Konten dari Pengguna

Mengenal 3 Fenomena Media Sosial yang Jarang Diketahui Namun Sering Terjadi

Alifya Ayesha Safa Aurora
Mahasiswi Ilmu Komunikasi Universitas Andalas
26 Oktober 2021 15:27 WIB
·
waktu baca 4 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alifya Ayesha Safa Aurora tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ilustrasi by Fiya
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi by Fiya
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di era digital yang canggih dan perkembangannya yang sangat pesat ini tentunya membawa banyak dampak. Kita pasti pernah merasa sangat tertolong dengan adanya teknologi komunikasi dan informasi serta keberadaan internet yang sangat membantu kita sebagai masyarakat dalam kehidupan sehari-hari, terutama dengan adanya media sosial.
ADVERTISEMENT
Dampak positif dari media sosial yang saya rasakan secara pribadi yaitu mudahnya berkomunikasi jarak jauh, mendapatkan informasi secara real-time, dan masih banyak lagi. Selain itu, keberadaan media sosial yang juga menjadi sebuah wadah yang interaktif bagi seluruh pengguna internet dan smartphone adalah salah satu bukti bahwa perkembangan ini memberikan dampak yang positif dan diperlukan dalam kehidupan sehari-hari.
Namun, pastinya selalu ada two sides of every coins, alias selain memiliki dampak positif pasti akan selalu ada dampak negatifnya. Keberadaan media sosial ini juga sering memberikan dampak yang negatif bagi diri sendiri dan bahkan orang lain. Fenomena-fenomena yang terjadi di media sosial pun masih banyak belum diketahui oleh para penggunanya, dan bahkan jangan-jangan kita pernah mengalami salah satu di antaranya Berikut adalah fenomena-fenomenanya:
ADVERTISEMENT
FOMO (Fear Of Missing Out)
FOMO atau Fear Of Missing Out ini adalah sebuah perasaan gelisah dan cemas akibat takut "tertinggal". Takut tertinggal yang dimaksud di sini adalah ketakutan jika tidak mengikuti berita, gosip, atau tren yang diikuti oleh banyak orang di media sosial atau bisa disebut juga dengan takut dianggap ketinggalan zaman.
Contohnya saja akhir-akhir ini saya perhatikan ada acara survival show Korea Selatan baru yang jadi perbincangan banyak orang, dan saat kita tidak mengikuti acara tersebut kita malah merasa panik sendiri karena merasa ketinggalan zaman dan malah memaksakan diri untuk mengikuti serta memahami apa yang orang lain lakukan.
Jika dibiarkan, FOMO bisa menyebabkan kerusakan mental seperti stres dan depresi karena perasaan cemas ini akan mengganggu aktivitas yang dilakukan di dunia nyata. Jika kamu pernah mengalami perasaan cemas akibat takut dianggap jadul ini, sangat disarankan untuk melakukan social media detox atau "puasa sosmed" selama beberapa minggu agar tidak menjadi ketergantungan dengan media sosial, dan dari dalam diri sendiri pun harus selalu menanamkan mindset bahwa tidak semua harus dilakukan dan tidak perlu "ikut-ikutan".
ADVERTISEMENT
Catfishing
Catfishing adalah sebuah fenomena di mana seseorang menggunakan identitas palsu dalam berinteraksi di media sosial. Fenomena ini tentunya merupakan sebuah tindakan penipuan karena identitas palsu yang digunakan biasanya merupakan identitas milik orang lain tanpa sepengetahuan orang tersebut. Tujuan dari catfishing ini bermacam-macam, dari krisis kepercayaan diri hingga memang bermaksud untuk melakukan tindakan kriminal.
Kasus catfishing yang sering terjadi biasanya ada di aplikasi media sosial seperti Instagram dan berbagai aplikasi kencan online. Seringkali saya mendengar kasus penipuan ratusan juta yang terjadi pada seseorang yang dekat dengan orang asing yang dikenalnya lewat media sosial, bahkan ada yang sampai pada tahap pembunuhan.
Untuk menghindari menjadi korban catfishing tentunya yang harus kamu lakukan adalah tidak memberikan identitas saat berinteraksi dengan orang asing di media sosial serta tidak menceritakan hal yang sudah memasuki ranah privasi kepada orang asing, dan yang paling penting adalah jangan mudah mempercayai orang yang dikenal lewat dunia maya.
ADVERTISEMENT
Cyberbullying
Fenomena ini tentunya sudah tidak asing bagi kita karena kasus ini sudah sangat sering terjadi tapi sebenarnya masih banyak yang belum paham jenis cyberbullying ini. Cyberbullying adalah sebuah perundungan yang terjadi di dunia maya yang bisa terjadi pada siapa saja. Namun, menurut saya cyberbullying tidak hanya sebatas komentar jahat di media sosial, melainkan bisa berupa mempermalukan seseorang lewat foto yang di-upload tanpa persetujuan, menyebarkan fitnah, bahkan di lingkungan sekitar banyak kejadian pengiriman ancaman atau death threats lewat media sosial, dan sebagainya.
Dilansir dari laman UNICEF, cyberbullying ini meninggalkan jejak digital yang bisa digunakan sebagai bukti tindak kejahatan. Untuk menghindari cyberbullying, menurut saya yang harus dilakukan pastinya membatasi diri secara sehat dengan media sosial dan mengurangi interaksi dengan orang yang tidak dikenal di media sosial.
ADVERTISEMENT
Fenomena-fenomena ini bisa terjadi pada siapa saja dan kapan saja mengingat media sosial digunakan oleh hampir seluruh pengguna internet. Maka dari itu, dalam menggunakan media sosial pastinya harus selalu bertanggung jawab dan tidak menyalahgunakan media sosial, menjaga privasi pribadi, serta memberi batasan pada diri sendiri agar tidak kecanduan dengan dunia maya.