Teknologi Dan Personal Branding Saling Melengkapi

Moh Ali fais
S2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis UPN Veteran Jawa Timur. tempat tinggal di kota surabaya
Konten dari Pengguna
16 Agustus 2023 8:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moh Ali fais tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
shorce:pixabay.com
zoom-in-whitePerbesar
shorce:pixabay.com
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Media sosial yang menjadi alat untuk berkomunikasi secara dua arah membuat banyak orang memiliki alat untuk mengekspresikan diri.contoh Instagram, tiktok, facebook dan twitter dan lain-lain, instagram serta tiktok merupakan salah satu platfom media sosial yang sering di gunakan untuk promosi mengenalkan produk baru dimana katagori produk baru ini pastinya sangat berbeda dengan katagori produk lama yang telah dikenal dan laku dipasaran, brand merupakan satu aspek penting bagi sebuah organisasi atau perusahaan, brand bukan sekedar logo atau nama bagi organisasi atau perusahaan saja.
ADVERTISEMENT
Melainkan image atau persepsi seseorang tentang produk atau perusahaan. Atau bisa dikatakan bahwa brand ini merupakan seputasi seseorang yang penting bagi perusahaan. Brand bisa diartikan sebagai sesuatu yang terikat dengan perusahaan, sesuatu yang melekat pada suatu produk atau jasa yang mana brand ini dijadikan sebagai identitas yang dibuat oleh perusahaan untuk membedakan produk atau jasa yang satu dengan yang lain yang mereka tawarkan kepada masyarakat atau konsumen, di dalam kehidupan sehari-hari, kita sebagai individu, mahasiswa, maupun pengusaha menghadapi banyak pilihan. Oleh karenanya, brand atau merek yang kuat dapat menyederhanakan pengambilan keputusan, mengurangi risiko dan memberi harapan akan kualitas yang baik.
shorce:pixabay.com
Personal brand tidak hanya dimiliki oleh publik figur atau orang terkenal. Personal brand sendiri sesuai dengan objektif masing- masing. Dengan membangun nama dan reputasi yang bagus, individu pada dasarnya telah menciptakan personal brand mereka sendiri, ada banyak cara dan media yang yang dapat dilakukan oleh seorang individu untuk menciptakan personal brand, di era serba teknologi ini seorang individu dapat menciptakan personal brand melalui jejaring sosial. Sebelum era internet, orang harus pergi keluar dan menemui orang lain untuk dapat membangun kesan yang bagus dengan pendekatan yang professional. Kini dengan adanya jejaring sosial tanpa harus menemui dan bertatapan dengan orang lain individu dapat menciptakan personal brand yang kuat.
shorce:pixabay.com
Jejaring sosial telah mengubah cara berkomunikasi orang dan memungkinkan orang untuk memasarkan apapun secara gratik, mudah, dan tidak perlu pertemuan secara real-time. Tidak hanya itu saja pengguna internet sekarang bahkan bisa hidup dari hasil kegiatan di internet, jejaring sosial twitter, instagram, tiktok, facebook, dan Blog kerap digunakan oleh pengguna internet untuk menjual produk, produk yang dihasilkan pun tidak serta merta hanya berupa barang atau jasa, pengguna internet dapat membuat tulisan yang menarik dan unik melalui Blog dan mendapatkan pundi-pundi rupiah dari hasil tulisan tersebut. Begitupun dengan jejaring sosial media facebook, dan Instagram yang kerap digunakan sebagai media promosi yang mudah dan murah. Keberhasilan individu untuk meraup keuntungan dari jejaring sosial ini tak lepas dari keberhasilan mereka untuk membuat personal brand yang kuat sehingga diminati oleh pengguna internet lain. Berawal dari jejaring sosial untuk memamerkan foto, intagram kini menjadi salah satu alat untuk unjuk eksistensi diri, hal ini menjadi satu hal yang sangat menarik bagi setiap orang, terutama orang Indonesia.
ADVERTISEMENT
karena ada keinginan dalam diri pribadi masing-masing individu untuk menunjukkan dirinya eksis dengan membandingkan apa yang ia miliki dengan milik orang lian. Melalui Instagram orang-orang dapat membandingkan berapa banyak teman yang mengikuti mereka, dan berapa banyak orang yang menyukai unggahannya. Banyak orang yang meninggalkan komentar di setiap unggahan mereka, bahkan membandingkan kepemilikan barang-barang mahal yang tak setiap orang mampu memilikinya. Keinginan untuk memamerkan dari dan memperlihatkan eksistensi dirinya dapat dilihat dari foto-foto yang diunggah.
Ilustrasi:istockphoto.com
Digital natives sebagai generasi yang melek teknologi menggunakan media sosial untuk mengekspresikan dirinya, dari konsep yang dimiliki dibangun menjadi sebuah branding. Brending dikonsepkan sebagai sebuah upaya pembentukan brand dan brand diidentifikasi sebagai sebuah nama, istilah, symbol, tanda, desain atau gabungan dari itu semua milik sebuah produk baik jasa atau pribadi yang memberikan produk, jasa atau pribadi tersebut identitas yang membedakannya dengan yang sejenis. Ada 5 jenis-jenis branding yaitu: product branding, personal branding, corporate branding, geographi branding dan cultural branding. Personal adalah proses pembentukan persepsi masyarakat terhadap diri seseorang dan bagaimana hal tersebut menciptakan persepsi yang positif dari masyarakat. Untuk personal branding yang baik ada delapan konsep personal branding menurut Peter Montoya yang harus dipenuhi yaitu: spesialisasi, kepemimpinan, kepribadian, perbedaan, kenampakan, kesatuan, keteguhan dan nama baik. Haroen (2014).
ADVERTISEMENT
Digital natives yang mampu menunjukkan kekhususan dirinya di setiap post yang di buat sehingga menarik perhatian pengikutnya artinya sudah mampu memenuhi syarat specialisasi dalam pilar pembentukan personal branding. Spesialisasi yang tepat dalam personal branding itu penting, termasuk untuk seorang digital natives. Karena dengan adanya spesialisasi ini, personal brand digital natives menjadi lebih kuat dan orang dapat percaya. Konsep spesialisasi dalam personal branding yang dibentuk harus tepat dan fokus kepada suatu kekuatan, keahlian atau pencapaian tertentu dalam diri individu. Selanjutnya pada pilar kedua pembentukan personal branding. Digital natives yang dapat memberikan pengaruh kepada pengikutnya artinya sudah mampu mewujudkan personal brandingnya dalam kategori kepemimpinan.
Catatan: Digital natives yang diikuti dipandang memiliki kredibilitas dan kekuasaan di bidang tertentu dapat membangun persepsi positif di benak followers nya. Di pilar personal branding selanjutnya, adalah kepribadian- yang mana seorang digtal natives yang aktif di media sosialnya mampu memberikan kesan karakter diri yang berbeda yang dapat dilihat dengan jelas oleh pengikutya. Pada pilar perbedaan di pembentukan personal branding, seorang digital natives harus berani mengeksplosrasi dirinya sehinga dapat menemukan hal-hal apa yang membuatnya unik diantara digital natives lainnya, sehingga mendapat perhatian lebih dari pengikutnya. Pada pilar selanjutnya di dalam komunikasi yang dibangin oleh digital natives yaitu berupa kenampalkan, kesatuan, keteguhan dan nama baik, ke empatnya bersinergis dalam konsep membangun personal branding yang teguh. Yang mana bertujuan dalam aktifitas komunikasi nya, seorang digital natives yang memiliki banyak pengikut mampu mempertahankan personal brandinya secara baik.
ADVERTISEMENT