Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.101.0
Konten dari Pengguna
Jejak Terakhir Pemudik di Pusat Perbelanjaan: Kenangan Sebelum Kembali ke Kota
7 April 2025 8:19 WIB
·
waktu baca 4 menitTulisan dari Allysa Rafa Ariefathi tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
ADVERTISEMENT
Hari-hari pasca-Lebaran di kota Purwokerto terasa lebih hidup dibanding hari biasanya. Bukan karena perayaan yang masih berlangsung, tapi karena langkah-langkah terakhir para pemudik yang berdesakan di pusat-pusat perbelanjaan sebelum kembali ke rutinitas di perantauan.
ADVERTISEMENT
Deretan kendaraan dengan pelat luar daerah memadati area parkir mal dan pasar oleh-oleh. Anak-anak berlarian di antara troli belanja yang penuh sesak. Lorong-lorong swalayan menggema suara roda koper dan keranjang dorong yang saling beradu.
Mereka tak lagi mencari baju baru atau perlengkapan Lebaran. Namun, mereka mencari barang-barang sederhana yang bisa dibawa kembali ke kota untuk mengobati rindu akan kampung halaman. Belanja tak lagi sekadar kebutuhan, melainkan bagian dari kebiasaan perpisahan yang lembut dan diam-diam.
Di lantai atas mal, suara keceriaan memuncak di sekitar arena permainan Happy Time. Mesin-mesin berwarna cerah menderu, mengeluarkan lampu berkedip dan nada-nada yang memikat telinga anak-anak. Happy Time hari itu benar-benar memenuhi namanya menjadi waktu bahagia yang akan terus mereka kenang.
ADVERTISEMENT
Seorang anak laki-laki mengenakan kaos hitam tampak sangat antusias bermain permainan motorbike racing. Seluruh tubuhnya ikut naik, disusul kaki lainnya yang perlahan-lahan ikut terangkat, hingga akhirnya seluruh tubuh kecil itu duduk tegak di atas motor dan dua kakinya menggantung di udara, tidak menyentuh lantai. Di sisi lain, sang ayah berdiri di sampingnya memberikan semangat. Bagi keluarga-keluarga pemudik ini, Happy Time adalah tempat menanam memori dalam bentuk tawa dan hadiah-hadiah sederhana yang kelak akan dibawa dalam tas punggung kembali ke kota. Di luar arena, beberapa anak tertidur dalam gendongan, kelelahan setelah bermain habis-habisan. Tapi bahkan dalam tidur mereka, senyum kecil masih tersisa di sudut bibir pertanda kebahagiaan yang utuh.
Dalam satu sore yang perlahan menuju senja, potongan-potongan waktu seperti ini menjelma abadi di balik layar kamera ponsel. Di depan gerai mainan, seorang ibu mengatur posisi anak-anaknya agar pas dengan latar robot Transformer. Mereka tertawa, memperbaiki rambut, lalu mengabadikan momen. Di bangku-bangku istirahat, pasangan muda duduk berdempetan sambil membuka kantong belanja yang penuh oleh cinderamata kecil.
ADVERTISEMENT
Mata-mata orang tua hari itu tidak hanya melihat layar ponsel, tetapi juga mencuri pandang ke wajah anak mereka yang berharap dapat merekam dalam sorot mata bahagia yang sebentar lagi akan ditinggal kerja dan sekolah. Tak sedikit pula yang diam sejenak memandang ke sekeliling seolah hendak menyimpan suasana ini di kepala kondisi keramaian yang akrab, suara-suara yang tidak asing, dan kehangatan yang tak selalu mereka temui di kota.
Di luar gedung, suasana tak kalah sibuk. Area parkir mal yang luas kini penuh sesak. Setiap jengkal ruang telah diisi oleh mobil keluarga dan motor. Petugas parkir berjalan cepat, meniup peluit sambil memberi instruksi pada pengendara yang terlihat kebingungan mencari celah. Beberapa mobil bahkan mulai di parkir di bahu jalan, nyaris menempel pagar. Barisan motor pun menjalar hingga ke tepi pintu masuk swalayan.
ADVERTISEMENT
Suasana ini menggambarkan satu hal bahwa pusat perbelanjaan bukan lagi tempat singgah, tapi menjadi titik akhir dari liburan. Di balik kaca-kaca mobil, ada keluarga yang masih membereskan belanjaan, mengganti baju anak, atau menyuapkan makanan kecil sebagai bekal. Mobil-mobil ini bukan hanya kendaraan, tapi juga ruang kenangan yang akan membawa sisa libur pulang ke perantauan.
Mereka tahu begitu keluar dari gerbang parkiran akan ada jalan panjang yang menanti. Tapi setidaknya, sebelum menempuhnya mereka sudah sempat menyusun tawa, memeluk anak-anak, dan menukar tiket Happy Time dengan kebahagiaan kecil yang dibungkus rapi.
Ketika pusat perbelanjaan mulai lengang dan tawa anak-anak telah hilang berganti deru mesin kendaraan, yang tersisa hanyalah kenangan. Namun, bagi para pemudik itu adalah sebuah kenangan yang penting. Tawa anak mereka hari ini akan menjadi penguat esok ketika jam kerja terasa berat. Foto-foto yang disimpan di ponsel akan dibuka ulang di kamar kos atau mess kantor. Dan suara "Ayo main lagi, Yah!" akan terus terngiang di antara dering telepon dan deadline.
ADVERTISEMENT
Pulang bukan sekadar kembali, tapi juga menata ulang kekuatan. Di balik lelah perjalanan, ada cinta yang disusun dalam bentuk waktu bersama. Mal mungkin akan tutup malam ini, tetapi cerita yang dibangun di dalamnya akan tetap menyala di dalam hati mereka yang pergi, dan mereka yang ditinggal.