Konten dari Pengguna

Profesionalisme Guru BK yang Dipertanyakan

Alifia Maharani
Mahasiswi Bimbingan Konseling Universitas Sebelas Maret Surakarta
30 Oktober 2024 17:28 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifia Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto oleh Antoni Shkraba: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-fashion-fesyen-pasangan-5217843/
zoom-in-whitePerbesar
Foto oleh Antoni Shkraba: https://www.pexels.com/id-id/foto/mode-fashion-fesyen-pasangan-5217843/
ADVERTISEMENT
Guru bimbingan dan konseling sebagai pendidik yang profesional memiliki peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Sebagai pendidik profesional yang tentu saja memiliki citra baik dimata masyarakat perlu untuk menunjukkan bahwa ia layak menjadi panutan atau teladan oleh masyarakat sekelilingnya. Namun hal tersebut tidak pernah luput dari oknum – oknum yang tidak mampu mempertanggungjawabkan perilakunya. Akhir – akhir ini media digemparkan oleh kasus oknum guru BK salah satu SMA negeri Pekalongan, Jawa Tengah yang diduga melakukan pelecehan verbal terhadap sejumlah siswinya. Bukankah seharusnya layanan Bimbingan dan Konseling di sekolah itu berfungsi untuk menciptakan ruang yang aman bagi siswanya untuk berkeluh kesah mengenai perasaan dan pikiran mereka. Padahal kasus pelecehan verbal tersebut sangat berdampak pada psikologis dan masa depan siswa yang digadang – gadang sebagai generasi emas pada tahun 2045 mendatang.
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan pelecehan verbal oleh oknum guru BK di Pekalongan kini sedang ditangani oleh sekolah dan Dinas Pendidikan terkait. Langkah pertama adalah melakukan investigasi menyeluruh dengan mengumpulkan kesaksian dari korban, saksi, dan pihak-pihak terkait untuk mendapatkan fakta yang akurat. Jika terbukti melakukan pelanggaran, guru tersebut akan dikenakan sanksi yang sesuai, mulai dari teguran hingga pemecatan, sesuai kebijakan yang berlaku. Selain itu, dukungan psikologis bagi siswa yang terdampak juga menjadi prioritas, dengan menyediakan konseling untuk membantu memulihkan rasa aman mereka. Kasus ini juga mendorong sekolah untuk memperketat pengawasan dan memastikan guru BK menjalankan tugas dengan profesionalisme dan etika yang tinggi. Melalui penyuluhan dan pelatihan, guru dan siswa diharapkan mampu menyadari akan pentingnya menjaga lingkungan yang aman dan nyaman di sekolah. Semua tindakan ini dilakukan dengan koordinasi bersama pemerintah daerah untuk memastikan bahwa kebijakan yang diambil sejalan dengan aturan yang berlaku dan dapat mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap institusi pendidikan.
ADVERTISEMENT
Kasus dugaan pelecehan verbal oleh oknum guru BK di Pekalongan, membuat sejumlah publik bertanya – tanya tentang profesionalisme seorang guru BK pada saat menjalankan tugasnya. Secara harfiah ’profesional’ berasal dari istilah yang merujuk pada seseorang yang memiliki keahlian dan kompetensi tertentu dalam bidang tertentu. Pekerjaan yang bersifat profesional biasanya memerlukan pendidikan formal, pelatihan, dan pengalaman yang mendalam, serta sering kali diatur oleh standar etika dan kode perilaku tertentu.Dalam konteks ini, profesi seperti guru BK merupakan contoh dari pekerjaan profesional yang memerlukan keterampilan khusus dan tanggung jawab yang tinggi. Pekerjaan ini tidak hanya dilakukan untuk mencari nafkah, tetapi juga melibatkan dedikasi dan komitmen untuk memberikan layanan terbaik kepada masyarakat. Ketika seorang guru BK melanggar etika, seperti dalam kasus dugaan pelecehan verbal ini, hal tersebut langsung merusak citra dan profesionalisme profesi guru BK secara keseluruhan. Rasa percaya siswa kepada guru BK terancam hilang, membuat mereka ragu untuk berbicara terbuka atau meminta bantuan ketika menghadapi masalah.
ADVERTISEMENT
Akibat dari tindakan tersebut bukan hanya berupa dampak psikologis pada korban, tetapi juga pada citra lembaga pendidikan yang seharusnya menjadi tempat aman bagi siswa. Hal ini juga menekankan pentingnya menjaga profesionalisme melalui integritas pada diri, yang harus dimiliki setiap guru BK. Kasus ini menjadi pengingat bahwa guru BK perlu menjalankan tanggung jawab dengan etika yang kuat, sehingga siswa merasa nyaman, terlindungi, dan tetap percaya pada dukungan yang mereka butuhkan dari seorang guru BK.
Profesionalisme guru BK dalam memberikan layanan sangat penting karena mereka memiliki peran utama dalam mendukung kesejahteraan siswa secara menyeluruh. Dengan memahami dan melaksanakan tugas serta tanggung jawabnya secara profesional, guru BK dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perkembangan siswanya. Peran mereka sebagai pendidik yang tidak hanya fokus pada aspek akademis, tetapi juga pada kesehatan mental dan perkembangan pribadi, menjadikan mereka sebagai salah satu pilar penting dalam dunia pendidikan. Melalui upaya yang konsisten dan terencana, konselor dapat membantu peserta didik menghadapi tantangan hidup dan mencapai potensi terbaik mereka. Peran ini tidak hanya memerlukan keahlian profesional tetapi juga integritas yang kuat, karena siswa akan cenderung lebih terbuka dan nyaman berbagi cerita saat mereka merasa aman dan percaya pada guru BK yang mendampingi.
ADVERTISEMENT
Menurut saya, profesionalisme guru BK sangat penting untuk menciptakan suasana yang mendukung di mana siswa merasa diterima dan dimengerti. Dengan membangun rasa percaya siswa kepada guru BK, guru BK dapat membantu permasalahan yang sedang dihadapi siswa dengan adanya keterbukaan yang menjadi kunci keberhasilan layanan konseling. Guru BK yang dapat menjaga rahasia dan memberikan bantuan tanpa menghakimi memberikan rasa aman bagi siswa, yang memungkinkan proses konseling berlangsung secara efektif. Dalam jangka panjang, profesionalisme guru BK berperan penting dalam membangun hubungan positif antara siswa dan pihak sekolah, sehingga siswa tidak hanya mendapat dukungan akademis tetapi juga pengembangan emosional dan sosial yang seimbang.
Disusun oleh: Alifia Salma Putri Maharani dan Prof. Dr. Andayani, M.Pd
ADVERTISEMENT