Konten dari Pengguna

Mengapa Alat Musik Recorder Tidak Pernah Dimainkan?

Alicia Catelyn Chandra
Siswa kelas 12 di Penabur Secondary Kelapa Gading
1 Desember 2024 15:44 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alicia Catelyn Chandra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Recorder adalah salah satu alat musik yang paling sering diajarkan di sekolah. Hal ini disebabkan oleh harganya yang terjangkau dan tangga nadanya yang sederhana. Teknik yang dibutuhkan untuk memainkannya juga cukup mudah. Fakta ini seharusnya membuat recorder sebuah instrumen yang dikuasai banyak orang. Namun, diluar pelajaran musik anak SD, alat musik ini jarang dimainkan.
ADVERTISEMENT
Banyak yang melihat recorder sebagai alat musik yang hanya untuk anak-anak. Selain harganya yang murah, alat musik ini diajarkan di sekolah karena teknik yang dibutuhkan untuk memainkannya relatif mudah. Untuk memainkan recorder, pemain hanya perlu meniup sambil mengangkat jari tertentu. Aktivitas ini melatih motorik siswa tanpa harus mengajarkan teori musik yang rumit, maka alat musik ini sering diimplementasikan dalam kurikulum sekolah.
Tetapi, karena recorder sering dimainkan oleh anak-anak, instrumen ini mendapatkan reputasi sebagai instrumen yang kurang serius. Seringkali bunyi yang didengar dari recorder kurang merdu akibat teknik yang salah. Anak-anak seringkali belum memiliki koordinasi tangan yang cukup baik untuk bermain alat musik dengan baik. Akibatnya, banyak orang yang mengasosiasi alat musik ini dengan suara yang berisik dan tidak enak didengar.
Gambar recorder. Foto dari penulis.
Bunyi recorder juga sempat menjadi efek suara untuk ‘meme’ beberapa tahun lalu. Contoh paling terkenal adalah video oleh Matt Mulholland yang berupa cover lagu ‘My heart will go on’ dari film Titanic. Video tersebut telah menarik perhatian 38 juta penonton. Bunyi recorder yang dimainkan dengan nada meleset bersamaan context cerita film tersebut menciptakan kesan ironis. Hal ini memperkuat reputasi recorder sebagai alat musik yang tidak serius.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, pandangan bahwa recorder hanya instrumen untuk main-main mengabaikan sejarah recorder dan perannya di dunia musik. Bentuk recorder paling awal pertama kali ditemukan pada abad ke-14. Pada era renaisans dan barok, yang mencakupi abad ke-15 hingga 18, instrumen ini sering dimainkan dalam pertunjukan musik. Beberapa komposer musik yang pernah menulis skor musik untuk recorder antara lain Vivaldi, Handel, Bach, dan Monteverdi.
Pada era barok, Instrumen ini seringkali digunakan untuk menggambarkan peristiwa ajaib, adegan pastoral, dan kisah romantis. Komposer dari era ini juga sering menggunakan alat musik ini untuk menciptakan efek-efek tertentu dalam karya musikal, seperti efek suara burung. Pada umumnya, alat musik ini diasosiasikan dengan suara yang merdu dan melodis pada era barok. Gambaran ini berbeda drastis dengan persepsi orang terhadap alat musik recorder sekarang.
ADVERTISEMENT
Namun, apakah pandangan kita terhadap alat musik ini adil?
Mengapa kita berasumsi kalau bunyi yang diproduksi oleh recorder selalu tidak enak didengar? Anak-anak yang sering kita dengar main recorder bukanlah orang yang ahli dalam bermain recorder. Tentu saja bunyi recorder yang dimainkan oleh seseorang yang sudah bertahun-tahun latihan dan oleh anak SD yang baru belajar akan berbeda.
Hal ini berlaku untuk instrumen lain juga. Biola merupakan alat musik yang terkenal dengan suaranya yang nyaring dan enak didengar. Tidak jarang kita menemukan lagu yang menggunakan biola untuk aspek instrumentalnya. Namun, apabila dimainkan oleh pemula, suara yang dihasilkan seringkali melengking dan tidak enak didengar. Sebagai seseorang yang sedang belajar biola, suara yang dihasilkan saat saya menggesek biola berbeda dengan suara ketika guru saya yang menggesek biola.
ADVERTISEMENT
Selain tingkat keahlian pemain, jenis dan harga recorder juga mempengaruhi bunyi yang dihasilkan. Sebagian besar recorder yang digunakan di sekolah merupakan recorder yang dibuat oleh plastik. Jenis recorder ini memiliki harga yang lebih murah, tetapi menghasilkan suara yang kurang enak didengar. Pada tingkat profesional, recorder yang digunakan terbuat oleh kayu. Perbedaan material ini tentu saja akan mempengaruhi kualitas bunyi yang dihasilkan.
Bukti bahwa alat musik ini dapat dimainkan dengan baik terlihat pada pertunjukan oleh pemain recorder yang videonya di upload di platform media sosial Youtube. Salah satu contoh adalah pertunjukan-pertunjukan oleh Mu Chien Chen, yang diupload di Channel ‘Dan’s Recorder’. Kolom komentar video-video tersebut seringkali berisi pujian pada keahliannya dalam bermain recorder, walaupun disampaikan dengan cara yang berhumor.
ADVERTISEMENT
Alat musik ini juga pantas dimainkan bersama alat musik lain, seperti di dalam ansambel atau orkestra. Lucie Horsch adalah pemain recorder dari negara Belanda. Dia sering mengupload video dimana ia memainkan lagu klasik menggunakan alat musik recorder, bersama dengan orchestra. Suara recorder memiliki perpaduan baik dengan alat musik lain yang terlibat dalam lagunya dan mampu menghidupkan karya-karya musik yang
Mengingat sejarah panjang alat musik recorder, serta pertunjukan-pertunjukan recorder yang dimainkan oleh ahli, sebaiknya kita membuka pikiran kita terhadap recorder sebagai alat musik yang serius. Alat musik ini, jika dimainkan dengan baik, memiliki potensi untuk menghasilkan bunyi yang merdu, kompleks, dan enak didengar. Apabila kita meremehkan alat musik ini, kita sebenarnya menutup wawasan kita terhadap alat musik yang cocok dimainkan dalam berbagai jenis musik.
ADVERTISEMENT
Seperti recorder, hal yang sederhana dapat menjadi sesuatu yang istimewa di tangan yang tepat. Janganlah kita menilai sesuatu hanya berdasarkan kesan pertama. Dengan membuka pikiran, kita dapat mengembangkan apresiasi kita terhadap hal yang baru.