Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.102.2
Konten dari Pengguna
Kepergian Nenek: Jejak Kenangan yang Abadi
10 Juni 2024 15:48 WIB
·
waktu baca 5 menitTulisan dari Alif Panji Anugrah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

ADVERTISEMENT
Di sudut rumah sederhana, terpajang foto seorang perempuan tua yang senyumnya seolah membekukan waktu. Itulah nenekku, seorang wanita perkasa yang telah melewati berbagai badai kehidupan. Kini, nenekku telah tiada, meninggalkan jejak kenangan yang takkan pernah pudar dalam benakku.
ADVERTISEMENT
Setiap pagi, saat embun masih setia menggantung di ujung daun, nenek selalu menjadi yang pertama bangun. Di dapur kecil itu, aroma kopi hitam buatan nenek menyusup ke seluruh sudut rumah, membangunkan kami dari tidur lelap. Tangan-tangan tuanya yang berkerut, dengan cekatan menyeduh kopi dan menyiapkan sarapan sederhana. Tak ada yang istimewa dari menu tersebut, hanya nasi, tempe goreng, dan sambal terasi, namun sentuhan tangan nenek membuat segalanya terasa istimewa.
Aku ingat bagaimana nenek selalu menyapaku dengan senyum hangat setiap kali aku beranjak dari tempat tidur. "Selamat pagi, cucuku," katanya lembut, sambil menyerahkan secangkir kopi hangat. Senyum itu, kini hanya tinggal kenangan yang terdapat di sudut hati. Tak ada lagi sapaan lembut yang menyambut pagi, hanya kesunyian yang menyelimuti rumah tua ini.
ADVERTISEMENT
Nenek adalah seorang pencerita ulung. Di atas kursi kayu dan meja antik rapuh, kami sering duduk bersama, mendengarkan cerita-cerita masa lalunya. Kisah-kisah tentang perjuangan di masa penjajahan, tentang cinta yang tulus dan pengorbanan tanpa pamrih. Nenek tidak pernah lelah bercerita, dan aku, tidak pernah bosan mendengarkannya. Setiap kisah yang ia ceritakan selalu membawa pelajaran berharga, mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang tak ternilai harganya.
Suatu malam, ketika hujan turun deras, bersama suara pijakan kaki orang berjalan di jalan depan rumah nenek duduk di ruang tamu, memandang derasnya hujan dengan tatapan kosong. Aku menghampirinya, duduk di sampingnya, mencoba merasakan apa yang sedang ia rasakan. "Apa yang nenek pikirkan?" tanyaku pelan. Nenek menoleh, tersenyum tipis, lalu berkata, "Hidup ini seperti hujan, cucuku. Kadang deras, kadang rintik. Tapi selalu ada pelangi setelahnya. Kita hanya perlu bersabar dan bertahan."
ADVERTISEMENT
Kata-kata nenek itu, seolah menjadi bisikan yang menenangkan jiwaku. Nenek selalu memiliki cara untuk membuat segalanya terasa lebih ringan. Kehilangan nenek, seperti kehilangan lentera yang selalu menerangi jalan. Namun, aku tahu, nenek tidak pernah benar-benar pergi. Ia selalu ada, dalam setiap kenangan, dalam setiap pelajaran yang ia tinggalkan.
Hari-hari setelah kepergian nenek terasa hampa. Rumah ini terasa lebih sunyi, seolah kehilangan ruhnya. Setiap sudut rumah mengingatkanku pada nenek. Dari kursi goyang di teras, hingga dapur kecil tempat nenek menghabiskan sebagian besar waktunya. Di kamar tidurku, masih tergantung selimut rajut buatan nenek, yang selalu menghangatkanku di malam-malam dingin. Selimut itu kini menjadi pengganti pelukan nenek, mengingatkanku akan kehangatan dan kasih sayangnya.
ADVERTISEMENT
Aku sering mendapati diriku termenung di depan foto nenek, merasakan kerinduan yang dalam. Ingin rasanya aku mendengar suaranya lagi, mendengar cerita-ceritanya yang penuh kebijaksanaan. Namun, yang tertinggal hanya keheningan, dan aku harus belajar menerima kenyataan bahwa nenekku telah tiada.
Nenek selalu mengajarkan untuk menghargai setiap momen dalam hidup. Ia selalu berkata bahwa hidup ini terlalu singkat untuk disia-siakan. "Jalani hidupmu dengan penuh makna, cucuku. Jangan pernah menyesali apa yang telah berlalu, tapi belajarlah dari setiap kesalahan," katanya suatu ketika. Kata-kata nenek itu kini menjadi pemandu dalam setiap langkahku.
Begitu banyak pesan yang terucap dari bibir dengan wajah keriput menyertai senyuman manis kala itu. “Cucuku, jadikanlah dirimu untuk selalu berbakti kepada orangtuamu, nenek tidak mengharapkanmu untuk menjadi cucu yang cerdas melainkan nenek ingin cucuku menjadi orang yang benar dalam melakukan suatu hal. Sebab tidak semua hal yang orang cerdas lakukan benar dari apa mereka kerjakan.” Ungkapan pesan dengan nada rendah, sambil menatapku dengan jiwa yang terasa lemas.
ADVERTISEMENT
Dalam kesendirianku, aku sering teringat akan saat-saat terakhir bersama nenek. Saat itu, nenek terbaring lemah di ranjang, tubuhnya yang dulu kuat kini tampak rapuh. Namun, semangatnya tidak pernah padam. "Jangan menangis, cucuku," ucapnya pelan. "Nenek akan selalu ada di hatimu, dalam setiap kenangan. Ingatlah, hidup ini adalah anugerah yang harus kita syukuri."
Kepergian nenek mengajarkanku tentang arti kehilangan yang sesungguhnya. Namun, lebih dari itu, nenek mengajarkanku tentang cinta yang abadi, tentang kekuatan dan keteguhan hati. Nenek adalah pilar yang selalu menopangku, dan meskipun kini ia telah tiada, aku tahu bahwa semangat dan cinta nenek akan selalu hidup dalam diriku.
Kini, setiap kali aku merasa lelah dan putus asa, aku teringat akan kata-kata nenek. Dalam diamku, aku merasakan kehadirannya, seolah ia masih ada di sampingku, memberikan kekuatan dan semangat. Nenek, meskipun kau telah pergi, cinta dan kenanganmu akan selalu abadi dalam hatiku. Engkau adalah pahlawan sejati dalam hidupku, yang tak pernah lelah memberi tanpa menginginkan apapun yang telah kau lakukan terhadapku.
ADVERTISEMENT
Dalam setiap doa dan langkahku, namamu akan selalu kusebut, sebagai bentuk penghargaan atas semua yang telah kau lakukan. Terima kasih, nenek, untuk setiap tetes keringat dan cinta yang kau berikan. Tanpamu, aku tidak akan menjadi seperti sekarang. Engkau adalah bintang yang selalu bersinar, menerangi jalanku dengan kehangatan dan kebijaksanaan.
Selamat jalan, nenek. Semoga kau tenang di alam sana. Aku akan selalu merindukanmu, namun aku tahu bahwa kau selalu ada, dalam setiap hembusan angin, dalam setiap tetes hujan, dalam setiap kenangan yang tak akan pernah luntur.