Konten dari Pengguna

Iri dalam Bersosial Media, Perlukah?

Alif Rizky Agassi
Seorang mahasiswa yang kini menempuh pendidikan sarjana 1 psikologi. Dua bersaudara. Bertempat tinggal di Mataram, Nusa Tenggara Barat.
24 Desember 2020 21:36 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alif Rizky Agassi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber : https://www.freepik.com/premium-vector/person-addicted-social-media_6594811.htm
zoom-in-whitePerbesar
Sumber : https://www.freepik.com/premium-vector/person-addicted-social-media_6594811.htm
Well, iri adalah sebuah perasaan atau emosi dimana merasa kurangnya diri kita baik itu dalam hal pencapaian, karir, material, ataupun non-material dan kita menginginkan pencapaian yang sama terhadap orang yang lebih diatas kita. Iri itu sendiri tidak mungkin terjadi apabila tidak terjadi perbandingan dengan orang lain. Dan hal ini menunjukkan bahwa iri berkaitan dengan bagaimana seseorang memandang orang lain dan membandingkan dengan dirinya sendiri. Perasaan iri itu juga akan muncul apabila dalam diri seseorang ingin memperoleh keuntungan seperti yang orang lain dapatkan.
ADVERTISEMENT
Iri menyebabkan perasaan rendah diri karena adanya perbandingan sosial yang merugikan. Dalam beberapa kasus, orang-orang yang iri cenderung mengharapkan kesialan, musibah atau bahkan mendoakan korban agar bisa bertukar posisi dengannya. Di zaman ini, cakupan iri sudah lebih luas. Kalau dulu, mungkin orang-orang iri gara-gara tetangga mereka berhasil menjadi pegawai negeri sipil, namun sekarang berbeda, di zaman digital ini, mungkin mereka malah iri pada tetangga mereka yang memiliki 10.000 followers beserta endorse product yang selalu mengejarnya.
Lalu, sebenarnya apa sih faktor yang menyebabkan seseorang iri?solusi bagi orang yang iri bagaimana?
Sebelum mengulik lebih jauh, mari kita mengenal dua tipe iri. Iri menurut jenisnya, dibagi menjadi dua, pertama adalah iri jinak dan kedua iri jahat. Iri jinak adalah dimana kita merasakan perasaan iri terhadap seseorang, lalu menjadikan hal itu sebagai motivasi serta dorongan bagi kita untuk maju dan meraih posisi yang sama atau bahkan lebih dari orang itu. Sedangkan iri jahat, adalah dimana kita benci, kesal, serta mengharapkan kesialan, dan ingin merampas hal-hal yang diinginkan dari korban.
ADVERTISEMENT
Kalau begitu, sebenarnya apa sih faktor yang membuat seseorang itu iri?
Seseorang bisa iri disebabkan karena mereka selalu membandingkan diri mereka dengan orang lain. Dengan membandingkan diri mereka dengan orang lain, bisa menyebabkan seseorang itu menarik diri, merasa putus asa, merasa tidak berguna, atau bahkan pergi dari hidup orang lain. orang yang iri serta membandingkan diri mereka dengan orang lain sering dikaitkan dengan emosi yang tidak stabil dan cenderung destruktif dalam berperilaku.
Lingkungan terdekat juga berperan besar menyebabkan mengapa seseorang merasa iri. Khususnya dalam lingkungan rumah tangga. Seseorang yang dilahirkan dengan pengajaran dan dibesarkan dalam lingkungan yang iri, maka seseorang cenderung menerapkan sifat itu didalam dirinya.
ADVERTISEMENT
Dan di zaman yang serba modern ini, orang tua hanya cukup mengetikkan kata-kata dari jempol mereka lewat smartphone dan membandingkan anaknya melalui platform chat di sosial media. Ini juga jadi bukti bahwa keluarga sebagai lingkungan terdekat pertama seharusnya menjadi teladan (role model) serta mampu membimbing dan menjaga mental anak dengan tidak membandingkan diri mereka di dunia nyata maupun sosial media.
Kemajuan teknologi juga menjadi faktor mengapa seseorang menjadi iri. Di zaman sekarang ini atau biasa kita sebut zaman revolusi industri 4.0, teknologi sudah banyak berkembang dan bahkan lebih maju dari abad-abad sebelumnya. Kemudahan yang ditawarkan oleh teknologi semisal smartphone, memberikan ”kebebasan” bagi para penggunanya untuk mengakses ratusan bahkan ribuan aplikasi serta sosial media. Karena tiadanya sekat inilah, orang-orang yang kaya, tekenal, dan mapan bisa dengan mudah terekspos di sosial media dan dilihat jutaan orang. Tidak menutup kemungkinan pasti beberapa orang yang merasa iri dengan pencapaian dan kesuksesan karir mereka.
ADVERTISEMENT
Dan solusi tepat yang bagaimana untuk menghilangkan sifat iri dalam bersosial media?
Solusi yang tepat salah satunya adalah dengan mengurangi intensitas bermain sosial media. Dalam penelitian dikatakan juga, bahwa waktu ideal untuk bermain sosial media hanya 30 menit. Kalau sebelumnya anda menggunakan sosial media dalam jangka waktu 3 jam, mulailah perlahan-lahan mengurangi intensitas bermain semisal anda mematok 15 menit. Lakukan ini selama seminggu. Lalu berikutnya kurangi lagi 15 menit pada minggu kedua, dan seterusnya.
Secara perlahan kita bisa melepaskan rasa ketergantungan dan kecanduan pada sosial media. Kalau memang anda benar-benar ingin memainkan sosial media, gunakanlah sewajarnya saja misalnya untuk membalas chat orang tua anda, kerabat, dosen, serta orang-orang yang penting bagi anda. Dengan mengurangi intensitas inilah anda bisa fokus melakukan kewajiban serta tanggung jawab yang harus anda tunaikan daripada sekedar scroll di timeline sosial media yang berpotensi menimbulkan rasa iri ketika menemukan seseorang yang pencapaiannya lebih sukses dan mapan.
ADVERTISEMENT
Solusi kedua adalah dengan berhenti membandingkan diri dengan orang lain. mungkin bagi orang yang iri hati, sosial media adalah tempat yang pas untuk memainkan perasaan ini. Cobalah sejenak untuk tidak membandingkan diri anda sembari membatasi penggunaan sosial media seperti solusi pertama diatas.
Solusi ketiga, hindari orang-orang di sosial media yang membuat kamu iri. Mem-follow seseorang seperti artis, milliarder, jutawan, atau teman yang sukses berpeluang membuat anda iri terhadap hal tersebut. Langkah yang tepat adalah dengan unfollow sejenak akun-akun sosial media yang menjadi penyebab anda iri dengan orang lain.
Solusi keempat, adalah dengan mem-publish juga salah satu pencapaian anda. Tidak ada salahnya untuk sesekali membagikan keunggulan serta prestasi anda kepada orang lain. namun dengan catatan, harus membatasi perilaku ini karena dikhawatirkan akan menimbulkan sifat pamer dalam diri.
ADVERTISEMENT
Solusi Kelima, jadikan iri itu yang membangun diri anda. Iri tidak melulu soal bad attitude. Iri yang bisa disikapi dengan bijak, dapat memotivasi seseorang untuk mengejar target serta melakukan hal yang lebih baik. Jadikan kesuksesan orang lain sebagai acuan untuk diri anda agar banyak mencetak prestasi dan keunggulan.
Solusi terakhir, adalah dengan menghabiskan waktu dengan orang-orang yang anda cintai. Daripada sibuk membandingkan diri dengan orang lain, ada baiknya anda segera menghabiskan waktu anda dengan keluarga yang memberikan lebih banyak kebaikan dan kebahagiaan sehingga bisa mengusir perasaan iri tersebut didalam hati anda.
Kalau ditilik kembali, apakah perlu kita iri dalam bersosial media, jawabannya ya dan tidak. Kalau memang dengan iri anda bisa memacu serta memotivasi diri anda untuk menjadi lebih baik, maka iri diperlukan untuk mewujudkanya. Kalau perasaan iri muncul lalu timbul perasaan benci, dendam, dan putus asa, maka sebaiknya iri tidak diperlukan karena berpengaruh pada sikap, kesehatan mental, perilaku anda, serta ketentraman orang lain tentunya.
ADVERTISEMENT
Referensi Jurnal
Bernarte, Racidon P., Angela Clariz G. Del Rosario, Precious Joy M.Pacho, Regine V.Raboy. (2015). Hidden from Your Timeline: Facebook Envy and Self-esteem of the FilipinoYouth. Diakses melalui http://euacademic.org/UploadArticle/1528.pdf
Lange, J., Weidman, A.C., & Crusius, J. (2019). PaDE State Envy Scale and Transitions. Diakses melalui https://osf.io/u3xth/
Referensi Artikel
Ayu, Diah. (2019). Hidup Sempurna ala Media Sosial Kerap Bikin Iri, Jaga Hati Dengan 5 Cara Ini. Hellosehat.com Diakses melaluihttps://hellosehat.com/mental/stres/menghilangkan-rasa-iri-akibat-media-sosial/#gref
Handayani, Verury Verona. (2020). Berapa Lama Waktu Ideal untuk Menggunakan Media Sosial?. Halodoc.com. Diakses melalui https://www.halodoc.com/artikel/berapa-lama-waktu-ideal-untuk-menggunakan-media-sosial
Trifiana, Azelia. (2020). 7 Cara Agar Tak Terpenjara Rasa Iri Hati. sehatq.com. Diakses melalui https://www.sehatq.com/artikel/cara-agar-tak-terpenjara-rasa-iri-hati