Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Karya Seni sebagai Ekspresi Kejiwaan: Karya Seni Membantu Penyembuhan Psikis
26 Desember 2024 16:44 WIB
·
waktu baca 2 menitTulisan dari Alifatunissa Ghifarianti tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: TvOneNews, Adrian Hill, Britannica, Vincent van Gogh, Halodoc.
Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh seorang anak berinisial MAS (14) kepada ayahnya, APW (40) dan neneknya, RM (69) pada Sabtu 30 November 2024 sekitar pukul 01.00 WIB menjadi buah bibir masyarakat saat ini. Pembunuhan yang dilakukan oleh seorang remaja 14 tahun tersebut diduga karena adanya bisikan-bisikan yang meresahkan pelaku. Saat ini, polisi masih menyelidiki kasus ini untuk menemukan hal yang melatarbelakangi motif pelaku.
ADVERTISEMENT
Semenjak berita terkait kasus ini beredar, banyak asumsi negatif yang bertebaran di internet mengenai beberapa faktor di balik pembunuhan yang dilakukan oleh MAS. Namun, hal ini berbanding terbalik dengan yang ditemukan oleh polisi berdasarkan hasil TKP dan hasil wawancara kepada orang-orang yang berada di lingkungan MAS. Berdasarkan hasil TKP, polisi menemukan barang bukti berupa handphone milik pelaku. Kombes Ade mengatakan bahwa polisi sudah memeriksa handphone milik pelaku. Namun, polisi tidak menemukan satupun hal yang janggal dari handphone milik pelaku. “Ponsel sudah dibuka, sementara ini masih belum ditemukan hal-hal yang menyimpang,” ujar Ade. Bahkan, Ade menyebut bahwa dalam kesehariannya, pelaku lebih senang menghabiskan waktunya dengan melukis, bukan dengan bermain game online.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan hasil TKP yang telah dilakukan oleh pihak kepolisian, terdapat satu hal menarik yang ingin penulis jelaskan lebih lanjut. Hal tersebut ialah terkait dengan kegemaran pelaku dalam melukis. Hal tersebut juga yang menjadi latar belakang penulis sebagai mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Airlangga, ingin mengambil tema ini. Penulis berkeinginan untuk menjelaskan secara luas terkait pengekspresian kondisi kejiwaan melalui media berupa karya seni oleh sebagian individu. Pengekspresian tersebut juga dapat disebut dengan istilah art therapy dalam ilmu psikologi.
Art therapy merupakan salah satu media terapi dalam psikologi yang pendekatannya menggunakan aktivitas seni sebagai media untuk individu mengekspresikan sekaligus mengolah emosi yang mungkin sulit diungkapkan secara verbal. Art therapy pertama kali dicetuskan oleh seorang seniman dan penulis asal Inggris yang bernama Adrian Hill. Dalam bukunya yang berjudul Art Versus Illness, Hill menjelaskan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat terapeutik untuk membantu individu mengatasi penyakit fisik dan gangguan emosional. Berdasarkan pernyataan Hill, art therapy memiliki tujuan untuk melepas emosi-emosi terpendam dan sulit untuk diungkapkan, sekaligus setidaknya bertujuan untuk mengurangi sedikit beban psikis yang dirasakan.
ADVERTISEMENT
Media seni yang digunakan dalam art therapy terdiri dari beberapa jenis, seperti lukisan, gambar, kolase, musik, sketsa, puisi, fotografi, dan masih banyak lagi. Dengan melukis, menggambar, membuat musik, memotret gambar, dan melakukan aktivitas seni lainnya, terbukti dapat dijadikan media untuk mengekspresikan emosi dan gangguan mental yang dialami. Teknik yang digunakan dalam terapi seni mencakup menggambar, melukis, mewarnai, memahat, atau kolase. Ketika pengidap gangguan mental menciptakan seni, mereka dapat menganalisis apa yang telah mereka buat dan bagaimana perasaan mereka. Dengan menjelajahi seni, pengidap mencari tema dan konflik yang mungkin memengaruhi pikiran, emosi, dan perilaku mereka (Dr. Fadhil Rizal Makarim, 2019).
Salah satu seniman pelukis asal Belanda yang paling terkenal dan berpengaruh dalam sejarah seni di Barat, Vincent van Gogh, menciptakan sekitar 2.100 karya seni semasa hidupnya. Van Gogh dikenal memiliki gangguan mental berupa bipolar dan depresi berat. Willem Nolen, profesor psikiatri purnawaktu dari Universitas Groningen di Belanda, meneliti hampir 1.000 surat peninggalan Van Gogh. Para peneliti di International Journal of Bipolar Disorders menyimpulkan bahwa Van Gogh mengidap gangguan bipolar, dengan ciri-ciri gangguan kepribadian ambang (borderline personality disorder).
ADVERTISEMENT
Beberapa emosi yang dirasakan Van Gogh kadang terekam dalam beberapa lukisan yang dibuatnya. Menurut Prof Nolen, ketika Van Gogh sedang mengalami fase depresinya, ia jarang melukis dalam beberapa waktu, bahkan jika melukis pun, karya yang dihasilkannya cenderung lebih sedih. Salah satu karya lukisan paling populer miliknya yang dianalisis mengandung ekspresi kondisi kesehatan mentalnya, yakni berjudul The Starry Night. Lukisannya tersebut terkenal karena mengandung beberapa unsur unik yang berhasil menarik perhatian banyak orang. Selain itu, unsur-unsur yang merepresentasikan kondisi kesehatan mentalnya juga dianggap menarik oleh banyak orang.
Lukisannya tersebut dianggap banyak orang mengekspresikan kondisi kesehatan mentalnya dan perasaan yang dialami olehnya ketika melukis lukisan tersebut. Banyak orang percaya The Starry Night adalah ekspresi kesehatan mental Van Gogh. Lukisan "The Starry Night" yang diterjemahkan sebagai "malam berbintang" dalam Bahasa Indonesia, memvisualkan paduan warna utama biru dan kuning, yang diperkaya oleh sentuhan warna coklat dan hitam sebagai ekspresi emosional Van Gogh. Dari perspektif psikologis, penggunaan warna biru tua di dalam lukisan ini dapat diartikan sebagai representasi perasaan yang terpendam, seperti amarah, konsentrasi, sensitivitas, perasaan, bahkan hingga depresi. Warna kuning, di sisi lain, memberikan gambaran tentang perasaan tidak percaya diri, harapan, toleransi, dinamika, dan ambisi tinggi yang dapat dipetakan dalam komposisi artistiknya (Zulianto, 2016). Dalam lukisannya juga terdapat beberapa corak berwarna biru cerah yang merupakan warna umum yang sering digunakan selama Van Gogh mengidap penyakit mentalnya. Dalam lukisannya juga tergambar jelas ketertarikannya terhadap bintang, kematian, dan transendensi melalui langit berbintang yang dilukisnya.
ADVERTISEMENT
Van Gogh merupakan salah satu seniman yang menjadikan aktivitas seni sebagai media untuk menyampaikan emosi dan perasaan yang dialaminya. Terdapat banyak seniman lainnya yang melakukan hal seperti Van Gogh. Bahkan, tidak hanya seniman yang dapat mengekspresikan perasaannya lewat seni, tetapi orang-orang yang tidak memiliki kemampuan artistik atau bakat khusus dalam seni juga dapat melakukannya. Art therapy merupakan salah satu cara yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Penulis berharap, pembaca nantinya akan lebih sadar dan peduli terhadap kondisi kesehatan mental diri sendiri maupun orang sekitarnya.