Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Konten dari Pengguna
Shalat: Dimensi Spiritual & Sosial dalam Pengembangan Karakter
10 November 2024 12:19 WIB
·
waktu baca 3 menitTulisan dari Alifah Putri Hafidzoh tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Istilah “shalat” dan “sembahyang” sering kali dianggap memiliki arti yang sama, tetapi sebenarnya terdapat perbedaan yang signifikan. “sembahyang” adalah istilah umum yang mengacu pada praktik ibadah kepada Tuhan dalam berbagai kepercayaan. Sementara itu, “shalat” secara bahasa mengandung makna khusus sebagai bentuk ibadah dan doa yang ditujukan kepada Allah SWT, sedangkan secara istilah, “shalat” adalah rangkaian ucapan dan tindakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam.
ADVERTISEMENT
Shalat tidak hanya membutuhkan keikhlasan dan kekhusyukan, tetapi juga harus memenuhi syarat dan rukun tertentu, sebagaimana tertuang dalam QS. Al-Baqarah ayat 153, Allah Subhanahu Wa Ta'ala berfirman:
يٰۤاَ يُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اسْتَعِيْنُوْا بِا لصَّبْرِ وَا لصَّلٰوةِ ۗ اِنَّ اللّٰهَ مَعَ الصّٰبِرِيْنَ
yaaa ayyuhallaziina aamanusta'iinuu bish-shobri wash-sholaah, innalloha ma'ash-shoobiriin
Artinya : "Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan sholat. Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar." (QS. Al-Baqarah 2: Ayat 153)
Sedangkan menurut Syekh Muhammad Bin Qosim Al Ghazy beliau menjelaskan bahwa istilah shalat adalah ibadah dalam bentuk perkataan dan perbuatan tertentu dengan menghadirkan hati secara ikhlas dan khusyu, dimulai dengan takbiratul ihram dan diakhiri dengan salam, menurut syarat dan rukun yang telah ditentukan Allah dan Rasul Nya. Disebutkan dalam Kitab Fathul Qorib Al Mujib, yang berbunyi :
ADVERTISEMENT
وشرعا - كما قال الرافعي: أقوالٌ وأفعال مُفتَتحَةٌ بالتكبير، مختتمةٌ بالتسليم بشَرائطَ مخصوصةٍ
Artinya: "Dan secara istilah (syara') sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Ar-Rofi'i, salat adalah rangkaian ucapan dan perbuatan yang diawali takbir dan diakhiri dengan salam, serta syarat-syarat yang telah ditentukan."
Shalat juga memiliki dua dimensi utama yakni dimensi lahir dan batin. Dimensi lahir shalat mencakup bacaan dan gerakan yang diawali dengan takbir dan diakhiri dengan salam, sebagaimana dijelaskan dalam ilmu fikih. Sementara itu, dimensi batin melibatkan suasana hati dan spiritualitas, yang berhubungan dengan emosi al-zawq dan spiritualitas al-rühi.
Para ulama yang mengkaji Al-Qur'an dan sunah Nabi membagi dimensi batin ini menjadi lima elemen utama, tawajuh (menghadapkan hati), munajat (berbicara dengan Allah), istislam (kepasrahan), ikhlas (kemurnian niat), dan khusyuk (konsentrasi penuh). Dengan demikian, shalat yang utuh meliputi tujuh komponen: bacaan, gerakan, tawajuh, munajat, istislam, ikhlas, dan khusyuk.
ADVERTISEMENT
Shalat memiliki peran mendalam dalam memperkuat hubungan hamba dengan Allah, sesama manusia, serta alam dan lingkungan hidup. Dalam shalat, seorang Muslim membangun koneksi pribadi dan intim dengan Sang Pencipta, mengungkapkan iman serta pengabdian yang tulus. Sebagai ibadah yang mengharuskan kebersihan fisik dan lingkungan, shalat bukan hanya sekadar kewajiban ritual, tetapi menjadi saat refleksi untuk mengingat Allah, memohon ampunan, dan memantapkan kesadaran bahwa hidup sepenuhnya untuk-Nya.
Selain memperkuat hubungan dengan Allah hablumminallah, shalat juga memberikan dampak positif bagi hubungan antarmanusia hablumminannas. Shalat mengajarkan disiplin, ketenangan, dan rendah hati, yang menjadi landasan sikap jujur, peduli, dan adil dalam berinteraksi dengan sesama. Orang yang rutin shalat akan lebih terlatih untuk mengendalikan emosinya, sehingga mampu menghindari konflik dan bertindak bijaksana dalam kehidupan sehari-hari. Dengan shalat, seseorang diingatkan untuk selalu berbuat baik, menjauhi hawa nafsu, dan mempererat hubungan dengan orang lain melalui sikap kasih sayang dan keadilan.
ADVERTISEMENT
Shalat juga mengingatkan pentingnya menjaga alam dan lingkungan hidup hablumminal 'alam. Dalam setiap gerakan shalat, seorang Muslim diingatkan akan kebesaran dan keindahan ciptaan Allah, seperti saat sujud yang melambangkan ketundukan kepada-Nya. Kesadaran ini mendorong rasa syukur dan tanggung jawab untuk menjaga alam sebagai amanah. Dengan demikian, shalat mengajarkan untuk memperlakukan lingkungan dengan baik, menjaga kebersihan, dan melestarikan alam demi kebaikan bersama.
Pendidikan akhlak dalam shalat perorangan atau shalat munfarid merupakan aspek penting dalam membentuk karakter seorang Muslim. Shalat ini tidak sekadar ibadah fisik, melainkan sarana untuk menanamkan nilai-nilai luhur. Melalui praktik shalat, seseorang belajar menjaga kesucian lahir dan batin, meliputi kebersihan badan, pakaian, dan tempat, hingga kesucian jiwa dari penyakit hati.
ADVERTISEMENT
Di sisi lain, shalat berjama'ah merupakan syariat yang memiliki nilai pendidikan akhlak yang mendalam bagi umat Islam. Dalam shalat berjamaah, hubungan antara imam dan makmum mencerminkan kepatuhan dan kerja sama, di mana imam dipilih dari yang terbaik di antara jamaah berdasarkan kualitas bacaan, ilmu, ketakwaan, dan amal sosial. Pelaksanaan shalat berjamaah ini menanamkan nilai kepemimpinan dan kerja sama serta menumbuhkan rasa persaudaraan. Melalui aktivitas yang diselenggarakan di masjid seperti zakat, infak, dan sedekah, shalat berjamaah tidak hanya mempererat hubungan antarumat, tetapi juga menjadi pusat pemberdayaan ekonomi dan pendidikan bagi masyarakat luas.
Secara keseluruhan, shalat bukan hanya sarana ibadah, tetapi juga merupakan pendidikan akhlak yang mendalam bagi seorang Muslim. Shalat yang dilakukan dengan ikhlas dan khusyuk dapat membentuk karakter yang lebih baik dan menuntun seorang Muslim menjadi pribadi yang peduli pada sesama, lingkungan, dan keseimbangan hidup. Dengan demikian, shalat bukan sekadar ritual, tetapi juga sebuah cara untuk menjalani hidup yang penuh makna dan berkah.
ADVERTISEMENT
Penulis : Alifah Putri Hafidzoh
Dosen Pengampu : Dr. Hamidullah Mahmud, L.c, M.A.