Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Menyatukan Vaksin dan Minyak Goreng, Komitmen IHT untuk Pemberdayaan Masyarakat
14 Maret 2022 19:25 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Hananto Wibisono tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Hananto Wibisono, Sekjen Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia (AMTI)
Awal badai pandemi COVID-19 menghantam Indonesia, terjadi kelangkaan masker. Saat ini, masih di pandemi yang sama, dengan varian virus berbeda, minyak goreng justru langka. Sebuah fenomena yang saya sendiri tidak menemukan pola hubungan keduanya. Kondisi yang sebenarnya merupakan ketidaksengajaan yang menggambarkan anekdot industri hasil tembakau (IHT). Industri yang selalu dibenturkan pada dua sisi: ekonomi dan kesehatan.
ADVERTISEMENT
Namun dalam perjalanannya, justru industri sektor pertembakauan ini yang terpanggil untuk berkomitmen membantu pemerintah menggerakkan perekonomian dengan membantu mewujudkan masyarakat yang sehat, berdaya dan mandiri. Sudah tak bisa dipungkiri bahwa IHT menjadi tumpuan penerimaan negara. IHT menjadi industri yang menghidupi lebih dari 6 juta tenaga kerja, yang selama pandemi, berkomitmen untuk tidak melakukan pemutusan hubungan kerja. IHT tak melulu soal target penerimaan cukai ataupun konsumsi tembakau.
Di dalamnya ada masyarakat, ada tenaga kerja yang perlu diperhatikan kesehatan dan keberlangsungan perekonomiannya. IHT menyadari bahwa pekerja yang sehat adalah pekerja yang produktif, berdaya dan mandiri. Pekerja yang sehat, menjadi cikal bakal keluarga yang sehat. Keluarga yang sehat, mewujudkan masyarakat yang sehat pula. Oleh karena itu, melalui Koperasi Kareb Bojonegoro yang memiliki unit usaha Mitra Produksi Sigaret (MPS) bersama Aliansi Masyarakat Tembakau Indonesia(AMTI) beserta Polres Bojonegoro dan Kodim 0813 Bojonegoro menginisiasi vaksinasi booster massal bagi karyawan dan masyarakat sekitar. Ada 3.000 dosis vaksin yang diberikan.
Yang menjadi unik bahwa dalam gelaran kegiatan ini, masyarakat yang ikut vaksin mendapat apresiasi satu botol minyak goreng dan susu kemasan. Seperti kita tahu bahwa saat ini minyak goreng langka, oleh karena itu Koperasi Kareb ingin meringankan ibu-ibu khususnya yang sudah vaksin dengan memberikan minyak goreng. Sentuhan kepedulian yang bagi saya cukup istimewa.
ADVERTISEMENT
Karyawan yang ikut vaksin 98 persen adalah perempuan pekerja pelinting rokok. Di sisi lain, masyarakat yang juga ikut vaksin mayoritas juga perempuan. Mereka adalah garda terdepan penggerak ekonomi keluarga. Kebutuhan terhadap minyak goreng sangat krusial bagi sebuah rumah tangga. Maka, ketika para perempuan dan ibu-ibu ini yang tak menomorduakan urusan dapur, anak dan keluarga, serta di sisi lain tetap ingin bekerja dan sehat, Koperasi Kareb sebagai bagian dari IHT mengapresiasi hal ini.
Menjaga Kesehatan, Semangat dan Realisasi Pemberdayaan
Ya, menyatukan vaksin dan minyak goreng adalah sebuah daya, upaya, dan momentum untuk menjaga kesehatan, semangat serta realisasi pemberdayaan. Padahal sebenarnya, sedikit ironis situasi IHT saat ini mengingat pernyataan Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bahwa IHT adalah satu dari sejumlah sektor usaha sangat terpukul oleh pandemi Covid-19. Sri Mulyani menyebutnya sebagai sektor usaha yang berada dalam kondisi pre pandemic level, yakni sektor yang masih tertinggal pemulihannya, atau ia menyebutnya lagged behind.
ADVERTISEMENT
Dalam situasi yang berat dan penuh tantangan ini, IHT yang sudah terpukul tetap berupaya bangkit. Bangkit dengan komitmen bahwa pekerja sehat, maka produktivitas dapat dicapai. Bangkit dengan kepedulian bahwa lingkungan dan masyarakat sehat, maka aktivitas perekonomian pulih. Bangkit dengan keyakinan bahwa industri ini akan terus memberikan kontribusi terbaik sekalipun menghadapi berbagai kebijakan dan aturan yang eksesif.
Memasuki peralihan dan persiapan situasi endemi, IHT tak abai terhadap kesehatan karyawan dan kemandirian masyarakat. Setelah beberapa pembatasan pelonggaran mulai diterapkan, industri ini akan semakin melaju kencang.
Semoga rasa optimistis terhadap IHT ini tidak dibenturkan dengan realita penerapan kebijakan maupun aturan yang berat sebelah. (*)