Perjuangan Seorang Ibu Merawat Anak Kembar Berkebutuhan Khusus

Alifia Maharani
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Konten dari Pengguna
29 Oktober 2020 16:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifia Maharani tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Foto Samiasih (45).
zoom-in-whitePerbesar
Foto Samiasih (45).
ADVERTISEMENT
Memiliki anak kembar di sebuah keluarga adalah suatu hal yang membahagiakan bagi semua orang. Namun, kebahagiaan ini seolah sirna. Samiasih (45) atau biasa dipanggil Sami harus menerima kenyataan bahwa anak kembar yang di lahirkannya memiliki kebutuhan khusus.
ADVERTISEMENT
Sami yang berdomisili di Kabupaten Sleman ini awalnya merasa sedih. Namun, seiring berjalannya waktu ia bisa menerima kenyataan tersebut. “Waktu tahu kalau mereka mempunyai kebutuhan khusus pasti kaget dan gak nyangka, tetapi lama kelamaan udah ikhlas dan mereka itu anugerah terindah yang Allah kasih buat saya,” ungkapnya, Kamis (29/10).
Sami juga menceritakan bahwa awalnya ia tidak mengetahui, bila Hasan (10) dan Husein (10) yang dikandungnya selama sembilan bulan itu ternyata memiliki kebutuhan khusus. Sami mengetahui bahwa anaknya memiliki kebutuhan khusus saat usia Husein tiga hari. Awalnya Husein sering menderita kejang dan sering masuk rumah sakit. Tak lama setelah itu dokter menyatakan bahwa Husein mengalami tuna ganda.
Lima tahun kemudian, Sami harus menerima kenyataan bahwa Hasan ternyata mengalami autisme. Hal ini di sadari oleh Sami ketika Hasan sekolah. Hasan cenderung sibuk dengan kegiatannya sendiri. Ia tidak bisa fokus dan berkonsentrasi saat guru di sekolahnya mengajar. Pada akhirnya Sami memutuskan untuk membawa Hasan ke dokter, ternyata Hasan mengalami autisme.
ADVERTISEMENT
Merawat anak berkebutuhan khusus tentu sangatlah banyak tantangannya. Terlebih saat buah hatinya berusia balita, suaminya yang bekerja sebagai pekerja bangunan kurang bisa diajak untuk bekerja sama dalam merawat buah hatinya. Hal itu membuat beban Sami terasa lebih berat. Namun seiring berjalannya waktu suaminya bisa membantu Sami sedikit demi sedikit.
Meski terkadang merasa repot dan lelah, namun Sami tidak pernah putus asa. Setiap harinya dengan sabar dan semangat Sami merawat anaknya mulai dari memandikan hingga menyuapi buah hati kembarnya. “Husein kalau makan harus di haluskan seperti makanan bayi, kalau Hasan bisa makan apa saja,” ujarnya.
Tidak hanya merawat buah hati kembarnya, Sami juga harus banting tulang untuk menambah pemasukan untuk keluarganya dan membiayai sekolah anaknya. Bermodal semangat tinggi, Sami yang awalnya seorang ibu rumah tangga memutuskan untuk berjualan online melalui akun sosial medianya. Sami mengaku sudah mulai berjualan sejak tahun 2017. “Semua saya jual pokoknya. Mulai dari makanan, baju, kerudung saya jual semua,” ungkapnya. Berkat kerja kerasnya Sami bisa membantu pemasukan keluarganya.
ADVERTISEMENT
Harapan Sami untuk kedepannya ia ingin anak anaknya menjadi anak yang soleh, bermanfaat bagi orang lain, dan mandiri. Sami juga mengungkapkan bahwa anak berkebutuhan khusus harus mendapat kasih sayang yang utuh dari orang tua. Sami juga merasa sangat bersyukur terhadap semua nikmat yang Allah berikan kepadanya.