Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
15 Ramadhan 1446 HSabtu, 15 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Bangkit Dari Kehidupan yang Sulit
31 Mei 2022 10:54 WIB
Tulisan dari Alia Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Tak pernah terpikirkan oleh Lia, hidup membutuhkan perjuangan dan pengorbanan. Hal yang selalu diingat, yaitu ketika ia kehilangan semangatnya karena Ibunya meninggal ketika ia berusia 7 tahun atau ingin menginjak Sekolah Dasar (SD).
ADVERTISEMENT
Ketika Ibunya tiada, kini ia hanya hidup dengan Ayahnya yang harus bisa melakukan apapun untuknya. Bagi Lia, ia sangat bertanggung jawab dalam mengurus dan bekerja keras untuknya. Ia bekerja sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kantor Transmigrasi Daerah Kalibata.
Meskipun seorang PNS, ia selalu mengajarkan hidup sederhana. Jika ada waktu luang, ia bisa antar jemput Lia. Ia berangkat kerja pukul 06.00 WIB dan harus mengantar serta menjemput Lia sekolah karena masih duduk di bangku SD sehingga belum bisa pulang sendiri.
Walaupun Ayahnya cukup sibuk, ia tetap memberi perhatian yang cukup kepadanya, misal mengajak bermain ke Timezone atau ke taman bermain lainnya.
“Ayah akan berjuang untuk hidup Lia supaya tetap semangat sekolah karena Lia satu-satunya anak Ayah.” Tutur Ayah sambil tersenyum kepadanya.
ADVERTISEMENT
Apapun yang dilakukan Ayahnya adalah yang terbaik untuk dirinya. Lia sangat bangga mempunyai Ayah seperti beliau. Kerja keras ia selalu teringat di hati Lia.
Tepat ketika Lia ingin lulus SMK, Ayahnya menderita sakit paru-paru yang disebabkan seringnya merokok. ia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Pasar Rebo pada Desember 2019. Lia selalu memohon yang terbaik untuk Ayahnya agar sembuh dan bisa pulang dari rumah sakit.
Pada Maret 2022, Ayahnya dilarikan ke rumah sakit untuk kedua kalinya. Setelah dua hari di rumah sakit, ia dipindahkan ke ruangan HCU (High Care Unit) yang berarti ruang pasien dalam pengawasan ketat. Beberapa jam setelah masuk ruang HCU (High Care Unit), sudah tidak sadarkan diri. Setelah mendengar kondisi itu, banyak keluarga Lia yang menjenguk dan ikut sedih serta berharap keajaiban datang.
ADVERTISEMENT
Namun, pada pukul 22.30 WIB Ayahnya mengembuskan napas terakhir. Perasaan sedih, menyesal dan kecewa Lia sudah tidak bisa digambarkan lagi. Ia sangat terkejut dengan apa yang terjadi dengan Ayahnya.
“Harus ikhlas ya Lia, semua akan baik-baik saja kok.” Ucap Tante Lia sambil memegang bahunya.
Kini Lia tinggal bersama Kakek, Om, dan Tantenya. Lia mencoba untuk bangkit dari kesedihannya karena ia merasa banyak perjuangan hidup yang harus dilakukan. Lia akan belajar dari pengalamannya, yaitu hidup tak selamanya indah.