Sustainable Talks 1 KLHK "Dampak Pandemi Terhadap Sampah Di Rumah"

Ahmad Effendi
Guru sekaligus petani modern, aktif dalam menyuarakan kelestarian lingkungan. Saya juga seorang konten kreator dibidang pendidikan agama.
Konten dari Pengguna
24 Juli 2020 5:18 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Ahmad Effendi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Capture Sustainable Talk 1. (Selasa, 21/7/20)
Berbicara tentang isue lingkungan terutama tentang sampah dan solusinya memang tak akan pernah ada habisnya. Meskipun ini topik yang sangat penting namun tak banyak masyarakat yang tertarik dengan isue ini. Buktinya siaran langsung yang diselenggarakan oleh KLHK secara nasional selama kurang lebih satu jam itu hanya menarik sekitar 82 partisipan.
ADVERTISEMENT
Acara yang dimoderatori oleh Tasya Kamila dan mengusung tiga narasumber : Dr. Ir. Novrizal Tahar, IPM (Direktur Pengelolahan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan), Zeva Aulia (conten creator peduli lingkungan), dan Angelique Dewi (Head of Corp. Communication Nutrifood) sejatinya memberi banyak ilmu dan wawasan tentang manajemen lingkungan yang baik bagi masyarakat.
Berikut adalah ringkasan dari topik yang dibicarakan.
Seperti pemaparan yang dilakukan Anggelique Dewi, di masa pandemi yang mengarahkan masyarakat untuk berbelanja secara online membuat cara packaging mengalami perubahan khususnya bagi perusahaan Nutrifood.
Kebanyakan produk yang dipesan secara online diperusahaan itu adalah pruduk-produk yang dikemas menggunakan dus. Anggelique juga menjelaskan bahwa Nutrifood sudah mengganti bubble wrap dengan bahan alternatif yang ramah lingkungan untuk mengurangi jumlah produksi sampah plastik yang dihasilkan oleh perusahaan itu.
ADVERTISEMENT
Zeva Aulia dalam live talk saat itu memaparkan tentang tips menjadi konsumen yang bertanggung jawab. Sebagai konsumen sebaiknya lakukan dulu listing terhadap produk yang mau dibeli, apakah produk-produk sekunder yang mau dibeli itu bersifat mendesak atau tidak.
Zeva menambahkan bahwa konsumen harus "keeping mind" karena godaan untuk membeli produk itu luar biasa. Selain itu konsumen harus memiliki pencerahan terhadap isue lingkungan.
Yang lebih penting lagi konsumen harus memahami tentang manajemen rantai pasok karena produk yang akan dibeli harus diperhitungkan dulu apakah akan membawa dampak atau tidak bagi lingkungan juga manusia.
Tips-tips mengolah sampah di rumah di masa pandemi ala Zelva yaitu dengan menggunakan strategi 3 pintu : pintu depan, pintu tengah dan pintu belakang.
ADVERTISEMENT
Strategi pintu depan yaitu dengan membuat ceklist kebutuhan rumah tangga yang kosong dan berapa jumlah yang dibutuhkan. Menyiapkan tas-tas belanja dari rumah sebelum ke swalayan atau market bisa membantu seseorang untuk tidak menggunakan kantong plastik.
Strategi pintu tengah yaitu tentang waste management. Di strategi ini harus difikirkan bagaimana cara agar masyarakat bisa meminimalkan konsumsi dan produksi sampah di rumah.
Hal lain yang bisa dilakukan yaitu dengan cara upcycling. Barang-barang dirumah yang mungkin tidak terpakai lagi bisa rise to value atau diubah menjadi barang lain yang lebih bernilai. Barang yang rusak pun sebaiknya tidak langsung dibuang, sebaiknya diperbaiki dulu saja.
Sedangkan strategi pintu belakang yaitu tentang sistem pembuangan sampah. Kebanyakan orang Indonesia membuang sampah menggunakan kantong plastik bekas belanja. Sebaiknya yang dilakukan adalah dengan menggunakan kantong sampah yang berukuran besar dan mudah terurai.
ADVERTISEMENT
Strategi pintu belakang ini juga memberi wawasan kepada masyarakat agar melakukan pilah sampah dari rumah secara mandiri. Pisahkan sampah organik dengan non organik. Sesungguhnya pilah sampah dari rumah bisa membantu meringankan tugas para petugas kebersihan.