Konten dari Pengguna

Catatan Sejarah Ekonomi di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo

Mohammad Alif Rizqi Maulana R
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
27 November 2023 8:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Mohammad Alif Rizqi Maulana R tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Pelabuhan Probolinggo. sumber : KTLV
zoom-in-whitePerbesar
Foto Pelabuhan Probolinggo. sumber : KTLV
ADVERTISEMENT
Apakah kalian tahu berapa lama Belanda menjajah Indonesia?Penjajahan Belanda berlangsung hampir 350 tahun sampai pada tahun 1942 yang dimulai dari VOC hingga kerajaan Belanda. Pada masa penjajahan Belanda pemerintahan menerapkan kebijakan untuk kepentingan kolonialisme di Hindia Belanda. Salah Satu wilayah Hindia-Belanda yang mendapat pengaruh yaitu Probolinggo, Kota Probolinggo merupakan salah satu daerah di wilayah Jawa Timur. Salah satu kebijakan Belanda yaitu pada tahun 1903 dengan kebijakan membentuk otonomi daerah melalui undang-undang desentralisasi di Kota Probolinggo. Hal ini menjadikan kota Probolinggo sebagai gemeente. Gemeente berarti pembagian administrasi tata negara atau kotamadya dalam bahasa Belanda.
ADVERTISEMENT
Alasan kebijakan desentralisasi yang diberlakukan untuk Kota Probolinggo yaitu karena letak Kota Probolinggo sendiri sangat strategis. Selain tempatnya yang strategis Kota Probolinggo sudah memenuhi faktor dari penentuan pembentukan gameente. Faktor tersebut meliputi faktor keuangan faktor penduduk dan faktor keadaan wilayah.
dokumentasi pribadi
Kota Probolinggo sendiri kala itu mempunyai julukan sebagai kota pelabuhan yang di mana kegunaan Pelabuhan ini digunakan untuk menampung hasil perkebunan dan kegiatan mengekspor hasil perkebunan di Probolinggo. Pelabuhan Probolinggo terletak di kecamatan Mayangan, Kelurahan Mayangan. Pelabuhan ini dikenal sebagai Pelabuhan Tanjung tembaga yang memiliki karakteristik aktivitas bongkar muat barang kebutuhan pokok untuk masyarakat Probolinggo seperti bahan-bahan mentah.

Pelabuhan Probolinggo

Pelabuhan merupakan tempat berlabuh kapal-kapal sebagai tempat berbagai kegiatan seperti kegiatan perdagangan perekonomian dan kegiatan Angkatan Laut. Salah satunya kegiatan ekonomi di Probolinggo. Sebagai daerah gameente Bidang ekonomi menjadi perhatian penting untuk berjalannya dan berkembangnya anggaran sebagai upaya pembangunan kota. Pelabuhan Probolinggo sendiri atau yang disebut Pelabuhan Tanjung Tembaga digunakan sebagai tempat berlabuhnya kapal-kapal yang singgah di Kota Probolinggo
dokumentasi pribadi
Salah satu kegiatan ekonomi di pelabuhan ini pada masa kolonialisme Belanda yaitu ekspor impor bahan-bahan mentah atau bahan kebutuhan masyarakat dan kebutuhan pemerintah kolonial. Hal tersebut didukung oleh letak Kota Probolinggo di daerah pesisir. Pelabuhan Probolinggo dikala pemerintahan Belanda dijadikan penopang anggaran daerah. Belanda membagi beberapa kategori dari pelabuhan yang meliputi pelabuhan besar Pelabuhan industri kecil dan pelabuhan kecil.
ADVERTISEMENT
Pelabuhan besar meliputi pelabuhan yang ada di Surabaya, Semarang, Batavia, Cilacap Belawan Deli, Padang dan pelabuhan Makassar. Untuk Pelabuhan Probolinggo sendiri masuk dalam kategori Pelabuhan industri kecil. Meski pelabuhan Kota Probolinggo ini masuk kategori pelabuhan industri kecil tidak seperti Pelabuhan Tanjung Perak di Surabaya. Namun, Pelabuhan Probolinggo memegang ekspor impor hasil-hasil bumi yang cukup tinggi untuk wilayah Hindia Belanda bagian timur.

Kegiatan Ekspor-Impor

Periode tahun 1921 sampai 1927 kegiatan ekspor impor di Probolinggo relatif stabil tidak sekalipun ada penurunan yang drastis. Tercatat di tahun 1921 aktivitas impor barang di Pelabuhan Probolinggo mencapai kurang lebih 3.838. Namun ditahun 1922-1926 mengalami penurunan yang tidak begitu drastis dan terbilang masih stabil selama 1922-1925
ADVERTISEMENT
Tahun 1926 mengalami kenaikan hingga 4.318 dan di tahun 1927 mengalami kenaikan lagi yang cukup besar hingga 9.177. Dengan ini total impor selama tahun 1921-1927 berjumlah 22.819. Angka tersebut mampu melampaui jumlah impor pelabuhan-pelabuhan diwilayah sekitarnya seperti Pasuruan, Panarukan, Banyuwangi.
Bukan hanya kegiatan impor saja yang dilakukan di Pelabuhan Probolinggo melainkan kegiatan ekspor juga dilakukan. Di tahun 1921 jumlah eskpor mencapai angka 39.447 dan di tahun 1922 mengalami penurunan hingga 28.532. Namun, dalam tahun 1923 hingga 1927 jumlah ekspor mengalami kenaikan dan stabil. Total jumlah nilai ekspor mencapai 258.244. Hal tersebut memiliki perbanding jumlah yang lebih besar dari pelabuhan di wilayah-wilayah sekitar seperti Pasuruan, Panarukan, dan Banyuwangi. Perkembangan impor dan ekspor mengalami naik turun, tetapi jumlah naik turunnya ekspor tidak terlalu besar dan bisa dibilang masih stabil
ADVERTISEMENT
Kegiatan impor dan ekspor tersebut membuat Pelabuhan Probolinggo memiliki potensi sebagai tempat pengiriman barang dan dijadikan sebagai pintu keluar masuknya komoditas komoditas perdagangan Belanda dan didukung infrastruktur yang mumpuni seperti kereta api yang membawa barang-barang menuju ke wilayah pelabuhan serta pembangunan jalan beraspal. Hal tersebut bertujuan untuk mempermudah pengangkutan barang.
Menurut paparan atau uraian di atas bahwa Pelabuhan Probolinggo memegang peranan penting dalam kegiatan ekspor dan impor hasil-hasil bumi dari Probolinggo dan juga wilayah-wilayah sekitarnya pada kala itu.