Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.91.0
Konten dari Pengguna
Anak Muda, Ini Alasan Kenapa Kamu Perlu Belajar Peta Topografi
3 Desember 2024 23:26 WIB
·
waktu baca 6 menitTulisan dari Aliya Masrurah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Permukaan bumi memiliki variasi bentuk yang mencerminkan karakteristik fisik masing-masing tempat. Memvisualisasikan bentuk muka bumi dapat menggunakan bantuan peta. Seperti yang kita tahu, peta adalah representasi grafis atau visual dari permukaan bumi yang menyajikan informasi spasial secara efektif dan informasinya dibutuhkan manusia mengenai lingkungan dalam mendukung kehidupan manusia. Seperti yang dikemukakan oleh Ciputra et al. (2020) dan dikutip oleh Pambudi et al. (2020) dalam penelitiannya, menjelaskan bahwa peta membantu kita “menjangkau” bentang alam yang luas dan dapat mengamati kondisi geografis yang ada di sekitarnya.
ADVERTISEMENT
Tidak dapat dipungkiri bahwa keberadaan peta sangat penting untuk memahami kondisi geografis suatu wilayah, baik dalam skala kecil maupun besar. Dari sekian banyak jenis peta, peta topografi adalah yang paling detail dalam menggambarkan keadaan permukaan bumi. Peta topografi merupakan salah satu jenis dari peta umum yang menampilkan visualisasi tentang ketinggian, jarak, dan kemiringan lahan/lereng. Peta topografi dirancang dengan tujuan utama untuk memberikan gambaran yang komprehensif dan detail tentang kondisi suatu wilayah tertentu dengan posisi sebenarnya.
Penjelasan di atas diperkuat oleh pendapat Hermanto (2016) yang mendefinisikan peta topografi merupakan “peta yang menggambarkan relief permukaan bumi yang ditandai dengan adanya garis kontur”. Hemat penulis, siapa pun harus punya penguasaan garis kontur sebagai kunci awal agar kita bisa membaca peta topografi. Garis kontur pada peta berfungsi untuk menunjukkan relief suatu wilayah, di mana garis-garis tersebut mewakili titik-titik yang memiliki ketinggian yang sama (Putrawan, 2019). Garis-garis ini memberikan informasi tentang bentuk permukaan bumi, seperti kemiringan lereng, ketinggian suatu tempat, dan bentuk lahan seperti lembah atau bukit. Garis kontur tidak mungkin berpotongan dan tidak mungkin bercabang seperti yang telah diterangkan oleh Map Vision Indonesia (2022).
ADVERTISEMENT
Jika ada yang baru pertama kali melihat peta topografi dengan garis kontur, akan dilanda rasa bingung dan menganggapnya mungkin seperti coretan yang tidak beraturan. Padahal, garis-garis kontur ini memiliki makna dan fungsi yang sangat penting dalam menggambarkan permukaan bumi. Sah saja jika ada yang berpersepsi bahwa garis kontur tak ubahnya “sidik jari” tapi kepunyaan bumi. Persepsi ini berlandaskan setiap wilayah di bumi sangat khas. Bentuk, kerapatan, dan susunan garis kontur ini dipengaruhi oleh berbagai faktor geologis dan geomorfologis yang unik di setiap tempat. Variasi ketinggian dalam muka bumi yang kompleks inilah yang menciptakan pola garis kontur yang unik. Umumnya, garis kontur semakin rapat sering diasosiasikan dengan daerah yang memiliki lereng curam. Sebaliknya, jika garis kontur renggang, berarti daerah tersebut relatif datar. Dari penjelasan sebelumnya, kita memperoleh dengan adanya informasi garis kontur rapat dan renggang memberikan petunjuk penting tentang bentuk lahan. Tak hanya bentuk lahan, jarak antar garis kontur ini secara tidak langsung menginformasikan tentang jenis tanah. Misalnya, area dengan lereng curam (garis kontur rapat) cenderung memiliki tanah yang lebih tipis dan lebih rentan terhadap erosi dibandingkan area dengan lereng landai.
ADVERTISEMENT
Tampaknya aspek garis kontur bukanlah hal yang tunggal karena masih ada komponen-komponen lainnya yang perlu kita perhatikan saat membaca peta topografi antara lain warna dan skala. Kabar baiknya adalah kita sudah dapatkan kunci awal membaca peta topografi dengan adanya penguasaan tentang garis kontur. Hal ini meyakinkan kita bahwa tak masalah jika bukan orang yang terlalu ahli dalam membaca peta topografi. Namun takkan merugi juga kita yang memiliki pengetahuan dasar tentang cara membaca peta topografi (garis kontur) akan sangat bermanfaat dalam banyak situasi. Uraian ini memanggil seluruh anak muda atau generasi zaman now untuk terlibat dan proaktif belajar peta topografi.
Proses belajar sesuatu memang tidak instan, kita akan berjuang melalui hambatan dan tantangan. Begitu pun dengan belajar peta topografi, kita dihadapkan dengan kondisi riil di lapangan bahwa literasi geografis (kesadaran ruang), termasuk pemahaman tentang peta topografi di kalangan generasi muda, masih jauh dari harapan. Hemat penulis, beberapa faktor penyebabnya antara lain kurangnya relevansi materi pembelajaran geografi di sekolah dengan kehidupan sehari-hari, baik guru maupun lingkungan sekitar belum memberikan dukungan yang cukup dalam membantu siswa menguasai alat-alat geografis, dan mungkin ada kaitannya dengan dominasi teknologi digital. Penelitian terbaru oleh Khotimah et al. (2022) dan Lestari (2022) semakin memperkuat temuan ini. Berdasarkan hasil penelitian Khotimah (2022) dan Lestari (2022), dapat disimpulkan bahwa kemampuan literasi geografis siswa, khususnya dalam memahami konsep-konsep geospasial, masih berada pada tingkat yang rendah. Kondisi ini berdampak pada rendahnya kesadaran akan lingkungan dan kesulitan dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan ruang.
ADVERTISEMENT
Mempelajari peta topografi akan menyumbang pada peningkatan kesadaran ruang yang lebih baik untuk mempersiapkan anak muda dalam kehidupan masa depan. Peta topografi membelajarkan kita tentang bagaimana bertahan hidup (survive) serta dapat meningkatkan keterampilan abad 21 bagi kalangan muda. Memotivasi kita untuk terus belajar dan mengembangkan diri, tidak hanya dalam hal ilmu pengetahuan, tetapi juga dalam hal kesadaran akan lingkungan sekitar. Siapa tahu, di antara kita ada yang terinspirasi untuk berkarir di bidang geografi, lingkungan, geodesi, perencanaan wilayah, atau bahkan sekadar menjadi warga negara yang lebih aktif dalam menjaga kelestarian alam. Barangkali tak ada yang menyangka bahwa peta topografi menyimpan begitu banyak rahasia yang menunggu untuk diungkap dan berpotensi bisa membawa kita sebagai anak muda pada penemuan-penemuan menarik dan membuka peluang untuk berkarya lebih besar, baik dalam lingkup kecil maupun global. Dengan mempelajari peta topografi, kita tidak hanya dapat menikmati keindahan alam, tetapi juga berkontribusi dalam menjaga kelestariannya.
ADVERTISEMENT
REFERENSI
Hermanto, Gatot. 2016. Geografi 1: untuk SMA/MA Kelas X Kelompok Peminatan Ilmu-Ilmu Sosial. Bandung: Yrama Widya.
Khatimah, Suciawati K., et al. 2022. Pengaruh Model Problem Based Learning terhadap Kemampuan Literasi Geografi pada Pembelajaran IPS Materi Kegiatan Perdagangan Antarwilayah dan Antarnegara. Jurnal Pendidikan: Riset & Komseptual, 6 (3), 510-519. https://doi.org/10.28926/riset_konseptual.v6i3.547
Lestari, Titik Putri. 2022. Kemampuan berpikir geografi ditinjau dari literasi geospasial siswa SMA di kawasan pedalaman Ketapang Kalimantan Barat. SKRIPSI. Universitas Negeri Malang. Diakses pada 1 Oktober 2024, dari http://mulok.lib.um.ac.id/index.php?p=show_detail&id=114921
Map Vision Indonesia. 2022, 25 Juni. Garis Kontur: Pembahasan Secara Lengkap dan Mendetail. Diakses pada 24 September 2024, dari https://mapvisionindo.com/garis-kontur-adalah/
Pambudi, M. Rio., et al. 2022. Pengenalan Peta untuk Meningkatkan Pengetahuan Spasial Siswa SDN 3 Kabila Bone. Jurnal Inovasi Pengabdian Masyarakat Pendidikan, 3 (1), 32-40. https://doi.org/10.33369/jurnalinovasi.v3i1.23759
ADVERTISEMENT
Putrawan, Kadek. 2019. E-Modul Geografi Pengetahuan Dasar Peta. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas - Kemendikbud. Diakses pada 30 September 2024, dari https://repositori.kemdikbud.go.id/20631/