Philopobia: ”Jatuh Cinta itu Menakutkan”

Alizzah Meidina Sari
Mahasiswi Fakultas Psikologi UIN Jakarta
Konten dari Pengguna
16 Desember 2022 14:53 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Alizzah Meidina Sari tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Sumber: Freepik
zoom-in-whitePerbesar
Sumber: Freepik
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Kamu pasti pernah merasakan jatuh cinta. Bukankah jatuh cinta itu menyenangkan? Perasaan mendebarkan dan mengasyikan berpadu menjadi satu, menyeruak di dalam dada. Kalau kata para pujangga sih “Dunia seperti milik berdua.”
Namun, bagi sebagian orang jatuh cinta terasa menakutkan. Nah, seseorang yang takut akan jatuh cinta ini disebut philopobia. Waduh, philopobia itu apa? Yuk, simak penjelasannya di bawah ini!

Apa sih Philopobia itu?

Menurut Fadli (2020) philopobia adalah rasa takut untuk merasakan jatuh cinta, seringnya philopobia ini terjadi karena adanya trauma yang dialami oleh penderitanya. Trauma ini merupakan trauma masa lalu saat seseorang mengalami kehidupan dengan keluarga yang tidak harmonis, mereka juga pernah merasakan jatuh cinta, tetapi mereka mengalami pengkhianatan yang sangat besar.
ADVERTISEMENT
Para penderita philopobia ini selalu beranggapan jika mereka jatuh cinta, maka mereka hanya akan mendapatkan kebohongan dan patah hati saja. Menurut mereka jatuh cinta hanya memperparah rasa trauma yang mereka rasakan. Oleh karena itu, mereka sangat takut akan jatuh cinta.
Sampai sini, apakah kamu merasakan yang sama? Nah, tadi kan sempat disinggung kalau philopobia ini karena adanya trauma di masa lalu selain trauma, ada tidak ya faktor lainnya? Yuk, simak di bawah ini!

Faktor yang Menyebabkan Philopobia, Selain Trauma

Melansir dari Psychology Today ada tiga aspek utama yang membuat para penderita philopobia takut akan jatuh cinta, yaitu:

1. Lelah untuk menemukan pasangan yang cocok

Dalam menemukan pasangan yang sesuai dengan kriteria kita, pasti sangatlah sulit. Setiap orang punya kekurangannya masing-masing. Misalnya saja kita bertemu seseorang yang kita kira dia sangat baik dan mendekati tipe ideal kita, eh ternyata seseorang tersebut tidak sebaik itu. Perjalanan menemukan pasangan yang cocok ini memakan waktu yang panjang dan melelahkan. Bukankah begitu?
ADVERTISEMENT

2. Dia udah baik, tetapi waktunya singkat

Bayangkan kamu sudah menemukan seseorang yang benar-benar sesuai tipe ideal kamu dan kamu memulai hubungan dengan mereka, eh ternyata hubungan tersebut tidak berjalan lama.

3. Kehilangan identitas saat menjalani hubungan sebelumnya

Saat kamu menjalani hubungan kamu dengan si “Mantan” kamu malah tidak menjadi dirimu sendiri. Hal ini tentu berdampak negatif buat kamu dan membuat kamu berasumsi kalau menjalin hubungan sama orang lain, kamu akan kehilangan diri kamu lagi.
Nah, dari tiga aspek di atas, kamu pernah mengalaminya tidak?
Rasa takut akan jatuh cinta sering sekali terjadi karena kita selalu menaruh ekspektasi yang berlebihan terhadap orang lain. Misalnya aja, seperti “Aku mau punya pasangan kayak Choi WooSik deh.” Atau “Pokoknya aku harus memacari seseorang seperti Lee DongWook.” Dan masih banyak kalimat-kalimat lain. Ekspektasi tinggi tidak apa-apa, tetapi kalau sudah berlebihan kan tidak baik. Bukankah begitu?
ADVERTISEMENT
Lalu, apa dampak dari philopobia itu? Simak setelah ini!

Dampak dari Philopobia Tuh Apa, Ya?

Menurut Lukas (2021) ada beberapa dampak yang terjadi apabila menderita philopobia, yaitu:
1. Enggan untuk memikirkan tentang cinta
2. Enggan dalam membangun kembali sebuah hubungan
3. Selalu saja menjauhan diri saat ada yang mendekati
4. Sangat sulit mengontrol perasaannya
5. Parahnya Ia akan sulit bersosialisai dengan orang lain
Sangatlah melelahkan sekali dampak dari philopobia ini. Dampak ini akan berdampak panjang apabila tidak segera diatasi.

Cara Mengatasi Philopobia

Melansir dari Healthline, ada beberapa hal yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi philopobia yang kamu derita, yaitu:

1. Terapi

Terapi dengan CBT (Cognitive Behavorial Therapy) bisa membuat rasa takut kamu berkurang. CBT membuat kammu merubah pola pikir negatif kamu, yang tadinya pertanyaan negatif selalu muncul di kepala, perlahan berkurang.
ADVERTISEMENT

2. Ubah Gaya Hidupmu

Ubah gaya hidup kamu yang tadinya hanya berdiam diri. Sekarang coba lakukan olahraga, relaksasi, atau strategi mindfulness.

3. Konsultasi ke psikolog

Jika kamu merasa philopobiamu makin parah, jangan pernah takut untuk menemui psikolog ya!
Setelah membaca tentandahg philopobia di atas, yuk kita lebih aware dengan orang-orang di sekitar kita. Jangan sampai kita memaksa mereka untuk membuka hati, padahal masih ada rasa trauma di dalamnya. Untuk kamu yang mungkin merasa “wah, aku banget nih” tenang dahulu, ya! Jangan sampai self diagnosis, alangkah lebih baiknya jika kamu segera meminta pertolongan kepada professional seperti psikolog.
Jatuh cinta selalu memiliki risiko. Risiko tersebut bisa membuat kamu menutup hatimu rapat-rapat untuk orang lain. Merasa takut dalam jatuh cinta tidaklah masalah, yang jadi masalah adalah saat ketakukan berlebihan dan itu menghambat proses kehidupan kamu.
ADVERTISEMENT
Semoga membantu!
“Loving can hurt,
Loving can hurt sometimes,
But it’s the only thing that makes us feel alive”
-Ed Sheeran, Photograph
Referensi: