hubungan dengan sesama manusia. Bertukar hadiah digunakan sebagai simbol dalam mengekspresikan rasa terima kasih, permintaan maaf, dan niat baik. Bagi masyarakat Jepang memberikan hadiah tidak hanya tentang nilai dari hadiah tetapi juga mengandung sebuah makna untuk mengungkapkan perasaan dan membangun hubungan yang harmonis.
Filosofi utama dari zoutou adalah menjaga keseimbangan dan keharmonisan hubungan, hal ini berhubungan dengan konsep 和 [wa] yang memiliki arti “harmoni”. Dalam masyarakat Jepang menjaga “wa” merupakan hal yang sangat penting, yang artinya dalam interaksi sosial haruslah seimbang. Memberikan dan menerima hadiah adalah salah satu cara untuk memastikan tidak ada salah satu pihak yang merasa terabaikan.
Sumber: iStock/hungryworks
Jenis-Jenis Hadiah dalam Zoutou
ADVERTISEMENT
Ada beberapa kesempatan dalam memberi dan menerima hadiah, di mana tradisi zoutou dilakukan di sebuah acara-acara tertentu sekaligus jenis-jenis hadiah pada setiap acara. Menurut Maruyama (1992 : 2), ada 42 jenis hadiah musiman dan seremonial yang diberikan di Jepang. Berikut adalah beberapa jenis-jenis hadiah dalam zoutou beserta kesempatan dalam memberi dan menerima hadiah.
1. お中元 “Ochuugen” atau Hadiah Musim Panas
Ochuugen adalah tradisi memberikan hadiah pada musim panas yang berasal dari kalender Lunar Tao, yang berlangsung dari tanggal 1 Juli hingga tanggal 15 Juli. Pada saat ini masyarakat Jepang akan memberi dan menerima hadiah dari keluarga dan orang-orang terdekat untuk menunjukkan rasa terima kasih dan menjaga hubungan baik. Biasanya hadiah diberikan oleh orang muda kepada orang yang lebih tua atau dari seseorang yang memiliki jabatan lebih tinggi seperti orang tua, guru, teman, dan saudara atau atasan di tempat kerja. Ochugen adalah tentang rasa terima kasih dan dalam sejarahnya digunakan sebagai persembahan bagi para leluhur. Hadiahnya bisa berupa jenis makanan atau minuman yang dapat dinikmati pada suhu dingin karena musimnya.
ADVERTISEMENT
2. お歳暮 “Oseibo” atau Hadiah Musim Dingin
Oseibo adalah tradisi memberikan hadiah pada musim dingin yang berlangsung dari antara tanggal 1 hingga 20 Desember setiap tahunnya. Oseibo juga menunjukkan rasa terima kasih kepada orang-orang yang telah memberikan bantuan atau dukungan selama setahun terakhir. Hadiah yang diberikan saat oseibo adalah hadiah yang bisa dikonsumsi seperti makanan, teh, bir, anggur atau produk rumah tangga yang sering digunakan. Nilai-nilai dari hadiah yang diberikan tidak perlu terlalu tinggi, yang terpenting adalah niat yang tulus dalam memberikan hadiah.
3. お土産 “Omiyage” atau Hadiah Produk Lokal
Omiyage atau oleh-oleh adalah salah satu bentuk pemberian hadiah yang sangat populer di Jepang. Ketika seseorang bepergian mereka biasanya akan membawa omiyage untuk keluarga, teman, atau rekan kerja. Omiyage biasanya berupa makanan khas atau barang-barang lokal dari tempat yang dikunjungi. Pemberian omiyage dimaksudkan untuk berbagi pengalaman dengan orang-orang yang mereka sayangi. Dalam memilih hadiah omiyage sangat diperhatikan dengan sungguh-sungguh karena omiyage lebih formal.
ADVERTISEMENT
4. お返し “Okaeshi” atau Hadiah Ucapan Terima Kasih
Okaeshi adalah memberikan hadiah balasan setelah menerima hadiah, seperti dalam acara pernikahan atau ulang tahun. Okaeshi biasanya bernilai setengah dari hadiah yang diterima dan biasanya berupa alkohol, permen, atau barang-barang kecil yang berhubungan dengan rumah tangga. Okaeshi bertujuan untuk menunjukkan rasa terima kasih sekaligus menjaga keseimbangan dan keharmonisan dalam hubungan sosial.
5. 義理チョコ “Giri Choco” dan 本命チョコ “Honmei Choco”
Pada hari Valentine, tanggal 14 Februari terdapat dua jenis utama dalam memberikan cokelat di Jepang yaitu giri choco dan honmei choco. Giri choco diberikan diberikan kepada rekan kerja, teman, atau kerabat sebagai rasa terima kasih. Cokelat ini ditujukan untuk menjaga keharmonisa hubungan tanpa adanya perasaan romantis. Sedangkan honmei choco diberikan kepada orang yang spesial, sebagai tanda cinta atau kasih sayang kepada pasangan atau orang yang disukai.
Sumber: iStock/NicolasMcComber
Aturan-Aturan dalam Zoutou
ADVERTISEMENT
Zoutou memiliki beberapa aturan-aturan yang tak tertulis dalam proses pemberian hadiah. Berikut adalah beberapa aturan yang harus diperhatikan dalam zoutou.
1. Pemilihan Hadiah yang Tepat
Aspek yang sangat diperhatikan dalam zoutou adalah dalam memilih hadiah. Orang Jepang sangat memperhatikan dalam memilih hadiah yang sesuai dengan penerima. Mereka juga mempertimbangkan nilai hadiah agar tidak membuat penerima terbebani.
2. Cara Membungkus Hadiah
Membungkus hadiah merupakan bagian penting dari tradisi zoutou. Di Jepang cara membungkus hadiah dianggap sebagai bentuk seni, harus rapi dan cantik untuk menunjukkan rasa hormat kepada penerima. Pembungkusan hadiah yang indah menjadi cerminan dari penghargaan yang diberikan oleh pemberi hadiah kepada penerima.
3. Etika Memberikan dan Menerima Hadiah
Saat memberikan hadiah, orang Jepang menggunakan kedua tangan yang bertujuan untuk menunjukkan rasa sopan saat memberikan hadiah. Penerima hadiah juga akan menerima hadiah dengan menggunakan kedua tangan sambil mengucapkan terima kasih. Setelah menerima hadiah, hadiah tidak boleh langsung dibuka di depan pemberi, untuk menghindari rasa canggun dan hal itu merupakan sopan santun.
ADVERTISEMENT
Zoutou dalam Kehidupan Modern Jepang
Tradisi Zoutou masih bertahan hingga sekarang, walaupun Jepang telah menjadi negara yang maju dan modern. Menurut Befu (1984 : 40-42) terdapat 85 jenis zoutou yang ada di Jepang yang dijadikan sebagai acara bertukar hadiah, seperti saat hari valentine, kelahiran bayi, pernikahan, ochugen, oseibo, natal, omiyage, okaeshi dan masih banyak lagi. Namun mungkin tradisi zoutou tidak dilakukan terlalu ketat karena perkembangan zaman dan perbedaan cara pandang antara generasi muda dan tua. Generasi tua cenderung memegang teguh pandangan bahwa tradisi zoutou merupakan kewajiban yang harus dilaksanakan karena menyangkut sebuah harga diri, ketaatan terhadap tradisi, serta sebuah kewajiban untuk menjaga keharmonisan hubungan antar masyarakat. Sedangkan dalam pandangan generasi muda, tradisi zoutou tidak lagi dilihat sebagai sebuah kewajiban sosial untuk membalas hadiah dari orang. Tetapi bukan berarti generasi muda tidak menghargai tradisi yang telah mengakar sejak zaman dahulu. Sebagian generasi muda mulai mengurangi frekuensi dalam memberikan hadiah dan memilih hadiah yang lebih sederhana dan praktis. Perubahan ini mencerminkan bagaimana nilai-nilai tradisional beradaptasi dengan perkembangan zaman dan tetap menjunjung tinggi dalam mempertahankan harmoni dan hubungan sosial.
ADVERTISEMENT