Perempuan Hebat yang Multiperan

Ali Razief
Profesi: Mahasiswa Instansi: Universitas Pamulang
Konten dari Pengguna
7 Oktober 2022 20:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ali Razief tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Ibu saya (Sumber Pribadi)
zoom-in-whitePerbesar
Ibu saya (Sumber Pribadi)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Yayasan Islam Terpadu An-Najah berdiri pada tahun 1981 dengan seorang pemimpin yang single perents yang bernama ustadzah Maisaroh Madtsuni yang ditinggal wafat oleh suami yang bernama Alm.Sabarudin pada tanggal 20 Mei 2012. Sebelum beliau wafat pada 20 januari 2012, beliau memberi amanat agar semua kinerja guru lebih dominan perpempuan sedangkan untuk bagian yang mengajar ngaji dalam kegiatan santriawan dan santriwati itu dominan laki-laki. Tidak seharusnya lagi adanya pola berpikir bahwa peran perempuan hanya sebatas bekerja di dapur, sumur, mengurus keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya hal di luar itu menjadi tidak penting. Sosok perempuan yang berprestasi dan bisa menyeimbangkan antara keluarga dan karir.
ADVERTISEMENT
Hal ini di negara kita yang kuat dengan budaya patriarki. Patriarki adalah perilaku yang mengutamakan laki-laki daripada perempuan dalam masyarakat atau kelompok sosial tertentu. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa perempuan menjadi makhluk yang berada di taraf sosial paling rendah. Perempuan menjadi objek penindasan yang paling menyiksa baik lahir maupun batin. Bagaimana tidak menjadi objek utama jika saat itu banyak perempuan-perempuan yang kurang dari pendidikanya sendiri bahkan jika laki-laki diperbolehkan untuk meneruskan pendidikan sedangkan perempuan tidak boleh karena persepsi saat itu perempuan pasti ujung-ujungnya akan dapur, sumur, kasur.
Observasi yang saya lakukan secara langsung dalam yayasan An-Najah ini berdominan perempuan dalam kepala sekolah mulai dari Sma, Mts, Sd, dan Tk. Ibu saya sendiri salah satu kepala sekolah dari yayasan An-Najah yang sudah menjabat selama dua tahun. Dan tidak hanya menjadi seorang kepala sekolah, beliau juga mengisi waktu luangnya dengan mengajar les private.
ADVERTISEMENT
Saya juga melihat kinerja yang lebih dari cukup baik dalam satu yayasan Islam Terpadu, menemukan bahwa guru perempuan pada umumnya lebih apresiatif terhadap hasil kerja dari dan lebih proaktif dalam menggunakan media belajar. Sebuah studi lain menemukan bahwa guru perempuan lebih jarang absen dibandingkan guru laki-laki. Guru perempuan juga cenderung untuk memperoleh skor tes literasi lebih tinggi walaupun temuan ini masih bersifat sementara.
Dalam hal ini saya juga menemukan bahwa kepala sekolah perempuan tampaknya lebih baik dalam beberapa aspek terkait manajemen sekolah. Sebagai contoh, saya pribadi mengobservasi bahwa kepala sekolah perempuan cenderung mengalokasikan lebih banyak dana untuk pengembangan kapasitas guru, kegiatan belajar muridnya, dari mulai pengelolaan yang tertinggi dari semua peran guru. Di sisi lain, kepala sekolah laki-laki lebih condong mengalokasikan dana untuk gaji guru honorer, pembelian perlengkapan multimedia, dan biaya operasional lainnya.
ADVERTISEMENT
Kepala sekolah perempuan pada umumnya juga lebih efektif dalam hal menentukan visi dan misi sekolah hal ini mungkin bisa menjelaskan mengapa lebih banyak guru yang kepala sekolahnya perempuan puas dengan kinerja kepala sekolah dibandingkan mereka yang memiliki kepala sekolah laki-laki. Sebelumnya juga menunjukkan bahwa perempuan cenderung lebih efektif dalam hal kepemimpinan instruksional, yang kemudian berkontribusi positif pada hasil belajar siswa. Kepala sekolah perempuan pada umumnya juga lebih efektif dalam hal menentukan misi sekolah, mengorganisasi program sekolah, dan membangun hubungan yang saling mendukung dengan guru dan murid. Banyak juga guru perempuan yang membuka les private diluar jam kerjanya disore hari.
Yayasan ini melakukan promosi besar besaran yang dilakukan oleh pemimpin atau kepala yayasan yaitu dengan mengadakan pengurangan biaya pendaftaran jika ada anak dari seorang guru, ada juga pengurangan biaya untuk penghafal Al-Qur’an 5 juz untuk tingkat SD, penghafal 10 juz untuk tingkat MTS, dan 15 juz untuk tingkat SMA. Dengan adanya promosi ini, yayasan yang berbasis islam terpadu bisa mencari jalan atau daya tarik yang kuat dengan promosi yang sudah dilakukan oleh pihak yayasan baik secara langsung maupun lewat media masa.
ADVERTISEMENT
Lebih dari kata kuat dan sabar, posisi kepemimimpinan harus siap untuk melakukan perjalanan yang jauh dan pergi ke wilayah-wilayah terpencil untuk pembuktian bahwa jika ada anak yang kurang mampu, persyaratan seperti ini pada umumnya dianggap lebih tepat untuk laki-laki akan tetapi kegiatan ini dijalankan kepada guru perpempuan. Kepala sekolah juga harus siap mengikuti adanya pelatihan yang sudah diadakan dan sudah ditentukan pada tempat-tempat lain. Tantangan-tantangan ini membuat perempuan di dunia pendidikan, terutama bagi yang sudah menikah, mengalami lebih banyak kesulitan untuk mengejar karier kepemimpinan.
Perempuan cenderung menghadapi dilema terkait dengan tuntutan untuk memenuhi kewajiban mengurus rumah tangga dan tuntutan pekerjaan. Sebuah pengalaman yang biasa ditemui di berbagai tempat terutama di negara berkembang. Dalam kemajuan zaman yang kian menuju pada terwujudnya kesetaraan gender, peran wanita semakin diakui secara setara. Banyak pemimpin, baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun politik, yang dijabat oleh wanita dan membuktikan kesuksesannya. Realitas ini membuktikan bahwa terdapat kesetaraan peran dalam masyarakat modern di mana wanita mampu sejajar bahkan dalam beberapa aspek lebih unggul daripada pria.
ADVERTISEMENT
Jadi pada yayasan An-Najah ini bisa disimpulkan bahwa sudah tidak ada kesetaraan gender dengan alasan pemimpin sebelumnya yaitu Alm.Sabarudin memberi ruang kepada para perempuan untuk bekerja dengan menjabat dan mengajar. Mereka dibiarkan berekspresi dengan caranya mereka dalam mengajar dan menjabat, namun tetap dengan konsep aturan yang sudah ditetapkan oleh pihak yayasan itu sendiri, contohnya adalah ibu saya. Beliau diberikan kepercayaan oleh pihak yayasan untuk menjabat sebagai kepala sekolah di tingkat TK Islam Terpadu An-Najah. Selain mengajar TK, beliau juga mengajar les private yang sudah ia jalani selama 6 tahun dengan jumlah anak 5 perempuan. Selain itu beliau juga membuka usaha seperti tas, sandal, sepatu, dompet, dan barang lain khas buatan dari Tasikmalaya. Sejauh ini beliau juga pernah mendapatkan penghargaan berupa pengurangan harga rumah dari pihak yayasan sebagai apresiasi pada tahun 2017, uang tunai dari pihak yayasan, piagam sebagai guru terbaik pada tahun 2017, dan mendapatkan sembako dengan tujuan untuk memenuhi keperluan rumah tangga dari pihak yayasan.
ADVERTISEMENT
Hal ini lah yang menggambarkan bahwa seorang perempuan memiliki kemampuan yang lebih dibandingkan dengan laki-laki, bukan hanya perkara dapur, kasur, sumur, namun mereka bisa lebih dari itu. Mereka bisa melakukan pekerjaan yang sama dengan laki-laki yaitu mencari nafkah untuk memenuhi perekonomian keluarga, bahkan ada juga perempuan yang menjadi tulang punggung dengan alasan gaji yang lebih besar dibandingkan dengan laki-laki, dan perempuan juga bisa mendapatkan posisi jabatan yang sama seperti laki-laki. Selain itu juga perempuan juga sering mendapatkan perhargaan yang lebih banyak dari pada laki-laki.
Perempuan harus mempunyai kemampuan untuk melihat potensi yang ada, peluang-peluang yang mungkin dapat dikebangkan , sehingga dengan mudah peluang tersebut untuk diperluas menjadi jaringan yang lebih kuat. Meskipun banyak kelebihan yang dimiliki oleh perempuan, tetap saja banyak perempuan mendapatkan ketidakadilan di masyarakat.
ADVERTISEMENT