Konten dari Pengguna

Sensor Film: Upaya Hadirkan Tontonan Berkualitas untuk Generasi Muda

Ali Satria
Mahasiswa Akademi Komunikasi Radya Binatama
27 Januari 2023 17:29 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Satria tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi menonton film. Foto: Odua Images/Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi menonton film. Foto: Odua Images/Shutterstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem sensor film di Indonesia saat ini sudah sangat berperan penting seiring industri perfilman yang terus berkembang pesat. Film adalah suatu karya kreatif audio visual atau gambar yang bergerak setelah melewati proses-proses tertentu. Mulai dari pra produksi, produksi hingga pasca produksi termasuk juga proses editing.
ADVERTISEMENT
Di era digitalisasi saat ini, terdapat banyak film yang sedang tayang. Termasuk juga film series banyak bermunculan di platform digital. Dengan munculnya film ataupun series, Lembaga Sensor Film (LSF) melakukan tugasnya untuk menyeleksi atau bahkan memotong scene-scene yang tidak layak ditayangkan. Sebab di hampir seluruh film ataupun series terdapat adegan yang dilarang untuk dipertontonkan seperti adegan kriminal, kekerasan, bahkan adegan mesum atau yang mengandung unsur SARA. Sehingga, Lembaga Sensor Film (LSF) wajib untuk ikut campur dalam kelayakan tonton atau tidak. Jika film yang dibuat tidak layak untuk dipertontonkan maka terdapat target usia yang diperbolehkan untuk menonton. Lembaga Sensor Film (LSF) berhak memutuskan apakah film tersebut lolos sensor atau bahkan tidak lolos sensor.
ADVERTISEMENT
Menyensor film ini dilakukan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan atas kepentingan politik dan kekuasaan pemerintah. Penyensoran di dalam tayangan-tayangan tertentu ditujukan khusus untuk generasi muda. Sensor termasuk tindakan preventif yang bertujuan agar generasi muda tidak mengonsumsi tayangan yang tidak pantas.
Generasi muda adalah generasi penerus bangsa yang diharapkan bisa mendukung kemajuan bangsa ini. Banyak generasi muda memiliki hobi menonton film atau series, mulai dari film anak-anak hingga film dewasa. Karena hal inilah, generasi muda harus mengerti, mana adegan yang harus ditiru, adegan mana yang harus dihiraukan, dan adegan mana yang harus dijadikan pelajaran.
Dalam era seperti ini, mayoritas remaja mudah meniru hal yang ia lihat, bukan yang ia dengar. Generasi muda saat ini ramai untuk menonton film atau series yang sedang booming, agar tidak tertinggal jauh oleh temannya. Maka dari itu, tidak heran jika terdapat cukup banyak remaja yang melihat adegan dewasa, adegan kriminal, ataupun adegan lainnya.
ADVERTISEMENT

Haruskah Penyensoran Film Dilakukan?

Tugas Lembaga Sensor Film (LSF) berdasarkan UU Nomor 33 Tahun 2009 tentang Film dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2014 tentang Lembaga Sensor Film (LSF) adalah penilaian, penelitian, dan juga penentuan layak atau tidaknya film dan iklan tersebut untuk dipertunjukkan kepada khalayak umum. Artinya, jika sebuah film dilakukan penyensoran berarti film tersebut dilakukan penelitian, penilaian, serta penentuan apakah film tersebut layak untuk dipertunjukkan kepada khalayak umum. Melakukan penyensoran pada film dan iklan bertujuan untuk melindungi masyarakat terkhusus anak muda umumnya dari pengaruh yang negatif dari film dan iklan tersebut.
Surat Tanda Lulus Sensor diterbitkan setelah dilakukan penyensoran, yang pertama penelitian dan penilaian tema, gambar, adegan, suara, dan teks terjemahan suatu film yang akan diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum, lalu yang kedua penentu khalayak film dan iklan film untuk diedarkan dan/atau dipertunjukkan kepada khalayak umum: dan, yang terakhir penentu penggolongan usia penonton film.
ADVERTISEMENT
Di era digital saat ini, masyarakat memiliki banyak alternatif untuk mengakses konten film, terutama yang berbasis pada jaringan informatika, baik berupa layanan Over The Top (OTT) ataupun Video On Demand (VoD). Namun, realitanya belum semua film yang berbasis internet ditayangkan melalui proses penyensoran. Maka dari itu, suatu keharusan Lembaga Sensor Film untuk membangun kesadaran kolektif masyarakat, supaya secara mandiri bisa memilah dan memilih tontonan sesuai dengan penggolongan usia. Hal itulah yang menjadi dasar utama Lembaga Sensor Film mengedepankan Program Budaya Sensor Mandiri (BSM).