Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Leyeh-Leyeh di Grojogan Sewu
11 Februari 2022 9:51 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Ali Muakhir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 1.5 jam dari Kota Solo. Melewati pemukiman penduduk, melewati perbukitan, dan melintasi lahan pertanian yang asri dengan pemandangan elok di kiri dan kanan jalan, akhirnya rombongan tiba di Tawangmangu. Kita akan menuju Grojogan Sewu.
ADVERTISEMENT
Dada terasa plong begitu turun dari kendaraan dan mendapati gerbang objek wisata air terjun Grojogan Sewu yang membuat penasaran. Grojogan Sewu terletak di hutan lindung seluas 20 hektar, di sisi barat lereng Gunung Lawu, Kecamatan Tawangmangu.
Secara geografis, Tawangmangu terletak di Kabupaten Karanganyar, Solo, Jawa Tengah. Udara di sana begitu sejuk, membuat paru-paru seolah ingin menghirup sepuasnya.
Memasuki gerbang, pengunjung disambut deretan penjual tanaman hias dan tempat tambatan kuda sewaan. Dengan ramah, penjual menawarkan tanamannya yang telah bermekaran, sementara pemilik kuda menawarkan kuda untuk berjalan-jalan.
“Naik kuda biar tidak capai,” kata pemilik kuda sewaan yang terus membuntuti pengunjung.
Kurang lebih dalam jarak 250 meter dari gerbang, terdapat parkiran. Di samping parkiran itulah, terpampang papan pintu masuk Grojogan Sewu.
Air Terjun Seribu
ADVERTISEMENT
Grojogan Sewu artinya air terjun seribu. Sebagai salah satu objek wisata andalan, Grojogan Sewu sangat diperhatikan pemerintah daerah. Untuk mendukung kemudahan akses ke Tawangmangu, telah dilakukan perbaikan jalur transportasi, perawatan jalan, dan pembangunan jalan baru, salah satunya jalur lintas propinsi dari Tawangmangu menuju Magetan Jawa Timur.
Setelah membayar tiket masuk sebesar Rp8.000, kaki menurunin ribuan anak tangga untuk merasakan indahnya Grojogan Sewu. Jangan kaget jika tiba-tiba ada monyet mengajak bercanda karena di sini surganya monyet. Pengunjung ke sini seperti tamu yang datang ke rumah mereka.
Jangan bawa kantong kresek karena pasti akan direbut karena mengira itu makanan yang sengaja dibawa untuk mereka.
Dari awal menjejak anak tangga, deburan suara air terjun sudah terdengar, bahkan dari kejauhan ujung air terjun sudah terlihat saat dahan pohon-pohon besar yang menopang liukan anak tangga tersibak angin.
ADVERTISEMENT
Tangga menuju Grojogan Sewu cukup aman untuk dilewati karena di kedua sisinya ada penopang untuk berpegangan. Akan tetapi, tetap harus hati-hati karena kalau hujan pasti licin. Ada beberapa anak tangga yang berlumut saking lembabnya.
Setelah hampir setengah jam lebih menuruni tangga, akhirnya tiba juga di area grojogan sewu. Terlihat ada kolam renang untuk anak-anak, kolam renang untuk dewasa, dan ada waterboom kecil.
Bagi pengunjung yang kelaparan setelah menuruni tangga, bisa langsung menuju saung-saung panjang tempat menjajakan makanan. Dari makanan kecil, baso, sampai makanan berat semua ada di sini.
Tiba di grojogan sewu, suasana sudah ramai. Ada yang sedang berfoto-foto, mandi, atau hanya sekedar merendam kaki. Ada jembatan tepat di depan grojogan, jembatan tersebut di bawahnya sungai kecil yang mengalir dari grojogan.
ADVERTISEMENT
Dari cerita teman yang berasal dari Solo, jembatan yang melintas di depan Grojogan Sewu ternyata memiliki mitos yang dipercaya masyarakat sekitar. Jembatan tersebut diberi nama Jembatan Pegat. Barang siapa yang sedang pacaran maka dilarang melintasi jembatan tersebut karena akan mengakibatkan keretakan hubungan mereka.
Mitos tersebut dipikir-pikir bagus juga, supaya pengunjung terjaga dari perbuatan yang tidak baik ketika berkunjug ke sana.
Saya kemudian melihat di sini kanan grojogan, seberang jembatan ada peralatan untuk rafting. Rafting mini karena rutenya tidak jauh. Ada juga beberapa permainan seperti jalan di jembatan tambang yang melintasi sungai, dan flying fox. Di sekitar Grojogaj Sewu juga ada playground, outbond, arena pancing, taman lalu lintas, dan kereta pohon.
Setelah puas menikmati keindahan grojogan, jangan lupa leyeh-leyeh (duduk santai) menikmati sate kelinci dengan lontong khas Tawangmangu. Suara Grojogan dan suara aliran sungai mampu menghilangkan penat pengunjung dari rutinitas kerja.
ADVERTISEMENT
Banyak wisatawan daerah dan luar daerah yang datang ke Grojogan Sewu. Sebagian besar sambil membawa keluarga. Bagi wisatawan luar daerah, tidak usah ragu jika kemalaman di sini karena banyak penginapan dengan harga terjangkau.
Oh iya, untuk mencapai Grojogan Sewu tidak terlalu sulit. Jika dari Solo, kita bisa naik bus jurusan Tawangmangu dan akan dikenakan biaya sekitar Rp8.000,- s/d Rp10.000,- Lebih gampangnya, liat aja daftar tarif bus yang banyak disebar di beberapa titik di Terminal Tirtonadi, Solo.
Kemudian turun di Terminal Tawangmangu yang merupakan terminal terakhir, dari sini, kita bisa berjalan kaki sejauh satu kilometer menuju air terjun dengan jalanan yang menanjak naik atau kalau tidak mau capai bisa naik angkot menuju air terjun dengan biaya kurang lebih Rp3.000,-. Sangat murah bukan ?
ADVERTISEMENT