Konten dari Pengguna

Mengenal Anggar, Olahraganya Na Hee-do

Alifia Sekarningrum
Mahasiswa Ilmu Komunikasi yang hobi membaca dan mendengarkan musik.
9 April 2022 23:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifia Sekarningrum tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sumber: pexels.com
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: pexels.com
Drama korea Twenty-Five, Twenty-One telah berakhir pada 3 April 2022 lalu. Series sepanjang 16 episode ini berfokus pada hubungan antara Na Hee-do dan Baek Yi-jin pasca krisis moneter di tahun 1998. Selain mengangkat tentang kisah cinta dan lika-liku masa muda, Twenty-Five, Twenty-One juga mengangkat tema olahraga anggar, dimana Na Hee-do digambarkan sebagai atlet anggar yang memenangkan berbagai pertandingan nasional maupun internasional. Dalam series ini, Na Hee-do yang diperankan oleh Kim Tae-ri merupakan atlet muda yang berusaha keras menjadi lawan dari Go Yu-rim, seorang atlet anggar yang telah memenangkan emas di sebuah kejuaraan dunia. Diceritakan bahwa Na Hee-do menyukai olahraga anggar sejak kecil setelah diperkenalkan oleh ayahnya sewaktu mereka tinggal di Prancis. Karena kecintaannya terhadap anggar, Na Hee-do berhasil bertahan dan menjadi lawan Go Yu-rim di suatu perlombaan internasional anggar yang diselenggarakan di Madrid pada tahun 2001.
ADVERTISEMENT
Nah, olahraga anggar ini merupakan olahraga yang jarang kita dengar di Indonesia. Supaya lebih paham dengan olahraga favorit Na Hee-do, kenalan lebih jauh yuk dengan olahraga satu ini! Berikut fakta-fakta mengenai olahraga anggar.
1. Berasal dari Prancis
Kita melihat Na Hee-do jago berbahasa Prancis pada suatu episode dan menjelaskan bahwa olahraga tersebut berasal dari Prancis. Oleh karena itu, istilah-istilah yang digunakan pun memakai Bahasa Prancis. Etimologi anggar dalam Bahasa Indonesia sendiri diambil dari kata en garde yang dalam Bahasa Prancis yang artinya bersiap. Adapun olahraga ini dalam Bahasa Prancis disebut escrime.
2. Sudah ada sejak abad 14
Anggar awalnya merupakan salah satu bentuk pelatihan militer dan berkembang menjadi cabang olahraga di abad ke-14 dan 15 di Jerman dan Italia. Popularitas olahraga ini menanjak di abad ke-17, kemudian pada abad ke-18 seorang Italia bernama Domenico Angelo membuka akademi di London untuk mengajar para bangsawan disana mengenai seni pedang.
ADVERTISEMENT
3. Olahraga tetap dalam olimpiade
Meskipun di Indonesia sendiri eksistensinya kurang dikenal oleh masyarakat umum, anggar telah menjadi olahraga tetap dalam olimpiade. Olahraga ini pertama kali dipertandingkan pada tahun 1896. Ini menandakan olahraga anggar telah dikenal secara luas di dunia dan sejarah panjangnya membuat anggar layak menjadi cabang olahraga tetap dalam olimpiade.
4. Dipertandingkan dalam tiga nomor
Sama seperti olahraga lain, anggar juga dipertandingkan dalam beberapa nomor. Di olimpiade, ada tiga nomor yang dipertandingkan, dinamakan sesuai dengan senjatanya, yaitu: floret (disebut juga foil, adalah pedang berbentuk langsing, lentur, dan ringan dengan ujung datar/bulat tumpul dan berpegas, beratnya 500 gram), sable (disebut juga sabre, adalah pedang yang berbentuk segitiga dan sudutnya tidak tajam, semakin keatas semakin pipih dan ujungnya ditekuk hingga tidak meruncing, beratnya sekitar 500 gram), dan degen (disebut juga epée, pedang berbentuk segitiga dan berparit, sedikit kaku dengan ujung datar dan berpegas, beratnya 750-770 gram).
ADVERTISEMENT
5. Masuk ke Indonesia pada masa penjajahan Belanda
Tentara Belanda memperkenalkan olahraga anggar ketika menduduki Indonesia. Saat itu anggar digunakan untuk berkelahi atau hanya sekadar olahraga. Kemampuan bermain anggar untuk berkelahi diwajibkan bagi setiap tentara Hindia Belanda dengan menggunakan kelewang atau sangkur. Sedangkan, permainan anggar untuk olahraga dipersilakan bagi para bintara, perwira, serta mahasiswa.
Nah, itu dia fakta-fakta mengenai olahraga anggar. Tertarik mencoba? Siapa tahu? kamu bisa menjadi Na Hee-do berikutnya!