Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Debat Cawapres: LFP sebagai Faktor Penentu dalam Diplomasi Energi Global
23 Januari 2024 13:10 WIB
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
LFP: Inovasi dalam Diplomasi Energi Global
ADVERTISEMENT
Lithium Ferro-Phosphate (LFP) menjadi sorotan dalam debat cawapres ketika Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka , mengajukan pertanyaan terkait penggunaannya dalam industri baterai isi ulang lithium-ion. Pertanyaan ini ditujukan kepada Calon Wakil Presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar.
ADVERTISEMENT
Dalam sesi tanya-jawab, Gibran Rakabuming Raka menanyakan kepada calon wakil presiden nomor urut 1, Muhaimin Iskandar, tentang penggunaan baterai Lithium Ferro Phosphate (LFP). Dia menyatakan kecurigaannya bahwa pasangan calon nomor urut 1 ini mungkin menentang penggunaan nikel dalam baterai karena sering menyoroti penggunaan LFP yang tidak mengandung nikel sama sekali. Gibran juga menunjukkan bahwa penggunaan LFP oleh Tesla, meskipun tidak sepenuhnya tanpa nikel, telah meningkat.
Data dari Badan Energi Internasional (IEA) menunjukkan bahwa penggunaan LFP untuk mobil listrik pada tahun 2022 telah meningkat signifikan dari tahun sebelumnya, sementara penggunaan nikel untuk komponen baterai mobil listrik mengalami penurunan. Sekitar 95% produksi LFP berasal dari China, dengan pabrikan mobil listrik BYD dari China menjadi pengguna terbesar LFP. Meskipun demikian, Tesla, yang masih menggunakan nikel, juga telah meningkatkan penggunaan LFP dalam produksinya.
ADVERTISEMENT
Gibran menyebut bahwa pasangan nomor urut 1 sering menggaungkan LFP, namun tidak jelas apakah mereka mendukung atau menentang penggunaan nikel dalam industri tersebut. Dia juga menyinggung bahwa LFP sering dihubungkan dengan Tom Lembong, tanpa menjelaskan secara rinci.
Moderator meminta Gibran untuk menjelaskan maksud dari LFP, namun Cak Imin, tanpa menjawab pertanyaan tersebut, menekankan pentingnya etika dalam diskusi dan menegaskan bahwa mereka seharusnya berfokus pada kebijakan dan keputusan politik.
LFP merupakan salah satu komponen utama dalam baterai lithium-ion yang banyak digunakan dalam penyimpanan energi listrik pada perangkat seperti handphone, laptop, dan kendaraan listrik. Dalam sebuah makalah berjudul 'Review: Metode Sintesis Katoda LiFePO4 Baterai Lithium-Ion', LFP dijelaskan sebagai salah satu katoda yang umum digunakan dalam baterai lithium-ion yang dapat diisi ulang.
ADVERTISEMENT
Keunggulan LFP antara lain adalah kapasitas energi yang tinggi secara teoritis, stabilitas panas dan kimia yang tinggi, ekonomis, dan ramah lingkungan karena menggunakan material yang tidak beracun. Namun, LFP juga memiliki kekurangan seperti konduktivitas rendah, laju difusi ion Li+ yang lambat, dan kerapatan energi yang rendah.
Para peneliti merekomendasikan beberapa langkah untuk mengatasi kekurangan tersebut, seperti melapisi dengan karbon, mendoping dengan logam besi, mengurangi ukuran partikel, mensubstitusi kation aliovalen, dan memodifikasi sintesis katoda LiFePO4.
LFP (Lithium Ferro Phosphate) dapat dianggap sebagai faktor penentu dalam diplomasi energi global karena peran pentingnya dalam pengembangan teknologi baterai yang ramah lingkungan. Sebagai komponen utama dalam baterai lithium-ion, LFP memiliki potensi besar untuk mengubah lanskap industri energi dengan menyediakan solusi penyimpanan energi yang efisien dan bersih.
ADVERTISEMENT
Dalam konteks diplomasi energi global, LFP dapat menjadi katalisator untuk kerjasama antarnegara dalam mengatasi tantangan keberlanjutan energi. Negara-negara dapat saling berbagi pengetahuan dan teknologi terkait LFP untuk meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon. Hal ini juga dapat membuka peluang baru dalam perdagangan energi yang berkelanjutan dan memperkuat hubungan antarnegara dalam hal energi.
Selain itu, penggunaan LFP dalam skala global juga dapat memberikan dampak positif dalam mengurangi ketergantungan pada sumber daya energi konvensional yang tidak ramah lingkungan. Dengan demikian, LFP tidak hanya menjadi faktor penentu dalam mengembangkan teknologi baterai yang lebih baik, tetapi juga dalam membentuk agenda energi global yang lebih berkelanjutan.
LFP juga dapat menjadi bagian integral dari strategi energi nasional dan internasional. Negara-negara yang memiliki sumber daya lithium dan industri baterai yang maju dapat menggunakan LFP sebagai alat diplomasi untuk memperkuat hubungan ekonomi dan politik dengan negara lain. Hal ini dapat tercermin dalam perjanjian perdagangan dan kerjasama teknologi yang melibatkan bahan baku dan teknologi terkait LFP.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, negara-negara yang bergantung pada impor lithium dan teknologi baterai dapat menggunakan diplomasi energi untuk menjalin kemitraan strategis dengan negara-negara produsen LFP. Kerjasama ini tidak hanya dapat memperkuat pasokan bahan baku, tetapi juga memungkinkan transfer teknologi dan pengetahuan yang dapat mendukung pengembangan industri energi bersih secara global.
Dengan demikian, LFP bukan hanya merupakan faktor penentu dalam pengembangan teknologi baterai yang ramah lingkungan, tetapi juga dalam membentuk dinamika diplomasi energi global. Dalam konteks ini, peran LFP tidak hanya terbatas pada industri energi, tetapi juga melibatkan aspek geopolitik, ekonomi, dan lingkungan yang luas.
Pertanyaan Gibran tentang LFP mencerminkan perhatian yang semakin meningkat terhadap bahan-bahan yang digunakan dalam industri energi bersih, terutama dalam konteks transisi global menuju energi terbarukan. Dengan adanya kesadaran akan perlunya mengurangi emisi karbon dan menciptakan infrastruktur energi yang berkelanjutan, bahan-bahan seperti LFP menjadi fokus utama dalam upaya menciptakan teknologi baterai yang ramah lingkungan.
ADVERTISEMENT
Hal ini juga menggarisbawahi pentingnya diplomasi energi global dalam menghadapi tantangan keberlanjutan. Negara-negara di seluruh dunia perlu bekerja sama untuk membangun infrastruktur energi yang berkelanjutan dan mengurangi ketergantungan pada sumber daya yang tidak ramah lingkungan. Dengan kerjasama yang solid dalam diplomasi energi, diharapkan dapat tercipta solusi yang holistik untuk mengatasi masalah lingkungan global dan mempromosikan penggunaan bahan-bahan ramah lingkungan seperti LFP dalam industri energi