
Orang Banjar selalu menyebut masa lampau sebagai 'Zaman Bahari'. Istilah zaman bahari mengacu pada masa lalu yang sangat kuno atau sesuatu yang jauh dari masa sekarang. Sering disebut bahari banar dalam bahasa Banjar. Istilah Bahari sebenarnya dimaksudkan untuk mewakili laut. Kata Bahari berasal dari bahasa Arab "Bahar" yang berarti laut. Sebuah kata yang membangkitkan kehidupan manusia yang sepenuhnya bergantung pada laut dan sungai.
Berikut jejak pelayaran sungai kuno di Kalimantan Selatan, terutama pelabuhannya:
- Pelabuhan Patih Masih Kota Banjarmasin
Pelabuhan Kesultanan Banjarmasin berada di Muara Kuin. Istilah Banjarmasin dari kata Bandar dan Masih. Masih berasal dari nama Patih yang bernama Patih Masih. Kata Belanda yang disebut Banjarmsin kemudian menjadi Bandermachsin dan kemudian diubah pengucapannya menjadi Banjarmasin. Oleh karena itu, saat ini Pelabuhan Patih Masih di Muara Kuin kota Banjarmasin dianggap sebagai pelabuhan awal pada awal abad ke-16. Pada pertengahan abad ke-15, pelabuhan Muara Kuin mungkin telah dipadati pedagang dari berbagai daerah selain Banjarmasin.
- Pelabuhan Lok Baintan dan Teluk Selong Martapura
Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Mustain Billah (1595-1620 M). Cikal bakal perpindahan pelabuhan ini sudah ada sejak Sultan ke-3 Kesultanan Banjar, yaitu Sultan Hidayatullah. Pelabuhan Kesultanan Banjar menjadi lebih aman dari serangan Belanda, setelah istana Banjar dan Pelabuhannya diserang Belanda pada awal abad ke-17.
- Pelabuhan Muara Tambangan Martapura
Di Martapura tepatnya di kawasan Sungai Martapura berdiri Pelabuhan Muara Tambangan, Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Mustain Billah, sekaligus istananya.
- Pelabuhan Penyambaran Karang Intan Martapura
Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Sulaiman Rahmatullah (1801-1825 M). Terletak di Desa Panyanbaran, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Pelabuhan tersebut tidak jauh dari kompleks keraton Sultan Sulaiman Rahmatullah. Pelabuhan ini jauh lebih dalam dari Sungai Riam Kanan di Kabupaten Banjar.

Pelabuhan sungai dan laut Kalimantan Selatan menjelaskan asal mula istilah Zaman Bahari, zaman dahulu yang menjadikan sungai dan laut sebagai urat nadi kehidupan masyarakat Dayak dan Banjar. Hampir semua nama kabupaten di Kalimantan Selatan tidak terlepas dari istilah sungai dan laut. Semua ini memastikan adanya jalur dari pelabuhan sungai ke muara dan sebaliknya. Fakta ini menjelaskan karakter sosial orang Banjar yang selalu terbuka dengan pendatang etnis lain. Mereka memiliki semangat berdagang yang menjelaskan asal mula istilah Banjar sebagai pedagang. Pelabuhan sungai dan laut sebagai pusat interaksi antar bangsa menjadikan penduduk Banjar selalu dinamis dan mampu beradaptasi dengan zaman yang berbeda.
Referensi:
Noor, Yusliani. 2016. Islamisasi Banjarmasin (Abad Ke-15 Sampai Ke-19). Yogyakarta. Penerbit Ombak.
Subiyakto, B., Hairiyadi, H., & Akmal, H. 2020. Lintasan Sejarah Maritim Kalimantan Selatan.