news-card-video
10 Ramadhan 1446 HSenin, 10 Maret 2025
Jakarta
chevron-down
imsak04:10
subuh04:25
terbit05:30
dzuhur11:30
ashar14:45
maghrib17:30
isya18:45
Konten dari Pengguna

Kehadiran Perempuan di Kongres AS: Perjuangan dan Kemajuan yang Tak Terelakkan

Alika Pratiwi
Mahasiswa Aktif Program Studi Hubungan Internasional, Universitas Mulawarman
9 Maret 2025 11:07 WIB
·
waktu baca 5 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alika Pratiwi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sejak awal berdirinya Amerika Serikat, yang kita tahu politik negara ini didominasi oleh pria, dan ruang-ruang kekuasaan hampir sepenuhnya tertutup bagi perempuan. Namun, seiring berjalannya waktu, perempuan mulai melangkah ke arena politik, berjuang untuk kesetaraan, dan akhirnya menembus batas-batas yang sebelumnya tidak terjangkau. Dari beberapa pencapaian terbesar mereka adalah keberhasilan perempuan untuk duduk di Kongres AS. Meski perjalanan mereka penuh tantangan, kehadiran perempuan di Kongres kini menjadi simbol perjuangan yang tak terelakkan, mencerminkan perubahan sosial yang signifikan dalam politik AS.
ADVERTISEMENT
Sejarah Perjuangan Perempuan di Kongres AS
Kisah perjuangan perempuan di Kongres AS dimulai pada tahun 1917, ketika Jeannette Rankin terpilih sebagai wanita pertama yang menjadi anggota DPR. Namun, meskipun langkah pertama ini penting, representasi perempuan di Kongres tetap minim untuk beberapa dekade. Baru pada akhir abad ke-20, dengan gerakan feminisme dan kesadaran yang semakin tumbuh tentang kesetaraan gender, perempuan mulai menduduki lebih banyak kursi di legislatif.
Pada pemilu 2018, terjadi sebuah lonjakan signifikan dalam representasi perempuan di Kongres AS. Jumlah anggota perempuan yang terpilih ke Dewan Perwakilan Rakyat dan Senat mencapai rekor baru, menunjukkan perubahan besar dalam lanskap politik negara tersebut. Hal ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan individu, tetapi juga mencerminkan semangat untuk menciptakan pemerintahan yang lebih inklusif dan beragam. Salah satu pencapaian terbesar adalah terpilihnya empat perempuan muda progresif yang dikenal dengan sebutan “The Squad” yaitu, Alexandria Ocasio-Cortez, Ilhan Omar, Rashida Tlaib, dan Ayanna Pressley yang berhasil meraih kursi di Kongres, menantang dominasi pria di politik dan membuka jalan bagi lebih banyak perempuan, terutama dari kelompok minoritas, untuk terlibat dalam politik.
ADVERTISEMENT
Kemajuan yang Tak Terelakkan
Kemajuan perempuan di Kongres AS dapat dilihat melalui data yang menunjukkan peningkatan jumlah perempuan yang menduduki posisi-posisi penting. Pada tahun 2021, 27,5% anggota Dewan Perwakilan Rakyat adalah perempuan, sebuah lompatan signifikan dibandingkan dengan hanya 16% pada tahun 1990. Di Senat, 24% senator pada tahun 2021 adalah perempuan, angka yang terus meningkat meskipun masih jauh dari paritas gender yang ideal.
Capitol, Washington, US Image by: Christoph Muller (sumber: PIXABAY)
Data dari Center for American Women and Politics (CAWP) menunjukkan bahwa perempuan di Kongres telah berhasil memimpin komite-komite penting, yang mana kehadiran perempuan di Kongres bukan hanya sekedar simbol perubahan, tetapi juga merupakan wujud nyata dari kemajuan yang tak terelakkan. Perempuan telah memainkan peran penting dalam mengangkat isu-isu yang sering kali terpinggirkan dalam agenda politik utama, seperti kesetaraan upah, perawatan kesehatan, kebijakan keluarga, dan keadilan sosial.
ADVERTISEMENT
Sebagai contoh, perempuan di Kongres, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, telah bekerja untuk memperkenalkan kebijakan yang mendukung hak-hak perempuan, seperti hak reproduksi, perlindungan terhadap kekerasan dalam rumah tangga, dan peraturan terkait keseimbangan pekerjaan dan keluarga.
Tantangan yang Masih Dihadapi Perempuan di Kongres
Namun, meskipun ada kemajuan, perjuangan perempuan di Kongres AS belum berakhir. Meskipun jumlah perempuan di Kongres terus meningkat, representasi mereka masih jauh dari setara dengan jumlah perempuan di populasi AS. Pada 2023, sekitar 27% anggota Kongres adalah perempuan, sebuah angka yang menunjukkan kemajuan, tetapi masih jauh dari proporsional.
Selain itu, perempuan di Kongres sering kali menghadapi tantangan berupa adanya pandangan atau penilaian terhadap gender dan diskriminasi. Mereka seringkali dipandang sebelah mata, terutama jika mereka mengemukakan pandangan yang berbeda dari kebijakan dominan. Tak jarang, perempuan yang berbicara keras atau mendukung kebijakan progresif disebut "terlalu emosional" atau "terlalu radikal," kritik yang sering kali tidak dihadapi oleh rekan pria mereka.
ADVERTISEMENT
Peran Perempuan dalam Perubahan Sosial
Meskipun menghadapi tantangan besar, kehadiran perempuan di Kongres telah mempercepat perubahan sosial yang semakin terlihat di AS. Perempuan membawa perspektif yang berbeda, terutama terkait dengan isu-isu sosial yang sangat mempengaruhi kehidupan sehari-hari, seperti kesehatan, keluarga, pendidikan, dan keadilan sosial.
Kebijakan yang diusung oleh perempuan, seperti Medicare for All dan Green New Deal, telah memicu perdebatan penting mengenai arah masa depan negara ini. Mereka tidak hanya memperjuangkan perubahan dalam kebijakan, tetapi juga memberi inspirasi kepada generasi muda, terutama perempuan, untuk lebih terlibat dalam politik dan memperjuangkan hak mereka.
Masa Depan Perempuan di Kongres
Ke depannya, perjuangan perempuan di Kongres AS diperkirakan akan semakin kuat. Perubahan sosial yang terjadi, bersama dengan kesadaran yang lebih tinggi mengenai pentingnya kesetaraan gender dalam politik, akan mendorong lebih banyak perempuan untuk terlibat dalam politik. Sebagai contoh, semakin banyak perempuan muda yang terinspirasi oleh "The Squad" dan terlibat dalam kampanye politik di tingkat lokal dan nasional.
ADVERTISEMENT
Namun, untuk mencapai kesetaraan sejati, penting untuk terus mendukung kebijakan yang memberikan kesempatan yang setara bagi perempuan dalam politik, termasuk pendanaan untuk kampanye, pelatihan kepemimpinan, dan perlindungan terhadap kekerasan berbasis gender. Politik AS harus terus berkembang untuk menciptakan ruang yang inklusif bagi perempuan di semua tingkatan pemerintahan.
Kehadiran perempuan di Kongres AS bukan sekedar kemajuan yang perlu dirayakan, tetapi juga sebuah perjuangan yang tak terelakkan untuk mewujudkan politik yang lebih inklusif dan representatif. Meskipun masih ada tantangan besar, perempuan di Kongres terus mendorong perubahan yang mendalam dan memperjuangkan kebijakan yang lebih berpihak pada keadilan sosial. Perjalanan mereka menunjukkan bahwa perjuangan untuk kesetaraan gender dalam politik adalah sebuah proses yang tak bisa dihentikan, dan masa depan akan terus menyaksikan perempuan memainkan peran yang semakin besar dalam politik AS.
ADVERTISEMENT
Alika Pratiwi, Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Mulawarman.