Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Konten dari Pengguna
Anak Tengah Yang Belajar Banyak (Sendirian)
31 Desember 2023 17:46 WIB
Tulisan dari Alliza Nabila Walhuda tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Sendirian mungkin adalah kata yang tepat untuk mendeskripsikan bagaimana perasaan banyak anak tengah di dunia ini. Berperan sebagai kakak dan adik sekaligus, terkadang menjadi hal sulit tersendiri. Tuntutan untuk bisa menjadi lebih baik dari kakak, dan tuntutan untuk menjadi contoh yang baik untuk adik, sudah menjadi makanan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
Kakak sebagai si Sulung dan adik sebagai si Bungsu. Lalu anak tengah, yang kadang tidak terlihat eksistensinya.
Anak tengah bukan tokoh utama. Bahkan di dalam kehidupannya sendiri, mereka bukanlah sang tokoh utama. Terbiasa untuk mengalahkan di segala situasi, dan membawanya menjadi suatu kebiasaan yang terlalu melekat bagi diri mereka, si anak tengah.
Selalu dibilang anak yang paling susah diatur dan juga pemberontak. Padahal segala keluh kesahnya saja tidak pernah didengarkan. Bahkan terkadang hanya dianggap lelucon belaka. Namun orang-orang tetap menaruh ekspetasi bahwa anak tengah haruslah sesuai dengan apa yang mereka inginkan. Anak tengah haruslah menjadi seorang anak yang 'seimbang', seorang anak yang bisa menjadi penengah bagi kakak dan adiknya.
Anak tengah bukan prioritas. Dimata orang tua, anak tengah bisa nanti saja. Kakak dan adik yang lebih utama. Semua selalu ada untuk kakak. Semua selalu ada untuk adik. Sedangkan anak tengah, mereka terbiasa mendengar kata "Iya, nanti ya...".
ADVERTISEMENT
Namun anak tengah tidak boleh kecewa. Yang boleh kecewa hanyalah orang tua kepada anaknya.
Kakak pernah sendiri sebagai anak tunggal, sebelum akhirnya selalu diprioritaskan karena telah menjadi yang pertama. Lalu adik menghabiskan seluruh waktunya untuk jadi yang paling muda dan selalu diprioritaskan karena, ya, merekalah yang paling muda dan selalu dianggap kecil. Tapi anak tengah, mereka hanyalah anak tengah.
Anak tengah tidak punya cukup waktu untuk menjadi yang paling muda di dalam keluarga. Pun anak tengah tidak punya waktu yang nyata untuk menjadi sosok kakak yang sebenarnya untuk Si Bungsu. Segala apresiasi karena telah menjadi kakak yang baik selalu ditujukan untuk anak pertama. Karena di beberapa mata, anak kedua hanyalah tokoh figuran saja.
ADVERTISEMENT
Tapi seiring dengan berjalannya waktu, anak tengah selalu paham akan sesuatu. Tentang alasan dibalik banyak hal yang mereka terima, tentang alasan dibalik kakak yang selalu dapat segalanya, dan tentang alasan dibalik adik yang selalu diberi kebebasan dalam banyak hal.
Anak tengah, selalu berada di tengah-tengah. Dan berada di posisi itu, membuat anak tengah banyak belajar, sendirian.