Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Tiga Puncak
7 Februari 2021 13:39 WIB
Tulisan dari Alja Yusnadi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Oleh: Alja Yusnadi
Mungkin, Anda penat, lelah dengan rutinitas hari-hari yang seperti robot:mengerjakan itu-itu saja. Sesekali, main-mainlah. Bagi yang hobi air, silakan main-main ke laut atau sungai. Bagi yang menarik dengan alam, silakan mendaki.
ADVERTISEMENT
Ingin mendaki, melihat pemandangan alam, saya sarankan pergi ke puncak. Puncak kali ini, tidak melulu puncak yang itu, namun puncak di Aceh Selatan.
Dalam beberapa tahun terakhir, setidaknya sudah ada 3 puncak yang lahir di sini: Puncak Gemilang, Puncak Grapela, Puncak Sigantang Sira.
Kali ini, saya akan mengulas sedikit saja dari ketiga puncak itu.
Pertama, Puncak Gemilang. Puncak ini dicetuskan oleh Bupati Aceh Selatan periode 2013-2018, namanya HT. Sama Indra atau biasa disapa TS.
Di masa TS, dia memindahkan beberapa kantor dinas ke kawasan pegunungan yang berada di Lhok Bengkuang. Gunung itu produktif, kebun di ketinggian. Pemda pada saat itu membebaskan lahan, membangun beberapa kantor.
Puncak Gemilang, pada masa itu cukup menjadi daya tarik bagi wisatawan, baik lokal maupun regional. Dari atas ketinggian itu, kita bisa melihat panorama teluk yang melengkungi kota Tapaktuan. Samudera terhampar luas.
ADVERTISEMENT
Anda bisa melihat kota Tapaktuan dari ketinggian. Infrastruktur sudah mulai dibangun. Selain perkantoran, jalan juga sudah di aspal.
Berikutnya, Puncak Grapela. Saya tidak tahu persis siapa yang menemukan puncak ini pertama kali.
Dengar-dengar, Grapela itu singkatan dari Gerakan Perubahan Lahan. Awalnya, lahan itu tandus, masyarakat lalu mengusahakannya, berkebun, menanam serewangi.
Puncak ini terletak di Panton Luas, kecamatan Tapaktuan. Dari Grapela, kita bisa menikmati suasana alam sekitar, melihat Tapaktuan dan Samadua dari ketinggian, pun pemukiman di bawahnya. Puncak ini benar-benar masih perjaka.
Bagi Anda penikmat perjaka—maksudnya alam yang belum dijamah—sangat tepat mengunjungi Grapela.
Berikutnya adalah Puncak Sigantang Sira. Nama itu baru saja “diresmikan” oleh Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, (Kamis, 4/2/2021).
Gantang itu, semacam alat ukur dalam Bahasa Aceh. Satu Gantang isinya sama dengan dua are. Are itu kalau saya tidak salah seukuran dengan bambu. Satu bambu isinya dua liter . Satu are sama dengan satu bambu. Satu gantang sama dengan dua bambu.
ADVERTISEMENT
Sira artinya garam. Kalau sigantang sira, artinya satu gantang garam. Sehingga Sigantang Sira dapat kita artikan sebagai dua bambu atau empat liter garam.
Lalu, apa hubungannya garam dengan puncak? Jadi, begini. Puncak itu diinisiasi oleh pemilik media sosial—Facebook—yang menggunakan nama Sigantang Sira.
Sigantang Sira merupakan nama “panggung” Tgk. Abrar Muda. Saya belum menanyakan ihwal nama panggung itu kepadanya. Apakah ada kaitannya dengan nama samaran ketika konflik dulu atau tidak.
Ya, Tgk. Abrar Muda adalah Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) wilayah Lhok Tapaktuan. Dia mengemban jabatan itu ketika GAM masih bertempur, bergerylia di belantara hutan Aceh. Belakangan, ketika Aceh sudah damai, jabatan itu dia tinggalkan, musabab politik lokal.
Hampir tidak ada yang tidak pernah mendengar nama Abrar atau Tengku Muda di Aceh Selatan. Mulai dari anak-anak, sampai orang dewasa. Dari masyarakat biasa, politisi, pengusaha hingga birokrat. Abar disegani kawan maupun lawan.
ADVERTISEMENT
Selain sebagai “purnawirawan”, Teungku Muda juga piawai dalam berbisnis. Saya mencatat, dia merupakan salah satu—kalau bukan satu-satunya—pentolan GAM di Aceh Selatan bahkan Barat-Selatan yang memiliki beberapa sektor usaha. Mulai dari usaha pertanian, sampai usaha peraspalan.
Dia juga tidak pernah melewatkan proses pemilu. Sejak pemilu langsung dilaksanakan pasca damai, Abrar tidak pernah absen. Pada Pilkada Gubernur 2007, dia mendukung Irwandi-Nazar. di Aceh Selatan, dia mendukung pasangan Azwir-Karim.
Pada Pilkada Gubernur 2012, Abrar mendukung Irwandi-Muhyan. Di Aceh Selatan, dia mendukung Sama Indra-Kamarsyah. Pilkada Gubernur 2017, pemilik PT. Khadafi ini kembali mendukung Irwandi-Nova.
Di Aceh Selatan, Abrar beserta partainya—PNA—mengusung Azwir-Amran. Dari beberapa Pilkada itu, ada yang menang, ada juga yang kalah.
ADVERTISEMENT
Puncak yang terletak di Pinto Angen, Trumon itu sudah digagas selama setahun terakhir. Di situ, akan dikembangkan Agrowisata. Ada lahan pertanian-perkebunan yang berfungsi sebagai tempat wisata.
Dari Puncak Sigantang Sira, kita bisa memetik durian, pepaya, dan berbagai hasil perkebunan. Dari ketinggian Sigantang Sira kita dapat melihat lautan lepas. View Pulau Dua yang tidak jauh dari Pasie Bakongan terlihat jelas. Mungkin juga akan ada Flying Fox di situ, tapi masih wacana.
Saya, beberapa tahun silam, pernah melihat wisata alam yang hampir sama, di Kali Biru, Yogyakarta.
Baik Puncak Gemilang, Puncak Grapela, dan Puncak Sigantang Sira harus menjadi prioritas pemerintah untuk dikembangkan—setidaknya infrastruktur. Jangan sampai puncak-puncak yang ikonik itu hanya menjadi ramai semusim.
ADVERTISEMENT
Bagi travelers, ini adalah kesempatan baik untuk merasakan suasana tiga puncak itu, terutama bagi Anda yang ingin merasakan panorama alam yang belum banyak sentuhan.
Aceh Selatan, dapat diakses melalu kota Medan, hanya berjarak tidak sampai semalaman naik kendaraan darat. Kalau menggunakan jalur udara, hanya hitungan menit saja.
Kota betuah ini memiliki 160 lebih destinasi wisata yang sebagian besarnya masih perawan dan perjaka. Bagi yang hobi air, pantai Aceh Selatan tidak kalah dari Bali. Bagi yang sukai air terjun, tingkat tujuh tidak kalah dari Sinai. Jadi, tidak salah bagi travelers untuk travel ke mari, sambil menikmati ke tiga puncak tadi.[]
**Alja Yusnadi, seorang Kolumnis dan Pengajar Ekonomi Pertanian di UGP
ADVERTISEMENT