Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Keindahan Air Terjun dan Semangat Sekolah Anak-Anak di Desa Tanggedu
2 Oktober 2023 6:14 WIB
Tulisan dari Alfonsinamelsasail tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Di tengah banyaknya tempat wisata yang sudah sangat biasa untuk dikunjungi, ada satu tempat wisata tersembunyi, menarik perhatian dan memunculkan banyak rasa dalam satu waktu yang ingin sekali ku bagikan dengan teman-teman. Tempat wisata ini berada di desa Tanggedu, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), sebuah pedesaan adat yang masih sangat kental dengan adat istiadat serta keelokannya yang menghentakan hati ketika berkunjung ke sana. Suara gemuruh yang dihasilkan dari air terjun Tanggedu membuatku terpesona dan keterpesonaan itu sempurna ketika melihat betapa semangatnya anak-anak desa Tanggedu untuk bersekolah. Perjalanan ini membuka banyak pintu baru dalam diriku untuk melihat lebih dalam perpaduan antara alam dan pendidikan yang melahirkan cerita-cerita inspiratif dari desa Tanggedu.
ADVERTISEMENT
Selamat datang dalam kisahku menyelami keindahan air terjun yang menakjubkan dan menyejukan hati, serta semangat sekolah anak-anak desa Tanggedu yang ku pegang sebagai renungan untuk terus semangat.
Perjalanan Menyelami Keajaiban Alam Desa Tanggedu
Menyaksikan savana di Sumba, merasakan berbagai perpindahan suasana, walaupun panasnya tetap sama, dan menikmati setiap detail pemandangan sebagai bonus selama menuju desa Tanggedu, adalah bagian paling menarik dari perjalanan menyelami keajaiban alam di tanah marapu ini. Kata temanku “Sumba itu punya segalanya, percaya tidak?” aku menyetujui kalimat ini dengan sangat yakin. Bagaimana tidak, sepanjang perjalanan menuju air terjun desa Tanggedu aku tak henti-hentinya memuji, terpesona, terpana, dan terdiam dengan apa yang ku lihat. Alam yang luar biasa indah, aku menikmati dari setiap sudut mobil pick up yang kami tumpangi.
ADVERTISEMENT
Dari depan terlihat perbukitan yang memberi nuansa seperti dalam dunia dongeng, indah, kelihatan tidak nyata, namun begitu real dan sangat dapat dinikmati, dari belakang terpancar savana dan jalanan sepi seakan kami sedang berada di negara lain dengan pemandangan gersang namun indah dan memanjakan mata. Dari samping kiri dan samping kanan terdapat pantai dan batu karang yang melengkapi pemandangan gersang namun indah ini, dan dari atas tentu langit yang cerah dengan awan yang super cantik dan tidak berpolusi.
Pemandangan ini membawaku sampai melintasi layar kaca, aku merasa seperti berada dalam film-film action, yang mana pendekar berkuda akan melakukan perjalanan panjang dengan kudanya yang gagah melintasi jalan yang pada kenyataannya sedang ku lalui dengan mobil pick up menuju desa adat Tanggedu ini, sungguh perasaan yang luar biasa kurasakan dalam hidup.
ADVERTISEMENT
Perjalanan dari ibu kota kabupaten Sumba Timur ke desa Tanggedu memakan waktu kurang lebih 2-3 jam, namun percayalah tidak terasa sama sekali lamanya karena selama perjalanan semua yang dilihat adalah keajaiban alam yang secara diam-diam membunuh rasa bosan sehingga perjalanan menuju air terjun Tanggedu terasa seperti sebentar dengan cerita dan kesan yang luar biasa.
Air Terjun Tanggedu-Keindahan Yang Membekas di Hati
Melihat realisasi dari alkitab (cerita tentang empat sugai utama yang mengalir dari taman eden, taman yang ditempati manusia pertama), aku seperti melihat surga, begitulah kesan pertama yang bahkan ku sampaikan secara lisan kepada rekan-rekan volunteerku saat pertama tiba di keajaiban alam yang luar biasa ini.
Mempesona, satu kata yang mewakili semua rasa kagumku terhadap air terjun ini. Airnya bersih, jernih, sepertinya sangat dijaga oleh warga lokal, gemuruh air yang syaduh dan menenangkan bisa menutup semua kebisingan dunia, aliran air terjun yang dapat menghidupkan imajinasiku, sehingga ku bayangkan betapa bisanya air terjun ini mengaliri dan menghidupkan banyak daerah, serta lengkap sudah pemandangan indah ini dilengkapi dengan hutan-hutan sekitar yang masih sangat alami.
Tentu untuk sampai di air terjun kita harus berjalan lagi kurang lebih satu kilo dari desa terakhir, sembari menikmati perbukitan, melewati beberaap perumahan penduduk yang sangat jarang, jembatan gantung yang agak seram tapi asik, dan setelah itu akan menuruni sekitar puluhan anak tangga untuk sampai ke air terjunnya. Tangga yang ada sudah sangat modern, jadi aman untuk pejalan kaki, dan tentunya sepanjang jalan menuri tangga ada kaka-kaka kiasan yang terpampang sebagai pengingat, salah satu yang paling terkesan adalah "Jangan buang sampah sembarangan"
ADVERTISEMENT
Perpaduan Alam dan Pendidikan, Kisah Inspiratif dari Anak-Anak Desa Tanggedu
Setelah menikmati betapa indahnya negeri ini, sedikit terlintas di benakku "bagaimana jika keindahan yang kusaksikan ternyata merupakan bagian yang sangat berdampingan dan berhubungan erat dengan anak-anak yang tinggal di sekitarnya?" dari semua keindahan alam, perbukitan, savana, dan pemandangan yang membuatku tidak bisa berkata ini, ada hal-hal yang membuatku kaget.
Faktanya ada anak-anak yang melewati bukit dengan berjalan kaki untuk sampai ke sekolah, melewati kurang lebih tujuh bukit, dengan panas matahari yang membakar serta berjalan tanpa alas kaki, waw, sungguh semangat yang ku kagumi tanpa habisnya.
Hari itu selain berkunjung ke air terjun, kami juga melakukaan pembagian buku untuk anak-anak di desa Tanggedu, bercerita dan bermain bersama, menghabiskan sekitar 1-2 jam berabagi cerita sebelum kami melakukan perjalanan balik ke desa adat Prailiu sebagai desa utama pengabdian kami. Banyak cerita tersirat kumaknai dari binar mata anak-anak luar biasa yang untuk ke sekolah saja harus melewati berkilo-kilo perjalanan dengan berjalan kaki dan melewati bukit per bukit ini.
ADVERTISEMENT
Perkumpulan dengan anak-anak desa Tanggedu diadakan di semacam rumah utama atau balai desa yang dihadiri beberapa orang tua, bapak desa, juga beberapa guru sekolah minggu. Kegiatannya berjalan dengan baik, menyenangkan, dan memberi kesan luar biasa bagi anak-anak.
Waktu hendak pulang, ada beberapa anak yang harus kami beri tumpangan agar tidak kesorean sampai rumah, lokasi rumahnya sangat jauh, biasanya untuk ke sekolah anak-anak bisa menempuh 1-2 jam perjalanan, berhubung karena sudah sore, kami memberei tumpangan bagi beberapa anak yang hendak pulang searah dengan kami. Di mobil pick up inilah terjadi perbincangan kecil yang sungguh mengharukan sekaligus memberi inspirasi dan semangat baru.
“Cita-cita kalian mau jadi apa?” pertanyaan pembuka yang menjadi topik obrolan cukup panjang karena ada sekitar enam anak yang menumpak pick up kami, mereka bergatian menjawab pertanyaannya, ada yang ingin menjadi dokter, guru, pilot, tentara, juga bidan.
ADVERTISEMENT
Ku rasa cita-cita mereka inilah yang menjadi penyemangat mereka berangkat sekolah setiap hari, harus bangun sangat pagi, bersiap-siap dan berjalan menempuh sekitar tujuh bukit untuk sampai ke sekolah. Ketika ditanya capek atau tidak setiap hari harus berjalan kaki ke sekolah sejauh itu, jawabannya, sudah biasa, simple namun cukup membuat merenung, sudahkah aku bersyukur dengan hidupku?
Harapan Masa Depan
Di balik keindahan alam yang tersembunyi dengan keelokannya, ada cerita anak-anak luar biasa yang dengan semangat 45 ingin menggapai cita-cita, serta memiliki harapam besar kelak bisa menjadi apa yang mereka impikan. Tidak ada perjuangan yang sia-sia, dan tidak ada proses yang menghianati hasil.
Aku dan rekan-rekan volunteer yang lain rela berpanas-panasan selama satu sampai dua jam di jalan menuju desa Tanggedu, sebagai imbalannya kami dapat menyaksikan pemandangan yang luar biasa indah, menyaksikan jiwa-jiwa kecil yang luar biasa pemberani, dan menikmati air terjun yang sungguh mempesona, begitupun dengan bintang-bintang kecil ini. Seperti gemuruh air terjun tanggedu yang tak pernah henti, alam mendukung mereka dalam perjalanan mengejar ilmu, pengalaman memberi mereka jiwa pemberani yang pantang menyerah, dan semangat menjadi sombar dan bayangan bagi mereka melewati bukit per bukit untuk sampai ke sekolah dan menggapai mimpi mereka.
ADVERTISEMENT