Novel Etnografi Mentawai Burung Kayu

Ali Muhammad Alfi Fahrozi Raihan
Mahasiswa Sastra Indonesia Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
27 Mei 2022 16:27 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Muhammad Alfi Fahrozi Raihan tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
original foto
zoom-in-whitePerbesar
original foto
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Niduparas Erlang lahir di Serang 11 Oktober 1986, adalah seorang buruh yang kini menjadi penulis yang banyak dikenal oleh masyarakat berkat karyanya. Salah satunya novel yang berjudul Burung Kayu. Burung Kayu merupakan sebuah novel etnografis, mengangkat persoalan yang jarang dihadirkan dalam fiksi Indonesia, yaitu dinamika kehidupan masyarakat Mentawai.
ADVERTISEMENT
Novel yang bercerita tentang pertikaian antar dua suku yang berujung pada kematian seseorang ini memiliki alur campuran sehingga membutuhkan 2-3 kali membaca untuk dapat memahami alur cerita dalam novel tersebut.
Pada halaman pertama novel Burung Kayu, pembaca mungkin akan dibuat bingung dengan kosakata yang terdengar asing tanpa disertai dengan keterangan bahasa Indonesia sehingga pembaca akan sulit untuk mengartikannya. Dalam hal ini Nidu berani mengambil langkah yang beresiko besar, namun siapa sangka disitulah letak sensasi dan kenikmatan membaca novel Burung Kayu sehingga menarik perhatian pembacanya.
Novel ini juga menjadi pemenang dalam Kusala Sastra Katulistiwa 2020 kategori prosa dan juga masuk dalam daftar nominasi naskah yang menarik perhatian juri dalam Sayembara Novel Dewan Kesenian Jakarta 2019.
ADVERTISEMENT
Novel ini memberikan banyak pelajaran dan juga memberikan pengetahuan tentang budaya suku Mentawai seperti apa saja budaya yang ada di Mentawai, adat-istiadat, kepercayaan dan lain -lainnya.
Novel ini merupakan upaya untuk melihat kembali bagaimana dinamika yang dialami masyarakat Mentawai. Dengan berupaya mendekati batin masyarakat Mentawai, novel ini berupaya menjadikan persoalan-persoalan yang terjadi dari sudut pandang masyarakat Mentawai itu sendiri.