Konten dari Pengguna

Kiat Sederhana Menghalau Malas Saat WFH

Venessa Allia
Environmental Analyst in Ministry of Energy. Drive and write to relieve stress.
23 Juli 2021 14:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tulisan dari Venessa Allia tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Kerja dari rumah, produktivitas meningkat atau malah anjlok? (Sumber Foto: Nelly Antoniadou via Unsplash)
zoom-in-whitePerbesar
Kerja dari rumah, produktivitas meningkat atau malah anjlok? (Sumber Foto: Nelly Antoniadou via Unsplash)
ADVERTISEMENT
Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat alias PPKM baru saja diperpanjang. Untuk banyak orang termasuk diri saya sendiri hal ini bukan berita baik, karena harus membatasi mobilitas dan tetap bekerja dari rumah. Sisi positifnya adalah kita jadi punya lebih banyak waktu luang karena bekerja dari rumah artinya tidak perlu alokasi waktu transportasi seperti saat bekerja di kantor. Namun, waktu luang sering kali seperti dua mata pisau. Jika tidak dimanfaatkan dengan baik, kita bisa terjangkit penyakit berbahaya yaitu: bermalas-malasan.
ADVERTISEMENT
Individu yang biasa aktif di lapangan atau banyak menghabiskan waktu di kantor akan cenderung melihat rumah sebagai tempat istirahat setelah lelah beraktivitas di luar. Pola pikir ini berbahaya karena dalam situasi pandemi seperti sekarang rumah terpaksa menjadi tempat bekerja. Hal tersebut bisa jadi merupakan penyebab banyaknya orang yang mengeluh working from home (WFH) malah menurunkan produktivitas.
Belum lagi godaan bersantai dan pilihan hiburan yang bisa sangat mudah di akses di rumah. Dalam hitungan detik saja, kita bisa menonton film atau serial kesukaan lewat gawai, hanya dengan bermodal kuota internet dan biaya langganan yang terhitung sangat terjangkau bagi masyarakat middle income. Kondisi seperti ini semakin mendorong seseorang untuk bermalas-malasan, dan jika tidak ditangani dengan baik dapat mematikan potensi diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Bicara soal kemalasan, setiap orang sepertinya sudah paham bahwa kemalasan adalah musuh besar karena dapat menjadi penghambat rezeki, mengendurkan kompetensi dan pada akhirnya dapat mengurangi keberkahan hidup. Mengalahkan kemalasan sebenarnya mengalahkan diri sendiri, dan menurut saya hal itu bisa lebih sulit daripada mengalahkan kompetitor atau ratusan pribadi lain yang sudah jelas di depan mata.
Selain waktu luang yang tidak dikelola dengan baik, kondisi yang terlalu nyaman juga dapat mempengaruhi kadar kemalasan seseorang. Memang normal jika seseorang menyukai dirinya berada di comfort zone, namun masalah dapat terjadi jika kondisinya sudah terlalu nyaman. Prinsipnya sama, sesuatu yang sifatnya ‘terlalu’ akan cenderung berdampak buruk. Terlalu nyaman juga akan membuat manusia malas bergerak dan berbuat, karena sering kali energi untuk berubah dan berkarya hadir dari ketidaknyamanan.
ADVERTISEMENT
Kemalasan dapat menjadi problem bagi siapa saja dan setiap orang bisa punya solusi sendiri-sendiri untuk menyelesaikannya. Setelah 1,5 tahun menjalankan rutinitas WFH atau kerja dari rumah, saya menemukan setidaknya ada 5 cara biar nggak malas dan tetap produktif walau di rumah saja.
Kemalasan adalah musuh banyak orang. Tapi tenang, banyak cara sederhana untuk menghalaunya. (Sumber Foto: Magnet.me via Unsplash)

1. Mulailah dengan sesuatu yang mudah dan disukai

Cara ini sering saya lakukan terutama jika harus menyelesaikan sesuatu yang relatif sulit atau membutuhkan fokus tinggi. Tips ini juga saya gunakan saat beberapa tahun lalu saya harus menyelesaikan tesis. Biasanya saya mulai dengan mengerjakan sesuatu yang ringan atau saya sukai terlebih dulu selama 30 menit. Misalnya dalam konteks mengerjakan tesis, saya akan mulai dengan merapikan tabel, merapikan tata bahasa, atau pekerjaan kecil lainnya yang tidak terlalu menyita pikiran. Setelah 30 menit, fisik dan mental sudah lebih siap untuk mengerjakan hal-hal yang membutuhkan perhatian lebih dalam.
ADVERTISEMENT

2. Follow Instagram orang-orang yang produktif dan berprestasi

Siapa di sini yang tidak memiliki akun Instagram? Jika ada, maka saya ucapkan selamat karena Anda terbebas dari aktivitas scrolling Instagram yang bikin candu. Berselancar di Instagram memang menyenangkan dan efektif membunuh waktu, namun hati-hati karena dapat menurunkan level produktivitas kita.
Bagi yang sudah telanjur candu dengan Instagram, ada baiknya Anda memilah akun mana yang layak untuk ada ikuti. Ikutilah akun Instagram teman atau kenalan yang Anda ketahui berprestasi dan punya produktivitas tinggi. Melihat aktivitas mereka melalui hal-hal yang mereka unggah dapat menjadi pemicu untuk Anda lebih semangat mengerjakan sesuatu.

3. Buat jadwal

Membuat jadwal penting dilakukan untuk setiap karyawan yang bekerja di rumah atau mahasiswa yang mengerjakan skripsi. Jika tidak, kita akan mudah sekali tersesat dengan waktu. Anda bisa menggunakan fitur kalender pada ponsel, namun saya merekomendasikan Anda menulis jadwal di buku atau media lain seperti paper board sehingga lebih mudah dihapus atau disesuaikan. Aktivitas menulis menggunakan tangan akan memudahkan Anda mengingat hal-hal yang perlu Anda selesaikan.
ADVERTISEMENT
Punya jadwal kerja juga baik untuk menguraikan keruwetan pekerjaan. Hal itu akan membuat pikiran Anda lebih konsentrasi dan tidak bercabang-cabang. High productivity, less stress.
Menulis jadwal di buku bukanlah kegiatan yang usang, tapi malah dapat membantu kita menata pikiran. (Sumber Foto: Estée Janssens via Unsplash)

4. Ingat segala ajaran tentang berharganya waktu

Rasa malas sering kali hadir dari keyakinan bahwa manusia punya banyak waktu. Dari pikiran tersebut, tumbuh pilihan untuk menunda pekerjaan atau memilih lebih dulu melakukan sesuatu yang tidak penting. Padahal banyak sekali ajaran yang menjelaskan tentang betapa berharganya waktu karena sifatnya terbatas, dan kita tidak pernah tahu apa yang terjadi di masa depan. Bahkan satu detik dari detik ini pun, manusia tidak tahu apa yang bisa terjadi.
Untuk muslim, kita bisa merenungi tafsir Surat Al-Asr yang tertulis jelas di ayat pertama “Waal'ashri" yang artinya Demi Masa. Hal ini menunjukkan bahwa waktu adalah perkara yang serius, hingga bahkan Allah saja menjadikan waktu sebagai sumpah. Oleh karena itu, sudah seharusnya setiap muslim tidak layak bermain-main dengan waktu.
ADVERTISEMENT

5. Beri penghargaan untuk diri sendiri

Kita akui saja bahwa melawan rasa malas itu sulit, maka dari itu penting untuk menghargai diri sendiri setiap berhasil menaklukkan rasa malas tersebut. Bentuk penghargaannya bisa apa saja, dan tidak perlu sesuatu yang mewah. Segelas es kopi di akhir sore untuk menyegarkan pikiran setelah sukses produktif seharian misalnya. Jangan pelit menghadiahi diri sendiri ketika berhasil menyelesaikan target yang telah direncanakan.
Pada akhirnya perjuangan melawan kemalasan adalah usaha terus menerus dan butuh konsistensi. Semua yang saya tulis di atas adalah pandangan dan pengalaman saya. Jika ini berhasil untuk saya, siapa tahu berhasil juga untuk Anda.