Resensi Buku : 99 Cahaya di Langit Eropa

Alifia Nabila
mahasiswi Semester 3 di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Konten dari Pengguna
27 Oktober 2022 8:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifia Nabila tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Foto ini hasil memotret sendiri, mengapa saya menggunakan foto ini karena di foto ini ada keindahan langit
Novel 99 Cahaya di Langit Eropa berkisah tentang perjalanan penulis mencari sejarah Islam ke tempat mengandung unsur keislaman dan spiritual untuk mengenal Islam dengan cara berbeda. Ketika dakwah bersatu dengan pengetahuan, perdamaian, dan Islam bersinar terang di langit eropa. Alur yang terdapat dalam novel ini adalah alur campuran. Amanat dapat kita petik dari novel ini adalah teruslah belajar mencari tahu tentang sejarah penyebaran, penaklukan Islam, dan ceritakan kepada semua orang apa yang ketahui
ADVERTISEMENT
Austria pada Maret 2008 Hanum pergi  untuk mengikuti suaminya Rangga tinggal di Kota Wina, dibagian ini Hanum menceritakan Fatma seorang teman yang ditemui di kelas bahasa Jerman di Austria, sebatang coklat yang berkesan awal mula pertemuan dengan Fatma. Fatma mengajak Hanum berkeliling kota dan memamerkan kota Wina. Persahabatan mereka membawa banyak cerita, seperti: Perjalanan Kahlenberg (kamu dapat melihat cantiknya kota Wina), Restaurant Der Wiener Fresco (restaurant yang mempunyai konsep makan sepuasnya dan bayar seikhlasnya), Museum Kota Wina (Museum Istana Hofburg, Museum Schoenbrunn, Museum Kembar Kunsthistorische, dan Naturhistorische), Berkunjung Rumah Fatma, Rathaus Fan-zone Wina, dan Vienna Islamic Center.
Perjalanan menemukan sejarah Islam yang dianggap Hanum sebagai pembelajaran tentang makna kehidupan dan juga tentang ajaran Islam yang penuh cinta kasih dan kedamaian. Setelah itu terdapat SMS yang menyatakan bahwa Fatma akan kembali ke Turki dan selanjutnya Fatma menghilang setelah mereka mengikat janji akan berkelana bersama menapaki jejak islam yang ada di Spanyol, Perancis, dan Turki yang pernah berjaya pada masanya. Demi memenuhi janji itu Hanum kemudian mulai menjelajah sendiri bersama suami.
ADVERTISEMENT
Kota Paris yang memiliki daya tarik keindahan bagi banyak orang dan paling terang cahayanya di benua Eropa. Kota Paris dijadikan ibu kota peradaban Eropa dan pusat peradaban paling maju di dunia. Disana Hanum dan Rangga bertemu dengan Marion. Marion merupakan orang asli Eropa yang jatuh cinta dengan Islam karena negaranya Paris. Marion menceritakan kepada Hanum dan Rangga alasannya memeluk Islam yang diawali dengan mengambil jurusan sejarah studi Islam abad pertengahan.
Hanum, Rangga, dan Marion mengunjungi Museum Louvre dan salah satu yang membuat takjub Hanum yaitu pada lukisan Bunda Maria dan Bayi Yesus, hijab yang dipakai Bunda Maria bertahtakan kalimat tauhid, Laa ilaaha illallah. Marion menunjukkan kepada Hanum bahwa Eropa adalah pantulan cahaya kebesaran Islam dan menyimpan harta karun sejarah Islam yang luar biasa berharganya.
ADVERTISEMENT
Marion berkata Cordoba adalah the true city of lights atau kota ribuan cahaya atau kota yang menginspirasi banyak orang Eropa. Hanum mendengar bahwa Cordoba sebagai pusat peradaban Islam dan dia petualang ke Cordoba mengharapkan menemukan wajah-wajah Islam yang bisa memberikan aura Cordoba sebagai kekuatan peradaban Muslim pada masa lalu. Hal yang menarik adalah tentang Mezquita yang dulunya sebuah masjid besar namun kini berubah menjadi Gereja Katedral, nama bangunan ini the Mosque Cathedral.
Hanum, Rangga, dan Marion  melanjutkan perjalanan ke Granada. Granada adalah dinasti islam terakhir yang mencoba bertahan di spanyol dan istana Al-Hambra dari kekhalifahan Nasrid. Selanjutnya Hanum dan Rangga mengikuti tour guide bernama Luiz. Di istana Al Hambra Hanum terkejut dan takjub pada saat menyadari ukiran-ukiran itu adalah ayat-ayat al-Quran yaitu la hawla wala quwwata illa billah. Ukiran kaligrafi al-Quran tersebut dipahat pada setiap sudut, atap dan dinding istana. Keindahan yang dikatakan Luiz kepada hanum terlihat begitu matahari terbenam istana Nasrid berpijar terang serta pilar-pilar yang memancarkan Kaligrafi Qur’ani dan dinding yang berpilin inskripsi Arab mengerlipkan nuansa merah, biru, dan hijau.
ADVERTISEMENT
Hanum mendapatkan surat balasan dari Fatma yang memberitahukan kabar duka tentang anaknya Ayse yang telah meninggal dunia. Dia teringat setiap kenangan dengan Ayse sehingga membaca email Fatma membuatnya berkeinginan untuk pergi ke Turki dan disetujui oleh Rangga. Kemudian Hanum dan Rangga melanjutkan petualangannya ke Turki dan Hanum sudah berjanji untuk menemui Fatma.
Sebelum itu, Hanum dan Rangga pergi ke Hagia Sophia bersama dengan Ranti. Hagia Sophia sejarahnya adalah sebuah masjid yang pernah berganti menjadi gereja dan sekarang dijadikan museum. Mereka melanjutkan perjalanan ke Blue Mosque Masjid Sultan Ahmed, masjid yang dibangun tepat di depan Hagia Sophia dengan ukuran yang jauh lebih besar. Pada saat bertemu, Hanum dan Fatma saling bertukar cerita, pengalaman, dan juga membahas email balasan dari Paul, orang waktu kejadian Croissant waktu di Wina. Mereka berbincang, tertawa, terharu hingga mengeluarkan air mata bersama.
ADVERTISEMENT
Baik teman-teman, itu dia sekilas tentang buku yang berjudul '99 Cahaya di Langit Eropa (Perjalanan Menapak Jejak Islam di Eropa)' yang sangat fenomenal. Apakah kalian tertarik untuk membaca bukunya?