Mengenal Toxic Productivity dan Cara Mengatasinya

Alifya Putri
Mahasiswa S1 Akuntansi UPN Veteran Jakarta
Konten dari Pengguna
25 September 2022 5:56 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifya Putri tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ilustrasi toxic productivity by pexels
zoom-in-whitePerbesar
ilustrasi toxic productivity by pexels
ADVERTISEMENT
Apakah bekerja secara terus-menerus tanpa henti termasuk produktif atau sebenarnya toxic productivity?
ADVERTISEMENT
Apa itu toxic productivity?
Menurut Dr. Julie Smith, toxic productivity adalah sebuah obsesi untuk terus-menerus berbuat sesuatu, bekerja, mengembangkan diri, dan merasa bersalah apabila tidak melakukan banyak hal. Toxic productivity membuat kita melakukan pekerjaan secara berlebihan sehingga mengesampingkan istirahat. Hal ini tentu tidak baik karena berakibat pada kesehatan baik fisik maupun mental.
Orang yang mengalami toxic productivity melakukan kegiatan dan pekerjaan secara berlebihan tanpa memiliki tujuan dan makna. Mereka berpikir kalau dengan melakukan banyak hal, mereka menjalani hari dengan produktif, padahal mereka sedang dalam lingkaran toxic productivity.
Lalu, apakah salah menjadi produktif? tentu tidak. Menjadi produktif dapat meningkatkan kemampuan diri serta dapat mencapai tujuan dan target. Tetapi tentu saja, produktif harus dilakukan dengan cara yang benar agar tidak terjerumus ke dalam toxic productivity yang dapat berakibat fatal.
ADVERTISEMENT
Orang yang tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengalami toxic productivity sering merasa tertekan, merasa kurang puas terhadap diri sendiri karena target dan standar yang tidak realistis, serta sulit untuk bersosialisasi.
Bahaya yang dapat menghampiri akibat toxic productivity
ilustrasi toxic productivity by pexels
Toxic productivity membuat kita tidak mampu untuk beradaptasi terhadap perubahan karena telah menetapkan standar yang tinggi untuk mencapai tujuan kita. Standar yang tinggi tentu baik, namun untuk merealisasikan standar yang tinggi tersebut, kita perlu bekerja keras dan terkadang bekerja secara berlebihan dapat berakibat fatal.
Orang dengan toxic productivity cenderung mengalami kelelahan yang tidak biasa, mengalami gangguan kesehatan, sulit fokus akibat kurang tidur, dan mulai mengalami gangguan kesehatan mental seperti stress bahkan depresi.
ADVERTISEMENT
Selain mengalami gangguang fisik dan mental, orang dengan toxic productivity cenderung mengalami kesulitan untuk berhubungan dengan teman dan keluarganya. Hal ini terjadi karena orang dengan toxic productivity menghabiskan seluruh waktunya untuk bekerja dan jarang menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekatnya.
Bahaya yang dapat timbul akibat toxic productivity tentu harus diatasi. Sebab apabila tidak diatasi bahaya tersebut akan berakibat dalam jangka panjang.
Bagaimana cara mengatasi toxic productivity?
Membuat target dan tujuan yang realistis
ilustrasi membuat targer by pexels
Toxic productivity terjadi akibat target yang dibuat tidak realistis atau bahkan tidak mempunyai tujuan dalam melakukan suatu hal. Oleh sebab itu, mulailah hari dengan menentukan target-target kecil yang harus kamu capai, dengan begitu kamu akan bersemangat dan termotivasi untuk mencapai target kamu. Setelah target kamu tercapai, kamu dapat beristirahat dan menikmati sisa waktu luang kamu untuk melakukan sesuatu yang kamu sukai maupun merawat diri.
ADVERTISEMENT
Melakukan sedikit pekerjaan namun berdampak besar
ilustrasi bekerja by pexels
Melakukan sedikit pekerjaan bukanlah tanda bahwa kamu kurang produktif. Melakukan sedikit pekerjaan namun memiliki hasil dan dampak yang besar merupakan suatu produktivitas. Kamu dapat melakukan kegiatan dan pekerjaan dengan efektif dan efisien serta berdampak besar bagi diri kamu. Dengan begitu, kamu tidak perlu melakukan banyak kegiatan yang tidak memiliki arti atau dapat menjerumuskanmu ke dalam toxic productivity.
Jangan lupa untuk beristirahat
ilustrasi beristirahat by pexels
Jangan memaksakan diri apabila tujuan kamu belum tercapai, tidak perlu insecure dengan orang lain yang sudah berhasil mencapai tujuannya karena setiap orang pasti memiliki masanya masing-masing, fokuslah terhadap diri sendiri. Istirahatlah sejenak, luangkan waktu untuk menikmati hari dan memanjakan diri sendiri dengan melakukan hal-hal yang disukai. Beristirahatlah agar tubuh dan pikiran kamu dapat baru kembali dan ter-refresh sehingga kamu dapat menjalani hari-harimu dengan lebih baik.
ADVERTISEMENT