news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

Sukses Menjadi Petani di Era Milenial, Kenapa Nggak?

Ali Muakhir
Writer, Content Writer, dan Influencer.
Konten dari Pengguna
7 Juli 2019 11:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Muakhir tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Para Peserta Mendengarpan Paparan Edison Tobing dari Tanihub (Foto Ali)
zoom-in-whitePerbesar
Para Peserta Mendengarpan Paparan Edison Tobing dari Tanihub (Foto Ali)
ADVERTISEMENT
SIAPA yang menyangka jika selama tahun 2018-2019 Indonesia telah mengekspor Tokek ke negara-negara adidaya seperti USA, Japan, Hongkong, Jerman, Italy, Russia, dan Prancis Italy hingga 207.656 ekor, jika dirupiahkan nilainya sekitar Rp4,289 Miliyar.
ADVERTISEMENT
Tahu Tokek, kan? Binatang reptile berwarna belang kecoklatan yang masih memiliki hubungan kekerabatan dengan cicak? Tokek ukurannya lebih besar dari cicak, tempat tinggalnya hampir mirip dengan cicak. Tokek memiliki banyak jenis namun umumnya yang sering ditemui di rumah kita adalah dari marga Gekko. Marga ini tersebar di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara serta Asia Timur seperti Jepang dan Korea dan juga di sekitaran kepulauan di Samudra Pasifik.
Binatang yang suaranya sering mengganggu dan ditakuti banyak orang ini ternyata bermanfaat bagi kesehatan manusia. Tokek biasa digunakan dalam dunia pengobatan alternatif. Tokek konon menjadi salah satu bahan obat yang dianggap mujarab.
Karena manfaat tokek tersebut, banyak orang berburu tokek. Jika dijual, semakin besar ukurannya semakin malah. Beruntung sekali, saat ini banyak petani Tokek yang menerakannya dengan sistem kontrol yang ketat sehingga hasil taninya bisa diekspor pemerintah ke berbagai negara yang saya sebut di atas.
Bapak Ir. Ali Jamil, Ph.D Memaparkan Hasil Ekspor Pertanian tahun 2019 (Foto Ali)
Data ekspor Tokek ke berbagai negera tersebut diungkap Kepala Badan Karantina Pertanian Republik Indonesia Ir. Ali Jamil, Ph.D, dalam acara AgriTalk Bandung, yang diadakan pada hari Minggu 30 Juni 2019 di Harris Hotel Ciumbuleuit Bandung.
ADVERTISEMENT
Bukan hanya ekspor Tokek yang meningkat, ekspor hasil pertanian lainnya seperti Lidi, Porang, Daun Ketapang, dan Sarang Walet pun meningkat tajam. Khusus ekspor sarang Burung Walet, telah membubuhkan angka hingga Rp464,1 Triliyun atau sekitar 1.761.97 ton.
Belum lagi hasil pertanian lain yang saat ini sedang banyak permintaan, membuat angka ekspor hasil pertanian kita sangat tinggi, sekitar Rp659.389 Triliyun dari Bulan Januari – Juli 2019. Kalau melihat ini, seharusnya petani di Indonesia makmur, sayangnya, saat ini petani-petani di negera tercinta ini tidak lagi dilirik kaum milenial, kalau pun ada, angkanya sangat tidak signifikan.
Tanaman Hias Hasil Pertanian di Jawa Barat yang Telah Diekspor ke Berbagai Negara (Foto Ali)
“Petani di negara kita rata-rata usianya 40 tahun, regenerasinya tidak jalan,” ungkap Edison Tobing dari Finance Tanihub pada sesi kedua. “Makanya Tanihub terus berupaya mengajak anak-anak milenial untuk menjadi petani karena potensinya sangat besar.
ADVERTISEMENT
Tanihub selama ini telah menjalin kerjasama dengan banyak petani di beberapa daerah di Indonesia. Tanihub membantu para petani menjual hasil pertaniannya dengan harga tinggi supaya para petani makmur dan terus produktif. Tanihub membantu para petani mempertahankan kualitas hasil taninya sehingga mampu bersaing di pasaran.
Acara yang Sangat Penting untuk Anak Milenial (Foto Ali)
Dalam acara bertajuk Yuk #BeraniEkspor Komoditas Pertanian Indonesia tersebut, Edison mengungkapkan jika selama ini tanihub masih mengambangkan perdangan hasil tani di dalam negeri, belum focus untuk ekspor karena pasar dalam negeri pun belum terpenuhi. Jika sudah terpenuhi tidak menutup kemungkinan untuk mengekspor hasil tani para petani binaannya.
5 Kebijakan Ekspor Komoditas Pertanian
Meski pun ekspor hasil pertanian di negara kita terus mengalami peningkatan, bahkan menjadi salah satu pendapatan negara terbesar, Kementerian Pertanian (Kementan) terus membuat kebijakan-kebijakan supaya petani makin makmur. Kementan bahkan telah mengeluarkan 5 kebijakan ekspor komoditas pertanian. Kebijakan tersebut antara lain;
ADVERTISEMENT
1). Meningkatkan Volume Ekspor
Kebijakan ini diterapkan supaya lebih banyak lagi hasil pertanian yang bisa diekspor. Volume peningkatan ini memang tidak mudah karena setiap barang yang akan diekspor harus memenuhi kriteria. Meski begitu, bukan menjadi penghalang.
Kementan akan bekerjasama dengan pemerintah daerah dan stake holder untuk melakukan terobosan dan inovasi kebijakan ekspor.
2). Menambah Ragam Komoditas Ekspor
Hasil pertanian itu sangat beragam, mulai dari Perkenunan, Holtikultura, Peternakan, Tanaman Pangan, Kehutanan, dan Perikanan. Semua ragam hasil tani tersebut tersebar di seluruh Indonesia.
Kementan akan bekerjasama pemerintah daerah dan stake holder dalam menggali potensi dengan menerbitkan menerbitkan aplikasi IMACE yang dapat dijadikan landasan dalam pembuatan kebijakan.
3). Mendorong Eksportir Baru
Eksportir-eksportir baru harus terus didorong supaya permintaan pasar terus terpenuhi dengan baik. Salah satu yang dilakukan kementan melalui Badan Karantina Pertanian meluncurkan Program Agro Gemilang, Ayo Galakan Ekspor Komoditas Pertanian oleh Generasi Milenial Bangsa.
ADVERTISEMENT
4). Menambah Negara Mitra Dagang
Kementan melakukan terobosan terus menerus seperti melakukan kerjasama dan harmonisasi aturan perkarantinaan baik bilateral maupun multilateral. Tujuannya agar kementan bisa menawarkan hasil pertanian kepada negara calon mitra dengan optimal.
Seperti baru-baru ini, ketika melakukan perjalanan bersama bapak Presiden ke negara Argentina, ternyata Argentina membutuhkan buah-buahan asia untuk dijual di sana.
5). Mendorong Ekspor Komoditas Pertanian Dalam Bentuk Jadi
Mendorong tumbuhnya investasi di bidang industri agribisnis. Mendorong investasi supaya hasil tani diubah menjadi barang jadi. Contoh saja, jika selama ini kita hanya ekspor kelapa, kita ekspor makanan hasil olahan kelapa seperti coconut. Nilai ekspor coconut jauh lebih tinggi dibanding ekspor kepala.
Para Pembicara Sangat Menginspirasi (Foto Ali)
Contoh lainnya, petani tidak lagi mengekspor biji kopi, tetapi ekspor hasil olahan kopi yang siap saji. Kalau pun bukan hasil jadi, minimal hasil setengah jadi sehingga nilai tawarnya lebih tinggi daripada barang mentah.
ADVERTISEMENT
Inovasi-inovasi seperti ini mudah dilakukan oleh gerenasi milenial saat ini karena mereka memang sangat kreatif. So, buat kalian generasi milenial, yuk ah, menjadi petani sukses di era milenial karena hasil kreativitas kalian sangat dinantikan!
Kumparan Mendukung AgriTalk (Foto Ali)