Konten dari Pengguna

Hubungan Internasional dalam Perspektif Islam

Muhammad Ali Ashhabul Kahfi
Master Of Politics and International Relations, School of Strategic and Global Studies, University Of Indonesia.
25 September 2022 16:36 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Muhammad Ali Ashhabul Kahfi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi perayaan antarnegara. Foto: Pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi perayaan antarnegara. Foto: Pexels.com
ADVERTISEMENT
Dewasa kini, ilmu pengetahuan di ranah sosial humaniora terdapat suatu cakupan disiplin ilmu yang dianggap masih baru, yaitu disiplin Ilmu Hubungan Internasional.
ADVERTISEMENT
Dalam Ilmu Hubungan Internasional muncul sebagai hasil dari berbagai disiplin ilmu yang berbasis dalam perspektif filosofis serta ciri khas multidisipliner dalam pembahasannya.
Tetapi secara lebih tegas, masyarakat internasional meyakini bahwa ilmu hubungan internasional lahir dan disebut sebagai cabang dari disiplin ilmu politik secara utuh.
Hubungan Internasional identik dengan pengetahuan yang bersumber dari kebudayaan barat, khususnya dalam peradaban Yunani dan Romawi Kuno.
Hal tersebut bahkan menimbulkan kodifikasi secara tidak langsung bahwa ilmu hubungan nternasional sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat Barat yang menganut sistem kehidupan liberalis.
Dengan adanya pandangan tersebut, Ilmu Hubungan Internasional memiliki syarat khusus dalam melakukan pengkajian. Syarat tersebut antara lain munculnya pengalaman secara empiris, pemikiran yang logis, kebudayaan bahkan pandangan hidup masyarakat Barat pada umumnya.
ADVERTISEMENT
Menyikapi fenomena kecenderungan terhadap budaya Barat dalam Ilmu Hubungan Internasional, pembicaraan akademisi Ilmu Hubungan Internasional hanya mampu menghasilkan teori, analisis, metodologi bahkan hasil asumsi secara ontologis yang terbatas pada perspektif Barat.
Hal tersebut kemudian menjadi sebuah hegemoni yang melekat dalam Ilmu Hubungan Internasional hingga beberapa periode sebelum ini.
Ilmu Hubungan Internasional secara kontemporer nampak kasat mata bahkan sangat sulit untuk dipisahkan dari pengaruh kebudayaan Barat.
Pengaruh budaya Barat dalam Ilmu Hubungan Internasional menjadi jurang pembatas para ilmuwan di luar masyarakat Barat apabila ingin melakukan penelitian terhadap studi Ilmu Hubungan Internasional.
Seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan Ilmu Hubungan Internasional non-Barat mulai berkembang. Latar belakang munculnya kajian Hubungan Internasional bukan-Barat berdasarkan penelitian yang mengatakan bahwa Ilmu Hubungan Internasional bukan-Barat pada masa kini bukan berarti tidak ada.
ADVERTISEMENT
Melainkan kajian-kajian tersebut masih banyak yang tersebar bahkan tidak sistematis hingga mengalami kesulitan untuk mengakses pengetahuannya.
Penelitian yang telah dihasilkan tersebut menimbulkan gerakan sebagai aksi agar dapat melawan dominasi kajian Barat dalam Ilmu Hubungan Internasional.
Dengan adanya kajian tersebut kemudian melahirkan suatu pembahasan yang berisi tentang Ilmu Hubungan Internasional dalam kajian atau perspektif Islam (Islamic Worldview).
Islamic worldview pada awalnya dipandang mampu memberikan pengaruh terhadap bagaimana tata cara suatu negara untuk melakukan tindakan pada sistem internasional.
Hal ini sejalan dengan konsep manusia sebagai makhluk sosial, konsep tersebut dikatakan bahwa makna dari manusia adalah ketika telah melakukan kerja sama dengan manusia lain.
Sesuai dengan kajian ini, dalam kehidupan berbangsa dan bernegara mereka akan terus melakukan hubungan dengan masyarakat bahkan bangsa lain. Keterlibatan mereka dengan negara lain akan menyebabkan relevansi yang saling bergantung antarnegara.
ADVERTISEMENT
Islam sebagai agama yang sangat rasionalis, mampu menciptakan hubungan antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya serta dapat membangun suatu kajian hubungan internasional yang berbasis keislaman.
Landasan Pemikiran Hubungan Internasional dalam Perspektif Keislaman
Pertemuan rutin yang digelar OKI terdiri dari 57 Negara setiap tahunnya, Istanbul (13/12/2017) (Foto: AFP PHOTO/YASIN AKGUL)
Kajian mengenai Hubungan Internasional pada masa kini cenderung mengarah pada keberagaman serta ketidaksepakatan. Keberagaman menitik beratkan pada banyaknya varietas isu global yang dapat dibahas dalam hubungan kenegaraan.
Pembahasan isu global secara bervariasi tersebut kemudian menimbulkan berbagai macam pendapat yang kemudian menimbulkan ketidaksepakatan.
Pendapat lain mengatakan bahwa Hubungan Internasional pada masa kini tengah mengalami masa pendewasaan di mana banyak perspektif yang lahir dari aktivitas intelektual.
Hal ini kemudian menjadi jembatan awal munculnya perspektif-perspektif Hubungan Internasional selain bersumber dari perspektif Barat, salah satunya Hubungan Internasional yang berasal dari perspektif keislaman.
ADVERTISEMENT
Hubungan Internasional dalam perspektif Islam memiliki unsur kajian yang berada jauh dari bayang-bayang perspektif Barat secara kontemporer.
Sesuai dengan kajiannya, Hubungan Internasional dalam perspektif Islam lebih mengarah pada pembelajaran Islam yang sangat meyakini bahwa suatu realisme memiliki dua wujud, antara lain ‘alam as-syahadah atau wujud fisik serta ‘alam al-ghaib atau wujud metafisik.
Berlainan dengan perspektif Islam, pada Hubungan Internasional perspektif Barat lebih cenderung mengarah pada konsep rasionalitas dan empiris yang sama sekali tidak meyakini adanya konsep metafisik sebagai landasan keilmuan yang mereka terapkan.
Landasan pemikiran Hubungan Internasional dalam perpektif Islam berasal dari ayat-ayat yang termuat pada Al-Quran dan Al-Hadist. Hal tersebut sesuai dengan pemikiran bahwa wahyu dari Allah adalah sumber keilmuan yang sangat penting bagi peradaban masyarakat.
ADVERTISEMENT
Dalam Hubungan Internasional, perspektif Islam telah muncul dalam aktivitas yang dinamakan al ‘adalah al ‘alamiyyah (keadilan universal) serta al Silm (konsep perdamaian) ketika membangun hubungan kenegaraan secara bilateral dan multilateral dengan negara lain.
Landasan pemikiran ini terdapat pada Surah Al Mumtahanan ayat 8. Berdasarkan ayat tersebut dapat diidentifikasikan bahwa konsep keadilan dapat membentuk suatu hubungan negara yang aman.
Mampu menciptakan solidaritas masyarakat yang kuat agar terhindar dari persaingan yang tidak sehat serta memupuk perhatian yang cenderung mengarah pada asas kebaikan dan kebenaran dalam hubungan kenegaraan.
Hal tersebut menandakan bahwa Hubungan Internasional dalam Islam telah dijalankan menggunakan metode yang berlandaskan epistemologi keilmuan Islam.
Prinsip-Prinsip Hubungan Internasional yang Terdapat dalam Perspektif Islam
PM Israel Yair Lapid menyerukan negara Islam dari Arab Saudi sampai Indonesia agar berdamai dan mengakui negaranya. (Foto: AFP/TIMOTHY A. CLARY)
Hubungan Internasional merupakan bentuk relevansi antara satu negara dengan negara lain yang berdaulat. Hubungan ini meliputi berbagai bidang, antara lain bidang politik, budaya, sosial bahkan ekonomi.
ADVERTISEMENT
Hubungan Internasional yang terjalin antara satu negara dengan negara lain tersebut bertujuan untuk mengatasi permasalahan global serta isu yang sedang berkembang secara masif dalam suatu wilayah regional negara yang saling menjalin hubungan kenegaraan.
Hubungan Internasional dapat dikatakan sebagai bidang akademisi serta suatu kebijakan publik yang memiliki sifat normatif sebab Hubungan Internasional berupaya melakukan analisis dan merumuskan kebijakan luar negeri negara yang berkaitan satu sama lain.
Hubungan Internasional berkaitan dengan interaksi antarnegara agar dapat mencapai kepentingan bersama.
Pada perspektif Islam, Hubungan Internasional lahir pada saat melakukan relevansi yang mengutamakan interaksi antarnegara pada masa awal kemunculan Islam dengan Nabi Muhammad sebagai rasul maupun sebagai pemimpin umat Muslim.
Dinamika hubungan antarbangsa pada masa itu dapat dilihat dari interaksi antara umat Muslim dengan kaum Quraisy. Aktivitas interaksi mengarah pada saat melakukan perjanjian perdamaian setelah adanya peperangan.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya peperangan, bentuk kerja sama antarnegara dapat melahirkan suatu Hubungan Internasional. Suatu negara tidak dapat hidup dan melakukan isolasi terhadap dunia luar.
Suatu negara atau bangsa membutuhkan interaksi secara regional maupun internasional untuk memenuhi kebutuhan negara bahkan untuk melakukan penjaminan kedaulatan negara kepada masyarakat.
Hubungan Internasional dalam perspektif Islam memiliki dua aliran antara lain aliran tradisional serta non tradisional. Hubungan Internasional aliran tradisional lebih merujuk pada prinsip realitas yang cenderung serupa dengan prinsip Hubungan Internasional perspektif barat atau modern, salah satunya adanya konflik antarnegara, perselisihan, peperangan dan diplomasi.
Sedangkan Hubungan Internasional non tradisional mengarah pada bentuk kajian perdamaian serta kerja sama sebagai landasan agar dapat melakukan Hubungan Internasional dengan negara lain secara sehat dan positif.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hal tersebut, Hubungan Internasional perspektif Islam memiliki prinsip-prinsip yang strategis, antara lain:
ADVERTISEMENT
Pokok dalam prinsip Hubungan Internasional perspektif keislaman adalah selalu mengutamakan perdamaian. Meskipun harus menjalani peperangan, tetapi harus sesuai dengan batas wajar dan berpedoman pada Al Quran.
Manfaat dari penerapan Hubungan Internasional perspektif Islam adalah memberikan rasa nyaman serta aman pada batas wilayah teritorial negara Islam.
Selain itu, Hubungan Internasional dapat dikatakan sebagai implementasi konsep jihad fi sabilillah, antara lain tindakan peperangan serta pertempuran yang tetap mengedepankan kaidah keislaman dengan perintah Allah dalam Al Quran dan Hadist.
Politik internasional dalam perspektif keislaman harus dilaksanakan berdasarkan sumber konkrit Al Quran dan Hadist. Semua kegiatan Hubungan Internasional tidak boleh bertentangan dengan pedoman yang telah diturunkan oleh Allah Swt.
ADVERTISEMENT
Prinsip dan konsep utama Hubungan Internasional yang harus selalu dipegang teguh dalam menjalin kehidupan berbangsa dan bernegara adalah prinsip perdamaian.
Suatu negara harus mampu membuat kajian yang dapat menjamin perdamaian seluruh masyarakat yang menganut agama apapun dengan negara di luar wilayahnya masing-masing.
Selain itu, Hubungan Internasional perspektif keislaman memiliki prinsip untuk dapat memberikan syarat pengakuan kenegaraan serta melakukan pengumuman perang apabila terhadap suatu negara yang ingkar atau berkhianat dengan negara lain.
Implementasi Hubungan Internasional Perspektif Islam
Orang-orang menghadiri protes terhadap Israel di luar kedutaan besar AS di Jakarta, Jumat (21/5). Foto: Ajeng Dinar Ulfiana/REUTERS
Pada masa kini, implementasi Hubungan Internasional perspektif Islam sudah tidak diragukan keberadaanya. Sebelum dengan mudahnya akses antarnegara, Islam dipandang sebagai suatu agama yang bergerak dalam upaya menghancurkan negara Barat.
Islam dilihat sebagai agama yang radikal serta membahayakan sebab sering kali melakukan aksi teror terhadap negara-negara Barat.
ADVERTISEMENT
Puncaknya pada peristiwa pengeboman Menara Kembar (World Trade Center) di New York, Amerika pada tanggal 11 September tahun 2001. Serangan ini dilakukan oleh kelompok militan Al Qaeda dengan cara melakukan pembajakan terhadap pesawat jet kemudian menabrakkan diri ke Menara Kembar.
Peristiwa tersebut menjadikan negara Barat sangat kontra dengan Islam pada waktu itu. Negara Barat mengutuk umat Muslim dan melabeli Islam sebagai agama teroris yang berkedok dalam jihad fi sabilillah.
Dengan adanya peristiwa tersebut kemudian muncul fenomena Islamophobia yang mana negara-negara Barat sangat anti dengan Islam.
Dengan adanya peristiwa tersebut, implementasi Hubungan Internasional khususnya dengan negara-negara Islam seperti Uni Emirat Arab menjadi sangat terganggu.
Muncul sebuah jarak yang memisahkan antara negara Barat dengan negara-negara Islam. Tetapi seiring dengan berkembangnya waktu, Islamophobia dan anggapan negatif terhadap umat Islam maupun agama Islam mulai terkikis.
ADVERTISEMENT
Para militan tidak lagi aktif dalam melakukan serangan terhadap negara-negara Barat, sehingga kerja sama serta Hubungan Internasional dapat terlaksana kembali. Islam memberikan pengaruh yang sangat kuat terhadap peradaban dunia.
Implementasi Hubungan Internasional dalam perspektif keislaman yang terjadi di negara Indonesia sendiri salah satunya adalah hubungan kerja sama dengan Arab Saudi.
Hubungan kerja sama antarnegara dengan negara Islam mengalami kondisi yang cukup menggembirakan dengan segudang prestasi yang diperoleh Arab Saudi.
Arab Saudi dikenal sebagai negara yang memiliki pengaruh yang cukup besar di kawasan Timur Tengah. Kemampuan ekonomi negara Arab Saudi tidak diragukan lagi.
Negara Barat yang awalnya membuat jarak dengan Arab Saudi, kini mulai membaik. Hubungan antara negara Barat dengan Arab Saudi terjalin atas dasar kedaulatan dan kepentingan ekonomi.
Sumber :Diplomasi Sovereign Wealth Fund, kemlu.go.id
Begitu pula dengan Indonesia, Indonesia memandang bahwa Arab Saudi merupakan negara yang menjadikan otoritas keislaman untuk mengatur kedaulatan negara bahkan mengatur kehidupan masyarakat secara damai dan sejahtera.
ADVERTISEMENT
Sistem perdagangan minyak menjadi ladang investasi bagi para investor untuk melakukan pendekatan terhadap Arab Saudi. Selain itu, wisata keagamaan yaitu ibadah haji menjadikan Arab sebagai wilayah paling ingin dikunjungi oleh umat Muslim di seluruh kawasan.
Bentuk Hubungan Internasional perspektif Islam yang dilakukan negara-negara lain dengan Arab Saudi terwujud dengan adanya Organisasi Konferensi Islam yang terpusat di Jeddah.
Arab menjadi pemilik organisasi yang mewadahi negara lain untuk dapat menjadi kerja sama pada tingkat regional serta internasional dalam perspektif keislaman.
Dengan adanya Hubungan Internasional perspektif Islam ini dapat mengikis praktik dan stigma radikalisme umat Muslim di kancah global secara lebih terstruktur.
Hubungan Internasional dalam perspektif Islam sangat mengedepankan konsep keadilan antar negara agar dapat mencapai perdamaian.
ADVERTISEMENT
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Hubungan Internasional dalam perspektif Islam antara lain prinsip kerja sama, perdamaian, memuliakan manusia, keadilan dan memenuhi janji.
Implementasi pada Hubungan Internasional dalam perspektif Islam dapat ditemukan dengan hubungan dan interaksi kerja sama yang dilakukan oleh negara-negara Barat dengan Arab Saudi dalam bidang ekonomi dan wisata religi.