Konten dari Pengguna

Dari Sampah ke Superhero : Eco-enzyme Meningkatkan Kualitas Air Dunia

Aliyyah Clara Nabilah
Mahasiswa Universitas Diponegoro S1 Manajemen Sumber Daya Perairan
14 Agustus 2024 12:44 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Aliyyah Clara Nabilah tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan

Pelatihan Pembuatan Eco-Enzyme: Memanfaatkan Limbah Kulit Buah guna Meningkatkan Kualitas Air Sungai di Desa Sijeruk

ADVERTISEMENT
Desa Sijeruk, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan (23/07/24). Aliyyah Clara Nabilah, Mahasiswa Universitas Diponegoro dari program studi S1 Manajemen Sumberdaya Perairan angkatan 2021 melakukan edukasi serta pelatihan pembuatan eco- yang menjadi salah satu solusi inovatif yang berfokus pada isu lingkungan serta pengelolaan limbah organik. Pembuatan eco-enzyme ini memanfaatkan limbah kulit buah untuk menghasilkan produk ramah lingkungan. Eco-enzyme tidak hanya membantu mengurangi limbah, tetapi juga dapat meningkatkan kualitas air. Laporan ini akan mengulas bagaimana pembuatan eco-enzyme yang dapat mengoptimalkan limbah kulit buah dan kontribusinya terhadap kualitas air.
Edukasi Pembuatan Eco-enzyme kepada Masyarakat Desa Sijeruk. Sumber : Dokumentasi Pribadi.
zoom-in-whitePerbesar
Edukasi Pembuatan Eco-enzyme kepada Masyarakat Desa Sijeruk. Sumber : Dokumentasi Pribadi.
ADVERTISEMENT
Menguntip dari keluhan warga Dukuh Krandon bahwasannya Desa Sijeruk masih membutuhkan cara bagaimana melakukan pengelolaan sampah yang baik. Hal ini dikarenakan Desa Sijeruk tidak memiliki tempat pembuangan sampah (TPS) di wilayahnya, sehingga mengakibatkan warga mengambil solusi yang mudah yaitu dengan membakar sampah mereka. “Kami membutuhkan inovasi dari Tim KKN II Undip untuk memberikan solusi alternatif dalam memanajemenkan sampah yang baik” ujar Ketua RW Dukuh Krandon, Pak..
Edukasi pembuatan eco-enzyme dilakukan di hari pertama yang bertujuan untuk menambah semangat serta pengetahuan warga bahwasannya sampah pun dapat menjadi bahan serba guna serta menghasilkan uang. Dengan menggunakan kulit buah yang biasanya dibuang, eco-enzyme membantu mengurangi jumlah limbah organik yang mencemari lingkungan. Eco-enzyme juga dapat meningkatkan ekonomi dengan menjual eco-enzyme dipasaran atau di internet. Eco-enzyme juga berfungsi sebagai bahan pembersih alami serta dapat digunakan sebagai pupuk organik yang memperbaiki kualitas tanah dan mendukung pertumbuhan tanaman. Fokus utama edukasi yang dilakukan adalah manfaat dari eco-enzyme yang dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas air dengan mengurangi kontaminan organik dan menghilangkan bau tidak sedap. Ini membantu menjaga keseimbangan mikrobiologis di dalam air. “Tujuan utama saya adalah mengedukasi bahwa eco-enzyme dapat meningkatan kuaitas air terutama Sungai di Desa Sijeruk dengan mengambil sampel air sungai, lalu menampilkan khasiatnya ke warga sekitar” tutur Aliyyah. [23/07/24].
Pengambilan Sampel Air Sungai di Desa Sijeruk. Sumber : Dokumentasi Pribadi.
Seperti yang diharpakan setelah dilakukan edukasi tentang pemanfaatan kulit buat menjadi eco-enzyme sebagai larutan serba guna, warga Desa Sijeruk terutama Dukuh Krandon sangat tertarik serta meminta diadakan pelatihan pembuatan eco-enzyme. Pembuatan eco-enzyme adalah proses fermentasi yang relatif sederhana. Adapun langkah-langkah dalam pembuatan eco-enzyme yaitu mengumpulkan limbah kulit buah seperti jeruk, nanas, dan pisang. Kulit buah ini merupakan sumber enzim yang berpotensi tinggi. Campurkan kulit buah yang telah dipotong dengan gula merah dan air dalam rasio 1:3:10. Tempatkan campuran dalam wadah tertutup dan sesekali dibuka nantinya untuk mengeluarkan gas hasil fermentasi. Diamkan campuran pada suhu ruangan selama 3 bulan.Pelatihan ini dilakukan bersama-sama warga Dukuh Krandon serta anggota komunitas swadaya masyarakat (KSM) Desa Sijeruk. [4/08/24].
Pelatihan Pembuatan Ecoenzyme bersama Komunitas Swadaya Masyarakat (KSM) Desa Sijeruk. Sumber : Dokumentasi Pribadi.