Konten dari Pengguna

Memahami Emotional Quotient (EQ) dan Kontribusinya dalam Psikologi Pendidikan

Alifa Zakiya Azmi
Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
27 Oktober 2024 16:02 WIB
·
waktu baca 1 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifa Zakiya Azmi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Foto pribadi
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Foto pribadi
ADVERTISEMENT
Emotional Quotient (EQ) atau kecerdasan emosi adalah kemampuan untuk mengenali perasaan yang ada pada diri, memotivasi diri, dan kemampuan mengelola emosi dengan baik.
ADVERTISEMENT
Goleman merancang kerangka kerja EQ yang terdiri dari lima unsur, yaitu:
Tak hanya itu, EQ juga dapat berkontribusi dalam psikologi ppendidikan. EQ dapat mewujudkan keterampilan dalam membangun dan menguasai diri dalam kehidupan sosial.
Indikator dalam memahami kecerdasan emosional disampaikan oleh Goleman (2003), yaitu: mengenali emosi diri, mengelola emosi, memotivasi diri, mengenali emosi orang lain, dan membuna hubungan. Indikator ini penting agar mampu merasakan dan memahami yang kemudian disikapi secara manusiawi.
ADVERTISEMENT
Menurut Goleman, generasi sekarang lebih susah dalam mengendalikan emosi. Mereka cenderung kesepian, pemurung, mudah cemas, serta lebih impulsif, dan agresif.
Dengan memahami emosi, maka akan lebih mudah dalam memahami perasaan oranh lain, memahami makna tersurat dam tersirat, dapat menangkap bahasa verbal dan non-verbal. Pemahaman tersebut akan menuntun pada sikap sesuai kebutuhan, sehingga kehidupan sosialnya akan baik.