Konten dari Pengguna

Revolusi Energi Hijau: Teknologi Fuel Cell untuk Masa Depan Bebas Emisi

Ali Akbar
Mahasiswa pascasarjana Departemen Kimia Universitas Andalas
16 Oktober 2024 13:03 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Akbar tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Fuel cell atau sel bahan bakar merupakan salah satu teknologi yang tengah dikembangkan secara intensif untuk menghadirkan solusi energi ramah lingkungan. Pada dasarnya, fuel cell adalah perangkat elektrokimia yang mengubah energi kimia dari bahan bakar, biasanya hidrogen, menjadi energi listrik melalui reaksi dengan oksigen. Proses ini terjadi tanpa pembakaran, sehingga tidak menghasilkan emisi karbon dioksida seperti halnya pembangkit listrik berbahan bakar fosil. Hal ini menjadikan fuel cell sebagai kandidat ideal untuk membantu mengurangi dampak perubahan iklim dan memenuhi kebutuhan energi yang terus meningkat.
Ilustrasi Penggunaan Fuel Cell (Sumber: iStock)
Berbeda dengan baterai, fuel cell tidak memerlukan pengisian ulang karena ia bekerja selama ada suplai bahan bakar yang terus-menerus. Fuel cell memiliki banyak jenis, namun yang paling umum adalah Proton Exchange Membrane Fuel Cell (PEMFC) yang menggunakan membran polimer sebagai elektrolitnya. PEMFC mampu beroperasi pada suhu yang relatif rendah, menjadikannya ideal untuk aplikasi seperti kendaraan listrik, khususnya mobil dan bus berbasis hidrogen, serta aplikasi stasioner seperti pembangkit listrik skala kecil.
ADVERTISEMENT
Keunggulan utama dari teknologi fuel cell adalah efisiensinya yang tinggi dan kemampuannya untuk diintegrasikan dengan berbagai sumber energi terbarukan. Fuel cell menghasilkan listrik dengan efisiensi yang jauh lebih tinggi dibandingkan mesin pembakaran dalam konvensional. Selain itu, fuel cell juga dapat berfungsi sebagai solusi penyimpanan energi dari sumber terbarukan seperti angin dan matahari, di mana hidrogen dapat dihasilkan dari elektrolisis air yang didorong oleh energi terbarukan. Hidrogen ini kemudian disimpan dan digunakan sebagai bahan bakar untuk fuel cell ketika diperlukan.
Namun, teknologi fuel cell masih menghadapi tantangan signifikan, terutama dalam hal infrastruktur dan biaya. Produksi hidrogen yang bersih dan ekonomis masih menjadi masalah, meskipun kemajuan dalam elektrolisis dan teknologi penyimpanan hidrogen sedang terus berkembang. Selain itu, infrastruktur pengisian hidrogen yang terbatas juga menjadi kendala utama untuk adopsi luas kendaraan berbasis fuel cell. Meski demikian, dengan dukungan riset dan pengembangan yang intensif, teknologi fuel cell diyakini memiliki potensi besar untuk menjadi salah satu solusi utama dalam transisi menuju sistem energi yang lebih berkelanjutan dan bebas emisi.
ADVERTISEMENT
Selain tantangan infrastruktur, skala ekonomi juga menjadi masalah penting dalam pengembangan fuel cell. Saat ini, biaya produksi perangkat fuel cell, terutama yang berbasis platinum sebagai katalis, masih relatif tinggi. Platinum merupakan logam yang mahal dan langka, sehingga membuat harga fuel cell tidak kompetitif dibandingkan dengan teknologi pembangkit listrik atau transportasi konvensional. Namun, riset sedang diarahkan untuk menemukan alternatif katalis yang lebih murah dan melimpah, seperti nikel atau logam transisi lainnya, guna menekan biaya produksi. Kemajuan ini diharapkan dapat membuat teknologi fuel cell lebih terjangkau dan lebih cepat diadopsi oleh industri dan masyarakat luas.
Di sisi lain, salah satu aspek yang menjanjikan dari teknologi fuel cell adalah potensinya dalam mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Banyak negara, terutama yang tidak memiliki cadangan minyak dan gas yang melimpah, melihat hidrogen sebagai opsi untuk meningkatkan kemandirian energi. Misalnya, Jepang, Korea Selatan, dan negara-negara Eropa telah memimpin dalam pengembangan infrastruktur hidrogen untuk mendukung adopsi kendaraan berbasis fuel cell. Program-program nasional yang mendukung pengembangan fuel cell dan hidrogen juga banyak diluncurkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau dan menciptakan lapangan kerja baru di sektor energi terbarukan.
ADVERTISEMENT
Selain itu, fuel cell juga dapat memainkan peran penting dalam sektor industri berat dan transportasi jarak jauh, yang sering kali sulit untuk didesakralisasi menggunakan teknologi baterai. Dalam hal ini, fuel cell dapat digunakan sebagai sumber tenaga yang lebih efisien dan bersih untuk kapal, pesawat, serta industri pengolahan yang membutuhkan energi besar. Dengan efisiensinya yang tinggi dan fleksibilitas aplikasinya, fuel cell diprediksi akan menjadi komponen penting dari berbagai sektor energi di masa depan, mendukung dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan.