Konten dari Pengguna

Stroberi di Ruang Interview

ali achmadi
Saat ini sebagai praktisi pendidikan dan Kabid Humas dan Usaha Yayasan Ar Raudloh di Desa Pakis Kec. Tayu Kab. Pati Jateng. Saya juga sebagai staff pengajar di Madrasah Raudlatut Tholibin Pakis Kab. Pati. Saya lulusan S1 Teknik Industri
21 April 2025 13:39 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari ali achmadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Interview kerja (sumber : Pngtree)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Interview kerja (sumber : Pngtree)
ADVERTISEMENT
Di tengah perubahan zaman yang sangat cepat, dunia kerja dihadapkan pada tantangan baru: bagaimana menghadapi generasi Z, generasi digital native yang kini mulai mendominasi usia produktif. Di satu sisi, generasi ini menawarkan keunggulan seperti kecepatan adaptasi teknologi, kreativitas tinggi, dan fleksibilitas. Namun di sisi lain, tantangan besar muncul ketika banyak di antara mereka datang ke dunia kerja dengan minim literasi dasar serta mentalitas yang rapuh—fenomena yang oleh banyak HRD/Personalia kerap disebut sebagai "bermental stroberi": tampak indah dan segar di luar, tetapi mudah hancur di dalam.
ADVERTISEMENT
Literasi yang Minim, Bukan Sekadar Masalah Baca Tulis
Literasi yang dimaksud bukan hanya kemampuan membaca atau menulis, tetapi mencakup pemahaman kritis, komunikasi efektif, dan kemampuan berpikir analitis. Dalam proses rekrutmen, HRD kerap menjumpai kandidat yang kesulitan memahami instruksi sederhana, tidak mampu menyusun CV dengan struktur logis, bahkan Sebagian besar menggunakan templete yang tersedia di beberapa platform digital, tidak memahami etika komunikasi professional saat interview/wawancara, hingga menunjukkan pemahaman yang dangkal terhadap posisi yang dilamar.
Minimnya literasi ini mencerminkan krisis dalam sistem pendidikan dan sosial, di mana keterampilan dasar terabaikan oleh budaya instan dan konsumsi informasi dangkal dari media sosial. Akibatnya, proses seleksi menjadi lebih panjang dan rumit, bahkan sering kali gagal menemukan kandidat yang benar-benar siap kerja secara fundamental.
ADVERTISEMENT
Stroberi Mental: Rapuhnya Daya Tahan Psikologis
Mereka datang dengan gaya santai dan percaya diri, tapi retak oleh teguran kecil, pulang dengan wajah manis, namun tak kembali keesokan hari karena merasa “tidak cocok”. Pertanyaannya, apakah dunia kerja terlalu keras, atau mereka yang terlalu rapuh?
Bermental stroberi menggambarkan generasi yang cenderung sensitif terhadap kritik dan teguran, mudah menyerah saat menghadapi tekanan, dan menuntut kenyamanan sebelum menunjukkan kinerja. Fenomena ini menjadi tantangan serius dalam dunia kerja yang menuntut ketahanan mental, kerja sama tim, dan kesediaan untuk terus belajar.
HRD menghadapi dilema: di satu sisi dituntut untuk inklusif dan adaptif terhadap karakter generasi baru, namun di sisi lain harus menjaga standar kerja dan etos perusahaan. Banyak HRD yang frustrasi ketika karyawan baru mengundurkan diri hanya karena teguran ringan dari atasan, “gesekan” dengan rekan kerja atau merasa "tidak cocok" setelah seminggu bekerja.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks dunia kerja yang kompetitif dan penuh tekanan, karakteristik ini menjadi hambatan signifikan dalam proses adaptasi dan produktivitas.
Fenomena ini diperparah oleh pola asuh dan lingkungan sosial yang cenderung protektif, serta sistem pendidikan yang lebih berorientasi pada nilai akademik ketimbang penguatan karakter. HRD pun menghadapi tantangan dalam menyeimbangkan antara tuntutan perusahaan dengan kebutuhan psikologis tenaga kerja muda ini.
Antara Adaptasi dan Edukasi: Peran Strategis HRD
Menghadapi generasi Z bukan semata soal seleksi ketat, tapi juga tentang pendekatan baru dalam membina dan menyiapkan mereka. HRD tidak dapat sekadar mengandalkan pola rekrutmen konvensional. Peran HRD harus diperluas menjadi agen pembelajaran yang mampu memfasilitasi penguatan literasi kerja serta pengembangan daya tahan psikologis. Dengan pendekatan tersebut, HRD tidak hanya bertugas menyaring kandidat terbaik, tetapi juga membina dan memfasilitasi pertumbuhan karakter tenaga kerja secara holistic sehingga diperoleh SDM generasi Z yang memiliki talenta Tangguh secara mental, bukan hanya cerdas digital.
ADVERTISEMENT
HRD kini berada pada posisi menjembatani 'dua dunia': masa lalu yang disiplin dan masa kini yang cair. Tantangannya besar, tetapi di balik itu, sebetulnya tersembunyi potensi yang juga tak kalah luar biasa—asal kita tahu cara menggalinya.
HRD Son's Audio Elektronik Pati dan Ketua BKK (Bursa Kerja Khusus) MA Raudlatut Tholibin Pati