Jejak Bahari di Kalimantan Selatan

Moh Alif Alvian Hidayat
Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Jember
Konten dari Pengguna
8 Oktober 2022 20:39 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Moh Alif Alvian Hidayat tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi Kapal Laut. Sumber: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Kapal Laut. Sumber: Shutterstock
ADVERTISEMENT
Orang Banjar selalu menyebut masa lampau sebagai 'Zaman Bahari'. Istilah zaman bahari mengacu pada masa lalu yang sangat kuno atau sesuatu yang jauh dari masa sekarang. Sering disebut bahari banar dalam bahasa Banjar. Istilah Bahari sebenarnya dimaksudkan untuk mewakili laut. Kata Bahari berasal dari bahasa Arab "Bahar" yang berarti laut. Sebuah kata yang membangkitkan kehidupan manusia yang sepenuhnya bergantung pada laut dan sungai.
ADVERTISEMENT
Berikut jejak pelayaran sungai kuno di Kalimantan Selatan, terutama pelabuhannya:
Pelabuhan Kesultanan Banjarmasin berada di Muara Kuin. Istilah Banjarmasin dari kata Bandar dan Masih. Masih berasal dari nama Patih yang bernama Patih Masih. Kata Belanda yang disebut Banjarmsin kemudian menjadi Bandermachsin dan kemudian diubah pengucapannya menjadi Banjarmasin. Oleh karena itu, saat ini Pelabuhan Patih Masih di Muara Kuin kota Banjarmasin dianggap sebagai pelabuhan awal pada awal abad ke-16. Pada pertengahan abad ke-15, pelabuhan Muara Kuin mungkin telah dipadati pedagang dari berbagai daerah selain Banjarmasin.
Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Mustain Billah (1595-1620 M). Cikal bakal perpindahan pelabuhan ini sudah ada sejak Sultan ke-3 Kesultanan Banjar, yaitu Sultan Hidayatullah. Pelabuhan Kesultanan Banjar menjadi lebih aman dari serangan Belanda, setelah istana Banjar dan Pelabuhannya diserang Belanda pada awal abad ke-17.
ADVERTISEMENT
Di Martapura tepatnya di kawasan Sungai Martapura berdiri Pelabuhan Muara Tambangan, Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Mustain Billah, sekaligus istananya.
Pelabuhan ini didirikan oleh Sultan Sulaiman Rahmatullah (1801-1825 M). Terletak di Desa Panyanbaran, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Pelabuhan tersebut tidak jauh dari kompleks keraton Sultan Sulaiman Rahmatullah. Pelabuhan ini jauh lebih dalam dari Sungai Riam Kanan di Kabupaten Banjar.
Masyarakat Banjar Memanfaatkan Sungai Sebagai Tempat Berdagang. Sumber: Shutterstock
Pelabuhan sungai dan laut Kalimantan Selatan menjelaskan asal mula istilah Zaman Bahari, zaman dahulu yang menjadikan sungai dan laut sebagai urat nadi kehidupan masyarakat Dayak dan Banjar. Hampir semua nama kabupaten di Kalimantan Selatan tidak terlepas dari istilah sungai dan laut. Semua ini memastikan adanya jalur dari pelabuhan sungai ke muara dan sebaliknya. Fakta ini menjelaskan karakter sosial orang Banjar yang selalu terbuka dengan pendatang etnis lain. Mereka memiliki semangat berdagang yang menjelaskan asal mula istilah Banjar sebagai pedagang. Pelabuhan sungai dan laut sebagai pusat interaksi antar bangsa menjadikan penduduk Banjar selalu dinamis dan mampu beradaptasi dengan zaman yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Referensi:
Noor, Yusliani. 2016. Islamisasi Banjarmasin (Abad Ke-15 Sampai Ke-19). Yogyakarta. Penerbit Ombak.
Subiyakto, B., Hairiyadi, H., & Akmal, H. 2020. Lintasan Sejarah Maritim Kalimantan Selatan.