Istimewanya Manuskrip Dalailul Khairat Dari Aceh

Wahyu Alhudaya
Nama saya Wahyu Alhudaya, seseorang yang mencintai seni kaligrafi dan lukis. Hobi saya membaca serta berolahraga. Berkeinginan besar untuk terus berkarya dan karya tersebut diakui dunia.
Konten dari Pengguna
15 Desember 2020 5:54 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Wahyu Alhudaya tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sebagaimana kita ketahui manuskrip adalah sebuah naskah atau tulisan tangan yang ditulis sebelum adanya media cetak. Tulisan-tulisan tersebut umumnya ditulis diberbagai kertas kemudian disatukan dan menjadi sebuah buku. Pada umumnya manuskrip itu sangat jarang yang sudah berharokat dan memakai kaidah nahwu, namun manuskrip dari Aceh ini sudah menerapkannya, inilah yang membuat manuskrip ini menjadi Istimewa. Manuskrip itu adalah manuskrip Dalailul Khairat koleksi milik Masykur yang berlokasi di Gampong Blang Glong, Bandar Baru Pidie Jaya.
ADVERTISEMENT
Dalailul Khairat adalah sebuah kitab atau buku yang berisi shalawat yang ditujukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Kitab Dalailul khairat ini biasanya dibaca menggunakan kolaborasi antara irama dengan ritme-ritme tertentu, dan umumnya orang-orang membacanya sesuai dengan pembagian hizb-nya.
Wirid Dalailul Khairat ini disusun oleh Syekh Muhammad bin Sulaiman al-Jazuli (w. 872 H) ketika beliau menuntut ilmu di Kota Fez. Beliau adalah seorang ulama berkebangsaan Maroko. Beliau adalah seorang ulama yang pernah mengasingkan diri untuk beribadah (ber-Khalwat) selama 14 tahun. Beliau dikenal sebagai ulama yang masyhur akan karamah-karamahnya dan memiliki banyak pengikut yang tersebar di berbagai kota di Maroko.
Manuskrip Dalailul Khairat yang ditemukan di Aceh
ADVERTISEMENT
Dari segi fisiknya manuskrip ini kehilangan halaman awal dan akhirnya sehingga tidak didapati informasi mengenai tahun dan siapa penulis dari manuskrip tersebut.
Manuskrip ini ditulis dengan bahasa Arab dan menggunakan aksara arab juga. Bentuk tulisannya adalah berupa prosa dan ditulis diatas kertas eropa. Naskah ini ditulis dengan tinta hitam secara umum dan menggunakan tinta merah pada kata-kata penting, dipinggirannya kita dapati garis-garis merah. Manuskrip ini berjumlah 64 halaman dan secara umum memiliki 11 baris pada setiap halamannya.
Teks pada naskah ini masih sangat terbaca dengan baik meski dibeberapa halaman akhir naskah tersebut sudah terdapat sobekan-sobekan kecil. Kondisi kertas sudah berwarna kecoklatan dan memiliki bekas-bekas air. Naskah ini juga dijilid dan diikat dengan tali sehingga halaman-halaman lembarannya masih teratur. Manuskrip Dalail Khairat ini saya temukan melalui situs https://lektur.kemenag.go.id
ADVERTISEMENT
Isi manuskrip Dalailul Khairat ini adalah doa-doa, shalawat-shalawat kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan sejarah Nabi. Sebagai contoh mari kita lihat penggalan teks Qoshidah Ya Nabi Salam ‘Alaika (Mahallul Qiyam) dari Manuskrip tersebut:
ilustrasi : Halaman tengah manuskrip Dalailul Khairat
Penggalan teks dalam manuskrip tersebut:
ﺃَﺷْﺮَﻕَ ﺍﻟْﺒَﺪْﺭُ ﻋَﻠَﻴْﻨَﺎ ، ﻓَﺎﺧْﺘَﻔَﺖْ ﻣِﻨْﻪُ ﺍﻟْﺒُﺪُﻭْﺭِ
Bulan purnama telah terbit menyinari kami, Pudarlah purnama purnama lainnya.
ﻣِﺜْﻞُ حُسْنِكَ ﻣَﺎ ﺭَﺃَﻳْﻨَﺎ ، ﻗَﻂُّ ﻳَﺎ ﻭَﺟْﻪُ ﺍﻟﺴُّﺮُﻭْﺭِ
Belum pernah aku lihat keelokan sepertimu wahai orang yang berwajah riang.
ﺃَﻧْﺖَ ﺷَﻤْﺲٌ ﺃَﻧْﺖَ ﺑَﺪْﺭٌ ، ﺃَﻧْﺖَ ﻧُﻮْﺭٌ ﻓَﻮْﻕَ ﻧُﻮْﺭِ
Engkau bagai matahari, engkau bagai bulan purnama, engkau cahaya di atas cahaya
ﺃَﻧْﺖَ ﺇِﮐْﺴِﻴْﺮٌ ﻭَﻏَﺎﻟِﻲْ ، ﺃَﻧْﺖَ ﻣِﺼْﺒَﺎﺡُ ﺍﻟﺼُّﺪُﻭْﺭِ
ADVERTISEMENT
Engkau bagaikan emas murni yang mahal harganya, Engkaulah pelita hati.
ﻳَﺎ حَبِيْبِيْ ﻳَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ، ﻳَﺎﻋُﺮُﻭْشُ ﺍﻟْﺨَﺎﻓِﻘَﻴْﻦِ
Wahai kekasihku, wahai Muhammad, wahai pengantin tanah timur dan barat (sedunia)
Kondisi teks masih sangat terbaca dengan jelas, sehingga kita selaku para filolog tidak susah dalam membaca dan memahami makna kandungannya.
Keistimewaan Manuskrip Dalailul Khairat
Keistimewaan utama dari manuskrip Dalailul Khairat ini adalah sudah adanya pengharokatan dan penggunaan kaidah nahwu dalam naskah tersebut, sehingga kita bisa membacanya dengan jelas dan bisa dengan maksimal memahami makna kandungan dari naskah tersebut, hal ini tentunya sangat jarang kita temukan dalam naskah-naskah kuno yang lain. Selain keistimewaan tersebut, manuskrip ini saya anggap istimewa karena pada kata لا اله الا اله nya sudah memakai gaya susunan Khat Tsulus, yang mana pada umumnya manuskrip-manuskrip itu hanya memakai jenis khat naskhi saja dalam penulisannya.
ADVERTISEMENT
Yang membuat naskah ini unik dan menarik lainnya yaitu adanya iluminasi-iluminasi yang menghiasi naskah tersebut, terlihat pada halaman Qoshidah Ya Nabi Salam ‘Alaika tadi. Dihalaman tersebut terisi iluminasi yang berbentuk putaran-putaran yang menghiasi sekeliling teks naskah, iluminasi ini juga mengisi sebagai frame atau bingkai dalam halaman tersebut.