Makanan Pedas: Apakah Bermanfaat atau Justru Berbahaya Bagi Tubuh?

Aliyah Az-Zahra
Public Health, University of Indonesia
Konten dari Pengguna
4 November 2022 19:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aliyah Az-Zahra tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Illustrasi Makan Makanan Pedas (Sumber: Canva.com)
zoom-in-whitePerbesar
Illustrasi Makan Makanan Pedas (Sumber: Canva.com)
ADVERTISEMENT
Seperti yang kita ketahui, hampir 80% makanan tradisional Indonesia memiliki cita rasa yang pedas. Dilansir dari Serat Centhini pada tahun 1814, terdapat berbagai jenis sambal khas kuliner Indonesia yang membuktikan bahwa makanan pedas di Indonesia sudah menjadi tradisi turun temurun. Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Licorice terhadap 500 orang Indonesia pada tahun 2019, terdapat 93,6% orang Indonesia yang menyukai makanan pedas dan hanya 6,4% yang tidak terlalu menyukai makanan pedas.
ADVERTISEMENT
Sebagian besar masyarakat Indonesia menyukai makan pedas karena dianggap dapat membuat orang menjadi senang dan ketagihan, serta mampu melepaskan stres. Hingga muncullah istilah:
Istilah tersebut mengartikan bahwa makanan yang tidak pedas itu terasa hambar sehingga makanan tersebut perlu ditambahkan sambal agar sempurna. Cabai dan bawang dalam sambal memicu rasa pedas dan produksi air liur sehingga menimbulkan keinginan untuk makan.
Alasan lain yang mendasari banyak orang menyukai makanan pedas adalah rasa nyaman dan gembira sebagai bentuk kepuasan hati. Hal tersebut terjadi karena otak melepaskan hormon endorfin dan dopamin ketika mengonsumsi makanan pedas. Tak jarang, mereka yang mengonsumsi makanan pedas akan memiliki lebih banyak energi dan suasana hati yang meningkat.
Bukti masyarakat Indonesia yang menyukai makanan pedas ini dapat ditunjukkan dengan diluncurkannya produk cabai bubuk baru oleh PT Kobe Boga Utama yang bernama BonCabe Level 50 Max End. Dipa Utomo, Presiden Direktur dari PT Kobe Boga Utama, menyatakan bahwa peluncuran produk baru ini adalah bentuk komitmen dari perusahaan untuk menepati janji kepada konsumen dalam peluncuran level produk yang lebih tinggi. Ia juga menyatakan bahwa peluncuran produk baru ini ditujukan untuk Gen Z Indonesia yang tidak takut akan tantangan makanan pedas.
ADVERTISEMENT
Tradisi makanan pedas ini banyak dimiliki oleh beberapa daerah di Indonesia, seperti Sumatera, Jawa, Lombok, Sulawesi, dan Maluku. Rendang sebagai salah satu makanan terenak yang berasal dari Indonesia, tepatnya Sumatera Barat, memiliki cita rasa pedas. Selain itu, makanan yang berasal dari Jawa Barat yang sering dikonsumsi saat ini, seperti seblak dan cilok, juga memiliki rasa yang pedas. Ayam penyet yang juga berasal dari Jawa memiliki cita rasa pedas dan menjadi salah satu makanan yang sering dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Cabai, baik yang merah, hijau, rawit, maupun keriting, memiliki kandungan yang kaya akan capsaicin dan menjadi nutrisi utama dalam cabai (Capsicum sp.). Zat ini memberikan rasa dan aroma pedas pada cabai. Menyukai makanan pedas tidak hanya meningkatkan nafsu makan, tetapi juga memiliki manfaat tersendiri.
ADVERTISEMENT
Dilansir dari Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga, manfaat mengonsumsi makanan pedas cukup banyak. Pertama, dapat meningkatkan daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit. Manfaat tersebut didapat dengan mengonsumsi cabai dan paprika yang terkenal akan kandungan vitamin C dan A-nya yang sangat tinggi. Kedua jenis vitamin tersebut merupakan zat antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari penyakit. Dengan demikian, seseorang yang gemar mengonsumsi cabai tidak mudah terserang penyakit.
Kedua, makanan pedas dapat menurunkan berat badan. Rasa pedas dan terbakar di lidah saat mengonsumsi cabai disebabkan oleh zat capsaicin yang terdapat dalam cabai. Ternyata, kandungan tersebut dapat meningkatkan temperatur tubuh dan mempercepat kerja metabolisme, sehingga kalori dalam tubuhmu dapat lebih cepat terbakar. Ketiga, disebutkan bahwa kanker dapat dicegah hanya dengan mengonsumsi makanan pedas secara rutin. Kandungan capsaicin dalam cabai juga dapat menghambat atau mematikan pertumbuhan sel kanker tanpa merusak sel-sel sehat di sekitarnya. Manfaat ini bisa didapatkan jika mengonsumsi cabai dengan rutin. Kemudian, manfaat lainnya adalah dapat mencegah terjadinya pembekuan darah. Kandungan capsaicin terbukti efektif melawan inflamasi (peradangan) yang menyebabkan penyakit jantung.
ADVERTISEMENT
Akan tetapi, meskipun konsumsi makanan pedas memiliki beberapa manfaat, terdapat juga bahaya dari memakan makanan pedas, terutama jika berlebihan. Makanan pedas sendiri dapat memicu dan memperburuk gejala bagi orang dengan radang usus besar. Makanan pedas juga dapat memicu rasa sakit di bagian perut pada orang-orang dengan iritasi usus besar. Selain itu, makanan pedas dapat memicu kulit lebih rentan terhadap acne (jerawat) karena komposisi pada makanan pedas dapat mengiritasi kulit.
Sementara itu, para peneliti juga menemukan keterkaitan antara makanan pedas dengan gastroesophageal reflux disease (GERD), yaitu sebuah kondisi di mana asam lambung mengalir kembali ke kerongkongan sehingga menimbulkan sensasi perih dan terbakar pada bagian bawah dada. Memakan makanan pedas yang berlebihan juga dapat memicu gastritis atau maag akut karena terjadinya peradangan pada lapisan lambung.
ADVERTISEMENT
Kemudian, sebuah studi di Tiongkok menunjukkan keterkaitan antara preferensi makanan pedas dengan obesitas. Meskipun makanan pedas dapat menurunkan berat badan, hal yang sebaliknya justru bisa terjadi jika setelah memakan makanan pedas diiringi dengan konsumsi makanan manis atau tinggi karbohidrat untuk menghilangkan rasa pedas. Makanan pedas juga cenderung menggunakan minyak untuk membuat saus cabai sehingga mengonsumsinya juga dikaitkan dengan obesitas.
Studi lain juga menunjukkan frekuensi konsumsi makanan pedas yang tinggi juga menunjukkan keterkaitan dengan kenaikan konsumsi makanan asin dan preferensi kepada makanan asin. Makanan pedas sendiri cenderung diiringi oleh rasa asin. Studi ini memperlihatkan bahwa frekuensi konsumsi makanan pedas yang tinggi dapat menurunkan sensitivitas terhadap rasa asin dan meningkatkan ambang batas tubuh terhadap intensitas rasa asin.
ADVERTISEMENT
Oleh karena itu, meskipun mengonsumsi makanan pedas memang memiliki banyak manfaat, namun bukan berarti kita dapat mengonsumsinya dalam jumlah banyak, ya! Diperlukannya takaran yang pas agar bahaya-bahaya yang telah disebutkan sebelumnya dapat kita hindari.
Informasi Penulis:
Aliyah Az-Zahra, Ibnu Muyassar, dan Sabbina Maharani.