Konten dari Pengguna

Tantangan Kemanusiaan dan Kecemburuan Sosial Terhadap Pengungsi Rohingya

Alia Farhat
Mahasiswa Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
17 Desember 2023 17:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alia Farhat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Ahmed akacha: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-kotor-pakaian-tanah-7385834/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Ahmed akacha: https://www.pexels.com/id-id/foto/wanita-kotor-pakaian-tanah-7385834/
ADVERTISEMENT
Ketika krisis kemanusiaan melanda dan orang-orang Rohingya mengungsi ke Indonesia, negara ini berada di persimpangan antara tanggung jawab kemanusiaan dan tantangan kecemburuan sosial. Artikel ini akan membahas dinamika sentimen masyarakat Indonesia terhadap pengungsi Rohingya dan dampaknya terhadap upaya integrasi.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Kompasiana.com; Kedatangan pengungsi Rohingya dalam jumlah besar di Indonesia menimbulkan banyak tantangan dan pertanyaan penting terkait kebijakan penerimaan dan penanganan krisis ini. Sebagai negara dengan sejarah pluralisme dan toleransi, Indonesia mempunyai tanggung jawab moral dan kemanusiaan untuk membantu mereka yang menderita.
Namun, kehadiran etnis Rohingya juga menimbulkan kekhawatiran mengenai kemampuan negara tersebut dalam mengatasi beban pengungsi yang semakin meningkat. Peningkatan jumlah pengungsi dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap sumber daya ekonomi, sosial dan infrastruktur yang ada.
Dikutip dari Retizenrepublika.com; Berdasarkan data dari Badan Pengungsi PBB (UNHCR), terdapat sekitar 2 juta pengungsi Rohingya yang tersebar di berbagai negara di dunia. Sekitar 130.000 pengungsi Rohingya telah tiba di Indonesia sejak tahun 2015. Mereka sebagian besar tiba melalui jalur laut, dengan menggunakan perahu-perahu kecil yang tidak layak.
ADVERTISEMENT

Konteks Kemanusiaan dan Penerimaan Pengungsi

Indonesia, sebagai negara dengan tradisi pluralisme, memiliki sejarah penerimaan pengungsi dari berbagai konflik. Namun, kedatangan pengungsi Rohingya menimbulkan reaksi yang kompleks dari masyarakat. Sebagian masyarakat merespons dengan welas asih dan upaya membantu, sementara yang lain mungkin merasa cemas atau bahkan cemburu.

Tantangan Integrasi dan Kecemburuan Sosial

Tantangan integrasi pengungsi Rohingya di Indonesia mencerminkan kecemburuan sosial yang mungkin muncul di tingkat masyarakat. Faktor ekonomi, akses terhadap layanan publik, dan ketidakpastian sosial dapat menjadi sumber kecemburuan terhadap kelompok pengungsi. Dalam konteks ini, perlu ada pendekatan yang seimbang untuk memahami kebutuhan masyarakat lokal dan pengungsi.

Respons Pemerintah dan Masyarakat

Pemerintah Indonesia, bersama dengan LSM dan masyarakat sipil, memiliki peran penting dalam mengelola dan merespons dinamika ini. Kebijakan inklusif dan pendekatan humanis diperlukan untuk menanggapi tantangan integrasi dan mencegah timbulnya kecemburuan sosial yang dapat menghambat proses harmonisasi.
ADVERTISEMENT

Peluang Edukasi dan Kesadaran

Penting untuk menciptakan peluang pendidikan dan kesadaran di antara masyarakat Indonesia mengenai krisis Rohingya. Pengetahuan yang lebih baik tentang latar belakang pengungsi, pengalaman hidup mereka, dan kontribusi positif yang dapat mereka bawa dapat membantu mengurangi stigmatisasi dan kecemburuan sosial.

Solidaritas dan Pencarian Solusi Bersama

Foto oleh Ahmed akacha: https://www.pexels.com/id-id/foto/anak-kecil-bersama-tenda-pagar-rantai-penghubung-9493590/
Sentimen masyarakat terhadap pengungsi Rohingya di Indonesia menciptakan peluang untuk membangun solidaritas dan mengembangkan solusi bersama. Dialog terbuka antara pemerintah, masyarakat, dan pengungsi dapat membantu mengatasi mispersepsi dan membangun pemahaman yang lebih baik.
Dalam menghadapi tantangan integrasi pengungsi Rohingya, Indonesia dihadapkan pada ujian tanggung jawab kemanusiaan dan kecemburuan sosial. Diperlukan upaya bersama untuk menciptakan lingkungan inklusif yang memahami keberagaman dan menanggapi kebutuhan semua pihak. Solidaritas dan kerja sama adalah kunci untuk memastikan bahwa pengungsi Rohingya dapat membangun kehidupan yang layak di Indonesia, sambil menjaga keharmonisan dalam masyarakat yang lebih luas.
ADVERTISEMENT