Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.2
14 Ramadhan 1446 HJumat, 14 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Tradisi Unik Pernikahan Adat Minang Pariaman
25 Juni 2022 10:40 WIB
Tulisan dari Alia Fitriani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Masyarakat Minang dikenal sebagai masyarakat asli asal Sumatera Barat. Suku Minang mempunyai rumah adat yang dikenal dengan rumah gadang. Karena keunikan budayanya, Minangkabau menduduki peringkat ke-7 sebagai kota terpadat di Indonesia.
ADVERTISEMENT
Salah satu kota di Sumatera Barat adalah Pariaman. Ada banyak kelezatan kuliner Pariaman yang bisa Anda nikmati. Selain itu, budaya di pesta pernikahannya juga sangat unik dan berbeda.
Untuk lebih jelasnya mari kita simak fakta di bawah ini.
1. Tidak berarti "membeli", tetapi "menjemput" mempelai pria.
Di mata kota Pariaman, pengantin wanita menyambut pengantin pria disebut "pernikahan Bajapuik". Dalam tradisi ini, keluarga pengantin wanita harus membawa uang japuik sebelum pertunangan. Uang Japuik bukan untuk membeli pengantin pria, melainkan sebuah penghormatan terhadap derajatnya.
Pria yang sudah menikah dijuluki "urang sumando" dan diperlakukan sebagai tamu di rumah istrinya. Meskipun demikian, keluarga istri dan istri sangat menghormati suaminya.
2. Mengambil dari ajaran Islam
Tidak heran jika banyak masyarakat Minang yang berakar pada Al-Qur'an, karena tradisi Bapuik bersumber dari ajaran Islam. Orang Pariaman bisa dikatakan terinspirasi oleh kisah Nabi Muhammad menikahi Siti Khadija dan memberi Nabi sedikit hartanya untuk menghormati gelarnya.
ADVERTISEMENT
3. Memuliakan dan meninggikan derajat pria
Saat menyerahkan uang japuik, mempelai wanita harus menyerahkannya dengan ikhlas. Dalam tradisi ini, bukan berarti merendahkan seseorang, melainkan meninggikan seseorang. Uang japuik ini disesuaikan dengan status sosial dan tingkat keuangan keluarga mempelai wanita.
4. Prosesi adat pernikahan yang panjang
Ada tiga macam adat pernikahan di Kota Pariaman, yaitu sebelum pernikahan, berlangsung pernikahan dan sesudah pernikahan. Adat sebelum menikah meliputi tango marathak, mamadekkan hetongan, baimbang tando (maminang) dan menentukan uang japuik.
Adat berlangsungnya pernikahan, yaitu bakampuang-kampuangan, alek randam, night bainai, bodytam, bainduak bako, manjapuik marapulai, pertunangan, basandiang di rumah anak daro dan manjalang mintuo.
Terakhir, adat yang harus dilakukan setelah pernikahan antara lain penyerahan jeruk limau, kefitra, penyerahan perbukoan dan moong lemang.
ADVERTISEMENT
Jadi, uang japuik akan ditentukan sebelum pernikahan dan diberikan pada saat pernikahan, maka disebut "manjapuik marapulai".