Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.100.7
26 Ramadhan 1446 HRabu, 26 Maret 2025
Jakarta
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna
Mengungkap Risiko Tersembunyi di Balik Indahnya Pantai Parangtritis
23 Maret 2025 13:53 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Ahmad Diwan Kalifa tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Pantai Parangtritis dikenal sebagai ikon wisata pesisir selatan Yogyakarta dengan pemandangan yang menawan, mitos legendaris Nyai Roro Kidul, serta deretan aktivitas wisata yang menggoda. Namun di balik keindahannya, terdapat beragam risiko yang mengintai keselamatan dan kenyamanan wisatawan. Sangat disayangkan bahwa terkadang bahaya bahaya yang tersembunyi dibalik indahnya pantai ini sering diabaikan dan dianggap sepele.
ADVERTISEMENT
Rip Current yang Sering Diabaikan
Salah satu risiko paling mematikan di Pantai Parangtritis adalah arus balik atau rip current. Arus ini bisa menyeret wisatawan ke tengah laut dalam waktu singkat. Data dari SAR Satlinmas Wilayah III Parangtritis mencatat bahwa selama 2016–2022, sebanyak 216 jiwa menjadi korban rip current, dengan sebagian berujung fatal. Rip current terbentuk akibat kombinasi gelombang besar dan morfologi pantai yang curam. Penelitian Ramadzani & Anna (2023) mengidentifikasi lima hingga enam titik zona rip current yang tersebar merata sepanjang pantai, terutama dekat muara sungai. Sayangnya, masih banyak pengunjung yang belum memahami bahaya ini, bahkan memilih berenang di area yang tampak tenang namun berbahaya.
Potensi Tsunami dan Gempa Bumi
ADVERTISEMENT
Selain itu, letak Parangtritis yang berbatasan langsung dengan Samudera Hindia menjadikannya rawan terhadap tsunami. Wilayah ini juga berada di zona subduksi antara Lempeng Indo-Australia dan Eurasia. Potensi gempa dasar laut dapat memicu tsunami yang menghantam kawasan pantai tanpa peringatan memadai. Meski sudah ada beberapa rambu evakuasi dan jalur penyelamatan, kesadaran masyarakat dan wisatawan terhadap simulasi bencana masih minim. Risiko ini membutuhkan edukasi dan mitigasi berkelanjutan.
Degradasi Lingkungan Akibat Aktivitas Wisata
Di sisi lain, aktivitas wisata yang masif di kawasan Parangtritis juga menyebabkan degradasi lingkungan. Abrasi pantai kian parah akibat tidak adanya pemecah ombak yang memadai. Penumpukan sampah yang dibawa wisatawan menjadi masalah yang terus berulang, ditambah dengan kerusakan gumuk pasir akibat penggunaan kendaraan off-road dan pembangunan liar. Kondisi ini memperburuk potensi risiko ekologis seperti hilangnya habitat dan rusaknya lanskap alami yang menjadi daya tarik wisata itu sendiri.
Risiko Kesehatan dan Keselamatan Wisatawan
ADVERTISEMENT
Penelitian oleh Wijaya et al. (2024) menunjukkan bahwa mayoritas aktivitas wisata di Parangtritis termasuk kategori risiko tinggi (55,6%) dan ekstrem (2,8%). Bahaya tersebut meliputi terbawa arus saat berenang, sengatan ubur-ubur, kecelakaan dari aktivitas ATV, trail, dan berkuda, serta paparan sinar ultraviolet yang menyebabkan dehidrasi dan sunburn. Sayangnya, manajemen keselamatan dan kesehatan (K3) di kawasan ini masih belum berjalan optimal. Belum ada standar operasional prosedur (SOP) keselamatan, pelatihan petugas, atau pemeriksaan rutin terhadap alat wisata yang digunakan.
Ancaman Sosial dan Keamanan
Risiko lain yang tak kalah penting adalah ancaman sosial dan keamanan. Di antaranya adalah pencurian barang wisatawan akibat minimnya pengawasan, kecelakaan lalu lintas karena padatnya kendaraan masuk-keluar, hingga prostitusi terselubung yang merusak citra wisata lokal. Masalah-masalah ini terjadi akibat lemahnya regulasi dan kurangnya sinergi antara pengelola wisata, pemerintah, dan masyarakat.
ADVERTISEMENT
Menuju Parangtritis yang Aman dan Berkelanjutan
Risiko di Pantai Parangtritis bersifat kompleks dan multidimensi: mulai dari faktor alam, sosial, hingga kelalaian manusia. Oleh karena itu, diperlukan pemetaan zona bahaya dan pemasangan rambu peringatan yang jelas. Edukasi kepada wisatawan melalui papan informasi, media sosial, dan petugas pantai juga harus diperkuat. Sistem manajemen risiko berbasis SNI ISO 31000 perlu diterapkan untuk memastikan wisata yang aman dan berkelanjutan. Keindahan Parangtritis memang layak dinikmati, tetapi keselamatan dan kelestarian harus menjadi prioritas. Dengan kesadaran kolektif dan pengelolaan yang bijak, destinasi ini dapat menjadi contoh wisata pesisir yang tangguh dan berkelanjutan.
Referensi:
Ramadzani, R. A., & Anna, A. N. (2023). Identifikasi Bahaya Rip Current di Pantai Parangtritis. Universitas Muhammadiyah Surakarta.
ADVERTISEMENT
Oktomi Wijaya, dkk. (2024). Manajemen Risiko Keselamatan, Kesehatan, dan Keamanan di Kawasan Wisata Pantai Parangtritis. Journal of Industrial Hygiene and Occupational Health, 9(1).
Multi Risiko Kawasan Pantai Parangtritis (n.d). Dokumen Analisis Risiko Kawasan Pesisir DIY.