Konten dari Pengguna

Bonus Demografi Sulawesi Tengah: Peluang Emas atau Ancaman Tersembunyi ?

Alfian Sabastya
Mahasiswa Program Studi D-III Statistika Politeknik Statistika STIS Konsentrasi Tinggi dalam Analisis data Official Statiatics
14 Januari 2025 10:08 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alfian Sabastya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Bonus Demografi Sulawesi Tengah: Peluang Emas atau Ancaman Tersembunyi?
"Bonus Demografi Indonesia: Potensi Usia Produktif untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Sosial." Gambar dihasilkan dengan teknologi AI
zoom-in-whitePerbesar
"Bonus Demografi Indonesia: Potensi Usia Produktif untuk Pertumbuhan Ekonomi dan Sosial." Gambar dihasilkan dengan teknologi AI
Bonus demografi menjadi isu yang hangat dalam beberapa tahun terakhir, karena diyakini dapat membawa dampak besar bagi masyarakat. United Nations Population Fund (UNFPA) mendefinisikan bonus demografi sebagai kondisi di mana jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun) lebih besar dibandingkan penduduk usia nonproduktif. Kondisi ini terjadi akibat menurunnya angka kelahiran yang mengurangi jumlah anak di bawah usia produktif dan menurunnya angka kematian bayi, sehingga lebih banyak bayi yang hidup hingga dewasa.
ADVERTISEMENT
Peluang Bonus Demografi bagi Sulawesi Tengah
Bonus demografi membawa potensi besar bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan dominasi penduduk usia produktif, peluang untuk meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) semakin besar melalui peningkatan produktivitas tenaga kerja. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2020, BPS mencatat Provinsi Sulawesi Tengah memiliki 68,69% penduduk dalam usia produktif, sedikit di bawah rata-rata nasional sebesar 70,25%. Kabupaten Morowali menjadi contoh sukses produktivitas tinggi di Sulawesi Tengah, didorong oleh kekayaan sumber daya alam berupa nikel yang mencakup 60% luas daratannya.
Namun, peluang ini hanya dapat dimanfaatkan jika tenaga kerja dibekali keterampilan memadai untuk bersaing di era globalisasi. Data menunjukkan bahwa produktivitas tenaga kerja Sulawesi Tengah terus meningkat sejak 2018 hingga 2020.
ADVERTISEMENT
Tantangan di Balik Bonus Demografi
Meski menawarkan peluang besar, bonus demografi juga membawa berbagai tantangan, seperti:
1. Pengangguran Usia Muda
Pengangguran usia muda (15-24 tahun) di Sulawesi Tengah mencapai 53,69% pada 2023. Tingginya angka ini disebabkan oleh ketidakseimbangan antara pertumbuhan angkatan kerja dengan ketersediaan lapangan kerja, rendahnya kualitas tenaga kerja, serta kurangnya motivasi kewirausahaan.
2. Meningkatnya Aging Population
Peningkatan usia harapan hidup telah meningkatkan jumlah penduduk lansia, yang mencapai 9,99% pada 2024. Lansia yang menjadi kepala rumah tangga mencapai 53,61%, menandakan banyak yang masih menanggung beban ekonomi keluarga. Kondisi ini membutuhkan perhatian khusus, termasuk program jaminan sosial dan kesehatan lansia.
3. Generasi Sandwich
Bonus demografi turut memunculkan generasi sandwich, yaitu individu yang harus merawat orang tua sekaligus anak-anak mereka. Rasio ketergantungan usia nonproduktif di Sulawesi Tengah mencapai 48,03%, artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung 48-49 penduduk usia nonproduktif. Tekanan ini dapat memengaruhi kesehatan mental generasi sandwich, meningkatkan risiko depresi dan kecemasan.
ADVERTISEMENT
Peran Kesehatan dalam Memanfaatkan Bonus Demografi
Keberhasilan memanfaatkan bonus demografi sangat bergantung pada kualitas kesehatan masyarakat. Tahun 2023, Sulawesi Tengah memiliki 218 puskesmas dan 45 rumah sakit yang beroperasi. Namun, hanya 121 puskesmas yang melaksanakan program santun lansia, karena keterbatasan sarana prasarana dan tenaga kesehatan yang belum terlatih. Kurangnya fasilitas, seperti alat pemeriksaan gula darah, juga menurunkan minat lansia untuk memanfaatkan layanan kesehatan.
Kesehatan mental menjadi isu krusial di Sulawesi Tengah. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2013-2018, provinsi ini menempati peringkat pertama gangguan mental di Indonesia. Kecemasan menjadi masalah paling umum, terutama pascabencana 2018. Gangguan kesehatan mental di kalangan generasi muda dapat menghambat produktivitas mereka.
Kesimpulan
Bonus demografi adalah peluang besar yang dapat meningkatkan perekonomian Sulawesi Tengah. Namun, tantangan seperti pengangguran, aging population, dan generasi sandwich membutuhkan perhatian serius. Dengan investasi yang tepat dalam pendidikan, pelatihan kerja, layanan kesehatan, dan dukungan kesehatan mental, bonus demografi dapat menjadi katalisator untuk kemajuan yang berkelanjutan.
ADVERTISEMENT
Penulis: Alfian Sabastya, Cici Nurhaliza, dan Sintya Riagusty (Politeknik Statistika STIS)