Pilkada Jabar 2018; Siapa yang Berpihak Kepada Generasi Milenial ?

Ali Julian
Barista (junior)
Konten dari Pengguna
20 Maret 2018 21:22 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Julian tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Pilkada Jabar 2018; Siapa yang Berpihak Kepada Generasi Milenial ?
zoom-in-whitePerbesar
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Jawa Barat merupakan provinsi dengan jumlah Data Pemilih Tetap (DPT) terbesar se-Indonesia. Data Komisi Pemilihan Umum (KPU), dari 32,5 juta pemilih, 40 persen diantaranya adalah pemilih millenial.
ADVERTISEMENT
Mengingat besarnya jumlah pemilih milenial itu, masing-masing kandidat berusaha untuk meraih hati mereka dengan membuat program dalam rangka memberikan ruang- ruang kreativitas bagi generasi muda di Jawa Barat.
Kami mencoba menganalisa dari berbagai media pemberitaan apa saja program dari masing-masing kandidat yang khusus ditujukan untuk pemberdayaan kaum milenial tersebut.
I
Pasangan ‘RINDU’ (Ridwan Kamil – Uu Ruzhanul Ulum) adalah pasangan yang termuda secara usia dari keempat kandidat yang bertarung di Pilgub Jabar. Sejauh ini, kedekatan mereka dengan kaum milenial boleh dibilang jauh lebih besar karena kita ketahui bersama sosok Ridwan Kamil sangat intens menggunakan media sosial.
Jarak usia yang paling dekat dengan usia milenial adalah salah satu alasan kedekatan mereka dengan milenial.
ADVERTISEMENT
Pasangan ‘RINDU’ menyadari betapa pentingnya memberdayakan potensi kaum muda Jabar. Maka untuk itu, pasangan ini telah membicarakan beberapa program yang serius terkait pemberdayaan kaum muda bila kelak mereka terpilih sebagai ‘orang nomor satu’ di Jawa Barat.
Salah satunya, Ridwan Kamil berencana membangun pusat kreatifitas kaum milenial Jawa Barat. Wadah bagi kreatifitas bagi kaum muda bukan hal baru bagi RK. Di Bandung, dia telah menggagas program itu dengan nama ‘Bandung Creative Hub’ atau HBC.
Bangunan tersebut berwarna-warni cerah dan memiliki lima lantai: ada ruang-ruang kelas, perpustakaan, kafe, toko desain, galeri, bioskop, studio rekaman dan lain sebagainya.
Di sana, kaum milenial Bandung menyalurkan kreatifitasnya, mengembangkan segala potensinya dengan belajar, berkarya dan bertukar gagasan. Dengan BCH, generasi milenial dapat menuangkan ide-ide cemerlangnya. Keberhasilan BCH ini hendak diwujudkan pula di Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
Ridwan Kamil menyadari bahwa generasi milenial Jawa Barat – melalui intervensi pemerintah yang terpilih nanti – dapat diarahkan untuk menjadi lebih baik. Potensi-potensi kaum muda akan menjadi nilai plus bagi Jawa Barat.
II
Pasangan ‘Hasanah’ adalah akronim dari TB. Hasanudin dan Anton Charlian. Pasangan ini optimis memperoleh dukungan dari generasi milenial. Ada beberapa komunitas kaum muda yang memberi dukungan atas pasangan ‘Hasanah’ ini diantaranya Komunitas Bantaeng Muda (KBM) Jabar dan Komunitas Sansaja (Hasan Anton Saja).
Demi meraih dukungan, KBM dan Sansaja menggelar berbagai macam acara yang dapat merangsang keterlibatan kaum muda seperti ‘Pura-pura Deklarasi’ yang di dalamnya ada kegiatan monolog “Ruang dan Waktu” yang menceritakan perpolitikan di Kota Bandung sejak dari zaman Bung Karno hingga Ridwan Kamil.
ADVERTISEMENT
Dalam Roadshow di Depok, pasangan Hasanah mendapat dukungan dari relawan Akar Rumput Pemuda Hasanah (Arah). Melalui Komunitas tersebut, Novi Anggriani Munadi, Direktur Utamanya, berencana mengajak bersama komunitas-komunitas muda lain untuk berdiskusi, turun lapangan dan terutama mendata dan mencari solusi yang dapat membangun pemuda dan milenial. Komunitas ini meyakini bahwa pasangan Hasanah memiliki target program yang penting bagi milenial seperti program menekan pengangguran milenial, membangun GOR basket dan stadion sepak bola, mendorong lahirnya perda pemuda dan melindungi milenial dari pengaruh neo-kolonialisme.
KBM, Sansaja dan Arah dan barangkali komunitas muda-muda lainnya siap bergerak untuk kemenangan pasangan ‘Hasanah’.
III
Pasangan ‘Asyik’ adalah akronim dari Sudrajat-Syaikhu. Dalam mendekati generasi milenial, pasangan ini, terutama disampaikan oleh Sudrajat, hendak memposisikan diri sebagai ‘orang tua milenial’. Sebagai orang tua milenial, maka dia – dan pasangannya – akan memberikan ‘bimbingan’, ‘arahan’ dan tantangan agar mereka menjadi milenial yang ‘visioner’.
ADVERTISEMENT
Pasangan ini – sebagaimana Ridwan Kamil melalui BCH di Bandung – juga memiliki keinginan untuk membangun wadah yang memungkinkan kaum muda milenial Jawa Barat untuk berkreatifitas dan menuangkan gagasan cemerlang mereka. Nama dari wadah ini adalah ‘Work Space’.
Bucky Wikagoe, sekretaris tim pemenangan pasangan ‘Asyik’ mengatakan bahwa wadah dari ‘Work Space’ ini rencananya dibangun dengan melibatkan kaum muda di kabupaten-kota di Jawa Barat. Konsep dari wadah kreasi ini akan disesuaikan dengan kearifan lokal masing-masing daerah tetapi tetap tidak dilepaskan dari kultur Jawa Barat secara umum.
Sebagaimana ditegaskan, pasangan ‘Asyik’ tetap konsisten dengan memposisikan diri sebagai ‘millenial parent’ dan mereka akan hadir sebagai fasilitator. Pasangan ini menjadi jembatan bagi ‘milenial’ dalam rangka mencapai tujuan mereka.
ADVERTISEMENT
IV
Keberpihakan pasangan ‘Deddy-Dedi’ terhadap milenial Jawa Barat terlihat dari ikhtiarnya untuk mengubah pemahaman kaum milenial dan masyarakat secara umum bahwa ‘milenial’ tidak bisa dipahami sekedar dipahami sekedar dari ‘mode’: ditandai dengan berkembangnya teknologi. Semangat milenial harus diarahkan dari semangat ‘selfie’ ke semangat produktif.
Dedi Mulyadi juga menegaskan bahwa tentang problem bagi masa depan Indonesia dan terutama Jawa Barat. Di masa depan, semakin sempitnya kepemilikan atas tanah berpotensi berdampak buruk bagi masa depan kaum milenial. Mereka tidak lagi memiliki hamparan tanah yang luas yang cukup untuk produksi pertanian.
Bagaimana agar semangat ‘selfie’ milenial ini berubah menjadi semangat ‘produktif’, diperlukan beberapa kebijakan penting. Pasangan Deddy-Dedi mengupayakan pengembangan pendidikan karakter berbasis lingkungan. Dalam pikiran Demul, bagi anak-anak di pinggir pantai, kurikulum yang dibutuhkan adalah bagaimana mereka mengenal dan mendalami laut serta bagaimana laut menjadi produksi. Bagi anak-anak gunung, pendidikan mengarahkan agar anak-anak menyadari bahwa gunung adalah tempat bagi mereka untuk membangun masa depannya dan mengembangkan pertanian.
ADVERTISEMENT
V
Itulah gambaran singkat mengenai keberpihakan program-program keempat pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jawa Barat soal generasi milenial. Melalui pengamatan yang singkat ini, hendaknya dibaca secara jeli oleh milenial Jawa Barat: siapakah yang sungguh-sungguh mengupayakan program dan mau bekerja untuk kebaikan mereka? Siapakah yang benar-benar seiya-sekata antara ucapan dan perbuatan.
Sikap kritis untuk mencermati bagian-bagian program penting dari mereka dapat membantu kita sebagai milenial dalam lima tahun ke depan.